Pendidikan

Atasi Dampak Covid-19, Unika Atma Jaya Jakarta Bantu Kurangi Beban Finansial Mahasiswa, Ini Skemanya

Unika Atma Jaya Jakarta mengeluarkan kebijakan keringanan biaya kegiatan perkuliahan kepada para mahasiswanya terkait wabah covid-19.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Fred Mahatma TIS
Dok. Unika Atma Jaya
Rektor Unika Atma Jaya Jakarta Dr A Prasetyantoko. Terkait dengan wabah covid-19 yang melanda Tanah Air, Unika Atma Jaya memberikan bantuan keringanan finansial bagi seluruh mahasiswa. 

 "Berbagai terobosan keuangan ini setara dengan biaya administrasi umum, listrik, dan air di universitas dalam setahun..."

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masa depan pendidikan di Tanah Air terancam oleh wabah virus corona (Covid-19).

Pandemi covid-19 tidak hanya membuat aktivitas belajar terpaksa dilakukan dari rumah dengan metode daring, tetapi juga mengancam kondisi finansial orangtua para siswa dan mahasiswa.

Apalagi saat ini banyak orang yang mengalami kesulitan secara keuangan, bahkan mengalami PHK atau usaha yang bangkrut.

Kondisi  ini tentu akan berpengaruh terhadap penerimaan mahasiswa baru tahun ini.

Sebanyak 694 Mahasiswa Baru Universitas Indonesia Ajukan Bantuan Biaya Pendidikan, Dampak Covid-19

8 Poin Ini Harus Diperhatikan Calon Mahasiswa Baru saat Mendaftar UTBK SBMPTN mulai 2 Juni 2020

“Tidak dapat dipungkiri, penerimaan mahasiswa baru tahun ini merupakan tantangan buat kami, dan kami yakin semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta menghadapi hal yang sama," ujar Rektor Unika Atma Jaya Jakarta Dr A Prasetyantoko dalam keterangan resminya kepada Wartakotalive.com, Jumat (29/5/2020). 

Sebagai lembaga pendidikan tinggi, lanjut Prasetyantoko, kami tetap berupaya membantu peserta didik kami jangan sampai tidak menyelesaikan pendidikan mereka, atau lulusan SLTA jangan sampai menunda perkuliahan mereka.

Link Pendaftaran UTBK-SBMPTN portal.ltmpt.ac.id Mulai Buka 2 Juni 2020, Calon Mahasiswa Wajib Tahu

UTBK-SBMPTN 2020 Dimulai 2 Juni, yang Tertarik ke IPB Ini 20 Jurusan Paling Diminati

Bantuan finansial

Untuk mengatasi beban finansial para mahasiswa, Unika Atma Jaya meluncurkan serangkaian kebijakan terkait bantuan keuangan.

Pertama, cicilan biaya semester ganjil  2020/2021 yang diperpanjang hingga Desember 2020.

Kedua, bantuan pengurangan Rp 500.000 untuk seluruh mahasiswa, bantuan ini total senilai Rp 5,1 M.

Ketiga, program Beasiswa bagi mahasiswa terdampak dan beasiswa regular yang angkanya total senilai 16 M.

Keempat, bantuan pulsa data bagi mahasiswa yang terdampak sebesar Rp 150.000.

Ketiga, pengembalian biaya wisuda bagi mahasiswa yang telah selesai dan mendaftar untuk periode semester genap 2019/2020 ini.

"Berbagai terobosan keuangan ini setara dengan biaya administrasi umum, listrik, dan air di universitas dalam setahun," jelas Prasetyantoko. 

Semangat kepedulian

Dia melanjutkan, dalam kondisi seperti ini, universitas berpihak kepada mahasiswa paling terdampak untuk tetap mengijinkan mahasiswa berkuliah walaupun masih memiliki kendala belum menyelesaikan biaya kuliah tepat waktu.

“Kami juga melibatkan sivitas akademika dan alumni untuk turut serta berbela rasa melakukan kontribusi untuk selanjutnya disalurkan sebagai beasiswa bagi mahasiswa terdampak pandemi ini," imbuhnya.

Lebih lanjut dipaparkan Prasetyantoko, kata kunci keterlibatan ini utamanya adalah menumbuhkan solidaritas dan menjaga semangat pendidikan tinggi.

"Kebijakan bantuan keuangan yang kami lakukan juga bagian dari semangat kepedulian, ini bukan pengorbanan tapi bentuk ikhtiar agar operasional pendidikan tinggi tetap berjalan.  Karena anak-anak kami harus tetap meneruskan cita-citanya, " paparnya.

Kolaborasi

Dalam masa yang sulit ini, Unika Atma Jaya bertekad mengedepankan semangat tetap belajar di perguruan tinggi dan mengingatkan kembali perlunya peran serta kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi.

Dalam rapat dengar pendapat pada April lalu dengan Komisi X DPR RI, Unika Atma Jaya menyebutkan tiga usulan pokok yaitu mendorong perusahaan telekomunikasi untuk memberi layanan khusus kepada perguruan tinggi.

Lalu mendukung pemerintah menaikkan dana riset kesehatan, serta mendorong Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) untuk melakukan program corporate social responsibility (CSR) bersama.

“Bila kita saling berkolaborasi, berbagi kepedulian, maka cita-cita mahasiswa untuk tetap kuliah tak terhambat masa pandemi ini tentu akan terdukung. Pada akhirnya SDM unggul yang dicita-citakan negara ini tidak akan tertunda," ujar Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Agustinus Prajaka Wahyu Baskara.

Hal ini sejalan dengan upaya Unika Atma Jaya untuk berkolaborasi secara internal dan eksternal melalui program kepedulian beasiswa bagi mahasiswa terdampak.

Dua hal utama sarana berkolaborasi dalam beasiswa ini adalah beasiswa Rp 10.000 sebagai donasi bersama dan beasiswa nilai tertentu yang berupa kelipatan satu juta rupiah untuk DUDI atau para pihak yang peduli mahasiswa kita.

"Dengan dua cara yang utama ini, kami bersolidaritas bagi mahasiswa terdampak pandemi COVID-19, " jelas Agustinus.

Unika Atma Jaya juga bekerja sama dengan benikbaik.com untuk menggalang dana bagi siswa agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi atau pun mahasiswa aktif yang kuliah di Unika Atma Jaya dan tidak mampu secara finansial karena terdampak pandemi ini.

" Harapannya kerja sama ini dapat membantu minimal 10 calon mahasiswa baru atau mahasiswa aktif, " tuturnya.

Blended learning

Sementara terkait wacana diberlakukannya kebiasaan baru (New Normal) di perguruan tinggi, Unika Atma Jaya telah menyiapkan kebijakan blended learning. 

Metode blended learning menggantikan perkuliahan tatap muka sebanyak lima puluh persen melalui metode daring.

Metode tatap muka diutamakan untuk perkuliahan yang membutuhkan praktik lapangan atau interaksi kelompok. 

Selain itu Unika Atma Jaya juga telah memiliki AtmaZeds yang berisi sekitar 160 mata kuliah dalam format massive open online course (MOOC) yang dapat diakses oleh umum dan mahasiswa lain dan sudah dalam aplikasi yang mobile friendly.

Sebagai validasi pada bulan Mei 2020 ini Unika Atma Jaya meraih penghargaan bintang lima untuk kategori online learning, penghargaan tertinggi dari lembaga pemeringkatan dunia berbasis di London, QS Stars.

Wisuda dan seminar daring

Selain kebijakan blended learning, universitas juga tengah mengkaji pelaksanaan program yang tidak melibatkan kerumunan.

Wisuda daring dan seminar daring adalah dua diantaranya.  

Agustinus Prajaka menerangkan bahwa yang menjadi tantangan adalah SOP pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan yang harus beradaptasi karena pandemi ini. 

Selain pelaksanaan SOP standar seperti cuci tangan, masker, pengukuran suhu, dan penyemprotan disinfektan, dinamika kegiatan mahasiswa juga mengalami adaptasi.

"Kami mendukung kreativitas mahasiswa untuk tetap berkegiatan dengan kebiasaan baru, the new normal. Selain itu kami juga terus melakukan komunikasi intensif dengan dunia industri untuk bersama bergandengan tangan menghadapi bersama pandemi ini," tutur Agustinus. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved