Hari Lahir Pancasila
Asal Mula Pancasila, Mulai dari Perumusan Hingga Sempat Diprotes Perwakilan Soal Sila Pertama
Pancasila disahkan sebagai dasar negara kita. Butuh proses yang panjang, untuk bisa sampai kesana. Disamping juga menegangkan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Setiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesa merayakan hari lahirnya Pancasila.
Mengapa setiap 1 Juni harus kita rayakan Hari Pancasila? Simak penjelasannya berikut ini.
Pancasila disahkan sebagai dasar negara kita. Butuh proses yang panjang, untuk bisa sampai kesana. Disamping juga menegangkan.
Tak berlebihan, jika proses pembuatan ideologi negara ini kemudian menjadi salah satu sejarah terpenting bagi Indonesia.
• Perhimpunan Indonesia Tionghoa Gandeng Pemuda Pancasila Serahkan Bantuan Covid-19
Asal mula nama Pancasila sendiri diambil dari bahasa Sanskerta, terdiri dari dua kata, yakni panca yang berarti lima dan sila yang berarti prinsip atau asas.
Dengan kata lain, Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia..
Ada lima sendi utama yang menyusun Pancasila, termasuk Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
• Ekonomi Pancasila Jadi Cara Orde Baru Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Dan kesemua ini tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Setelah sempat mengalami perubahan pada kandungan dan urutan lima sila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan, Pancasila akhirnya menjadi Pancasila seperti yang kita kenal sekarang pada 1 Juni 1945, yang lalu dikenal sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Sejarah Perumusan dan Lahirnya Pancasila
Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7 September 1944.
Pemerintah Jepang lalu mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945 (2605, tahun Showa 20) dengan tujuan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan tata pemerintahan Indonesia Merdeka.

BPUPKI diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat.
Dalam pidato pembukaannya kala itu, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang – terdiri dari 74 orang (67 orang Indonesia, 7 orang Jepang).
“Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?,” tanyanya.