Larangan Mudik
Nekat Keluar Jakarta, Dua Bus Pakai Stiker dan Barcode Palsu Dirazia di Tol Jakarta-Cikampek
Dua bus mudik ilegal diamankan Ditlantas Polda Metro Jaya dan Kementerian Perhubungan, Rabu (20/5/2020) malam.
Penulis: Desy Selviany |
WARTAKOTALIVE.COM, CENGKARENG - Dua bus mudik ilegal diamankan Ditlantas Polda Metro Jaya dan Kementerian Perhubungan, Rabu (20/5/2020) malam.
Untuk mengelabui petugas di check point, stiker dan barcode palsu ditempel di bus tersebut.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI, Ahmad Yani mengatakan, hal itu diketahui dari dua bus yang diamankan saat razia Rabu (20/5/2020) malam di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Satu bus dari Jakarta menuju Jepara diketahui menggunakan stiker Kemenhub dengan tulisan bebas covid. Sedangkan satu bus lainnya menggunakan sistem barcode.
• Nekat Mudik Ilegal, Para Pemudik Rela Keluarkan Ongkos 4 Kali Lipat dari Harga Normal
• Selama Larangan Mudik, Sebanyak 337 Travel Gelap Diamankan Ditlantas Polda Metro Jaya
“Mereka di pastikan palsu, karena pada dasarnya kami tidak menggunakan stiker semacam ini,” kata Ahmad Yani di Satpas SIM Daan Mogot, Jakarta Barat, Kamis (21/5/2020).
Ahmad Yani menjelaskan, hanya 200 bus dari 60 perusahaan otobus yang diizinkan beroperasi keluar masuk Jakarta melalui Terminal Pulogebang, Jakarta Timur.
Ke-200 kendaraan itu memang ditempel stiker oleh Kementerian Perhubungan RI.
Pemberian stiker tersebut lantaran 200 bus dipastikan sudah memenuhi protokol kesehatan Covid-19 seperti surat bebas Covid-19 dan surat tugas beroperasi.
• Lagi, 95 Travel Gelap Disita Ditlantas Polda Metro Jaya, Ada 719 Calon Pemudik Berhasil Dicegah
• Rahmat Effendi : ASN Bekasi Dilarang Cuti dan Mudik Lebaran, Langgar Aturan Bisa Dipecat
"Kalau enggak ada itu, pihak di Terminal Pulogebang enggak bisa kasih tiket," kata Ahmad Yani.
Dia mengimbau, PO Bus yang belum memiliki surat bebas virus corona atau Covid-19 dan surat tugas tidak beroperasi dulu sampai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berakhir.
"Tunggu Lebaran selesai, tunggu PSBB selesai. Karena lebih baik mencegah daripada nanti hasil penderita Covid-19 membeludak," ucap Ahmad Yani.