Virus Corona Jabodetabek
Pria Asal Padang Tewas Gantung Diri, Stres Usaha Konveksi Saudaranya Ditutup Dampak Pandemi Covid-19
Mayat membusuk di Jalan Taman Asri RT 06 RW 08, Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang merupakan korban gantung diri.
WARTAKOTALIVE.COM, CILEDUG - Masyarakat digegerkan adanya bau busuk mayat di Jalan Taman Asri RT 06 RW 08, Kelurahan Cipadu, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
Diketahui, mayat membusuk di Taman Asri tersebut merupakan warga asal Padang, Sumatera Barat yang tewas gantung diri.
Setelah diperiksa, warga asal Padang tewas gantung diri di Taman Asri tersebut bernama Kili Permadi (20).
Menurut Kasubag Humas Polrestro Tangerang, Kompol Abdul Rachim, kejadian berawal saat korban dari Padang datang ke Jakarta.
• Pulang dari Pasar Sang Istri Histeris Temukan Suaminya yang Baru Saja Kena PHK, Tewas Gantung Diri
• Istri Shock Dapati Suami Gantung Diri saat Ditinggal ke Pasar, Sebelumnya Sempat Mogok Makan
• Geger Pria Tewas Gantung Diri di Rumahnya, Diduga Korban PHK di Masa Pandemi Corona
Korban ke Tangerang untuk bekerja di konveksi milik saudaranya daerah Cipadu.
"Kemudian karena konveksi tidak berjalan akibat situasi pandemi, akhirnya kontrakan untuk menjahit tidak beroperasi dan sepi," ujar Rachim kepada Warta Kota, Minggu (17/5/2020).
Lalu pada Sabtu (16/5/2020) kemarin sehabis shalat terawih warga mencium bau anyir dari dalam kontrakan tersebut. Kemudian warga memberitahukan kepada Ketua RT setempat.
"Pemilik kontrakan pun mencoba membuka pintu itu bersama warga lainnya," ucapnya.
"Selanjutnya setelah dibuka terlihat korban tergantung di atas plafon menggunakan kabel yang terikat lehernya," kata Rachim.
Rachim menyebut diperkirakan korban meninggal sudah lebih dari seminggu. Warga pun segera melaporkan kejadian ini ke Polsek Ciledug.
"Pada diri korban setelah dilakukan identifikasi sementara, mayat sudah membusuk. Dan terlihat belum ditemukan adanya tanda - tanda aniaya," ungkapnya.
Pria Tewas Gantung Diri di Rumahnya, Diduga Korban PHK di Masa Pandemi Corona
Imbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali menelan korban jiwa.
Kali ini seorang buruh berinisial AB (30) nekat bunuh diri dengan cara gantung diri.
Insiden tersebut berlangsung di kediaman korban, Kampung Santri RT 17 RW 04 Desa Kemiri, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Minggu (4/5/2020).

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kapolsek Mauk, AKP Kresna Ajie yang menangani kasus ini.
"Awalnya adik iparnya mendengar suara sobekan dari arah kamar korban," ujar Kresna kepada Warta Kota, Senin (4/5/2020).
Terdengar pula suara gesekan jendela. Saat itu juga istri korban tidak ada di rumah.
"Istrinya lagi ke pasar," ucapnya.
Ketika sang istri pulang ke rumah, dirinya terkejut bukan kepalang.
Istri korban melihat suami yang dicintainya itu dalam posisi leher tergantung dengan sehelai kain.
"Kemudian istrinya langsung memanggil sanak saudaranya di dekat rumah sama Pak RT setempat," kata Kresna.
Polisi yang mendapatkan laporan ini segera mendatangi lokasi. Olah tempat kejadian perkara pun digelar.
Saat disinggung mengenai motif kasus tersebut, Kresna pun belum bisa memberi penjelasan.
"Belum bisa dimintai informasi, karena istrinya masih shock," ungkapnya.
Data yang dihimpun korban baru saja diberhentikan dari tempat kerjanya.
Dan saat ini sedang terhimpit masalah ekonomi.
"Keluarga lainnya sudah dimintai keterangan. Namun penjelasannya tidak tahu menahu terkait permasalahan yang dihadapi," papar Kresna.
Buruh Bunuh Diri
Sebelumnya, Hartono seorang buruh di Tangerang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Masalah bertubi - tubi menimpa warga asal Kampung Ceplak RT 01 / RW 01 Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang.
Husen yang merupakan adik korban menceritakan sebelum meninggal, Hartono sempat mencurahkan hatinya kepadanya.
Korban ditemukan tewas di kamarnya dalam kondisi urat nadi pergelangan tangan kirinya teriris.
"Dia (Hartono) bercerita mengeluh banyak hutang," ujar Husen saat diinterogasi jajaran Polsek Balaraja, Jumat (1/5/2020).
Terlebih saat ini kondisi istrinya sedang terbaring sakit. Korban pun memerlukan uang cukup dalam kesehariannya itu.
"Istrinya sedang dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan," ucap Husen.
Kapolsek Balaraja, Kompol Feby Heryanto mengungkapkan mengenai motif dalam kasus ini.
Dirinya menyatakan bahwa korban nekat bunuh diri lantaran tuntutan ekonomi.
"Korban diduga bunuh diri akibat faktor kebutuhan ekonomi. Ditambah yang bersangkutan terkena PHK massal di tempat dia bekerja," kata Feby kepada Warta Kota.
Diduga karena Kena PHK Akibat Pandemi Covid-19, Mantan Kurir Ekspedisi Gantung Diri di Kontrakan
Kena pemutusan hubungan kerja (PHK) karena pandemi Covid-19, JT (27) nekat mengakhiri hidupnya pada Selasa (21/4/2020) pagi.
Korban memutuskan gantung diri di pintu kamar rumah kontrakannya di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat.
IC (26), adik korban yang pertama kali menemukan jasad kakaknya tergantung di belakang pintu, menceritakan gelagat aneh JT sebelum gantung diri.
Selama sebulan terakhir, kata IC, kakaknya selalu terlihat murung.
"Kakak saya memang baru dipecat di perusahaannya karena dampak wabah Virus Corona," jelas adik korban saat ditemui di Polsek Kembangan, Selasa (21/4/2020).
Sejak itu, JT yang merupakan karyawan di sebuah perusahaan ekspedisi, tampak selalu terlihat murung.
Padahal, kata IC, ibunya sudah kerap mengingatkan JT agar tidak bersedih dengan statusnya yang tidak bekerja.
"Ibu saya kan kerja juga. Katanya tidak masalah kalau kakak saya menganggur sementara ini."
"Nanti juga dapat pekerjaan baru," tutur IC.
Padahal, lanjut IC, ketika masih bekerja, JT merupakan sosok pria normal pada umumnya.
Sehari-hari korban menghabiskan waktu di tempat kerjanya, dan istirahat di kamar indekosnya seusai bekerja sebagai kurir pengantar barang.
Namun, adik korban mengakui kakaknya merupakan sosok pria yang tertutup.
"Kalau dari sisi saya, saya hanya tahu soal PHK itu saja."
"Kakak saya tidak pernah cerita lagi di luar itu seperti hubungan asmara dan sebagainya," ujarnya.
Sementara, Kanit Reskrim Polsek Kembangan mengatakan, sampai saat ini pemeriksaan terhadap keluarga korban masih berlangsung.
Jenazah JT juga masih berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diperiksa lebih lanjut.
"Jadi sementara ini diduga kuat korban bunuh diri," jelas Niko.
Sebelumnya, seorang pemuda di Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat berinisial JT (27), mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Selasa (21/4/2020).
Korban ditemukan ibunya dalam keadaan tergantung di kamar kontrakannya, Selasa pukul 09.50 WIB.
"Diduga korban gantung diri pakai kaus di kamar kontrakannya."
"Saat itu korban ditemukan sendiri oleh ibunya," kata Kanit Reskrim Polsek Kembangan AKP Niko Purba saat dihubungi, Selasa (21/4/2020).
Niko mengungkapkan, korban memang tinggal satu kontrakan dengan ibunya di Jalan Semangka, Serengseng, Jakarta Barat.
Korban tinggal di bawah, sedangkan ibunya tinggal di atas kontrakan korban.
Menurut keterangan saksi, yakni adik korban, JT sudah menunjukkan gelagat aneh seminggu terakhir.
Sehingga, diduga korban mengalami depresi sampai akhirnya memutuskan gantung diri.
"Hasil pemeriksaan kami tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban."
"Jadi diduga ini murni bunuh diri," ungkap Niko.
Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diperiksa lebih lanjut.
Garis polisi juga sudah dipasang di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) JT bunuh diri. (*)
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat.