Bulan Suci Ramadan

Harga Daging Sapi Naik Rp 10 Ribu, Ini Curhat dan Harapan Pedagang Daging Sapi di Pasar Tomang Barat

Pedagang daging di Pasar Tomang Barat, Juhdi (28) mengaku sejak awal Bulan Suci Ramadan pembeli daging sedikit.

Penulis: Desy Selviany | Editor: PanjiBaskhara
Warta Kota/Desy Selviany
Pedagang daging sapi di Pasar Tomang Barat, Jakarta Barat Juhdi (28) 

WARTAKOTALIVE.COM, GROGOL PETAMBURAN - Seorang pedagang daging sapi di Pasar Tomang Barat, Juhdi (28), tak berharap banyak dengan penjualan daging sapi jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Pasalnya, sejak awal Bulan Suci Ramadan, penjualan daging sapi sudah menurun drastis.

Juhdi mengaku, sejak awal Bulan Suci Ramadan, harga daging sapi mengalami kenaikan.

Diketahui, harga daging sapi naik Rp 10 ribu.

VIDEO: Pedagang Daging Sapi di Senen Curhat Pembeli Sedikit Jelang Idul Fitri

VIDEO: Lebaran Sebentar Lagi, Pedagang Daging Sapi Mengaku Sepi Pembeli

INI Dia Tampang Penjual Daging Sapi Dioplos Babi di Kota Tangerang, Mengaku Baru Dua Bulan Beraksi

"Harga normal Rp120 ribu. Namun awal Ramadan jadi Rp130 ribu," kata Juhdi ditemui Wartakotalive.com Minggu (17/5/2020) siang di Tomang, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Kemungkinan menurut Juhdi, harga daging kembali naik Rp20 ribu jelang H-2 Ramadan.

Sehingga harganya dapat mencapai Rp150 ribu.

Namun demikian, ia berharap kenaikan harga daging jelang perayaan Idul Fitri nanti tidak parah.

Hal itu lantaran pembeli yang semakin menurun sejak Pandemi Covid-19.

Juhdi khawatir, kenaikan harga daging membuat pembeli lebih enggan membeli daging sapi untuk hari raya nanti.

"Karena sejak Pandemi Covid-19 saja pembelian sudah turun drastis. Biasanya saya jual 10 Kg (kilogram), kali ini hanya 5 Kg. Padahal sudah masuk bulan Ramadan," jelas Juhdi.

Namun untuk stok daging lokal dipastikan cukup.

Saat ini daging impor yang tengah mengalami kelangkaan sehingga membuat harganya melambung.

"Sekarang daging impor bisa lebih dari Rp100 ribu. Padahal sebelumnya tidak sampai segitu," paparnya.

Pedagang Daging Sapi di Senen Curhat Pembeli Sedikit Jelang Idul Fitri

Suasana pedagang daging di pasar Senin Jakarta Pusat, Minggu ( 17 /5/2020).

Pedagang mengaku pembeli daging sepi menjelang hari Raya Idul Fitri.

Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang membongkar praktik curang yang dilakukan oleh pedagang daging sapi di pasar.

Pedagang tersebut mencampurkan barang dagangannya dengan daging babi.

Kepala DKP Kota Tangerang Abduh Surahman menjelaskan, pihaknya telah melaporkan hal ini kepada polisi.

Jajaran Polrestro Tangerang pun sudah mengamankan yang bersangkutan.

"Pelaku berinisial AHM," ujar Abduh kepada Wartakotalive, Minggu (17/5/2020).

AHM langsung digiring ke Mapolrestro Tangerang guna proses penyelidikan lebih lanjut.

Dia yang mengenakan pakaian berwarna hitam bergradasi putih merah dibalut celana jin tampak tertunduk.

Tersangka dihadapkan dengan sejumlah barang bukti, seperti daging sapi dan daging babi berikut timbangannya.

Sekitar 100 kilogram daging yang disita petugas dari tangan AHM ini.

Terdiri dari 36,6 kg daging babi dan 65,3 daging sapi.

"Pengakuannya dia (AHM) baru berjualan di Pasar Bengkok," ucap Abduh.

Abduh menerangkan, pihaknya telah melakukan operasi besar menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Operasi digelar di Pasar Bengkok, Pasar Anyar dan Pasar Malabar.

"Pelaku berasal bukan dari Tangerang, tapi ngakunya dari Pandeglang," kata Abduh.

Nekat Oplos

Pria berinisial AHM tak berkutik saat diamankan jajaran Polrestro Tangerang pada akhir pekan ini.

Polisi mengamankan AHM karena yang bersangkutan menjual daging sapi dicampur daging babi di Pasar Bengkok, Kota Tangerang.

Ia mengaku belum lama melakukan aksinya itu.

Yakni, selama Virus Corona atau Covid-19 mewabah di Tanah Air.

"Baru dua bulan ini melakukan oplos daging babi itu," ujar AHM, Minggu (17/5/2020).

Dirinya mengaku berasal dari Pandeglang.

Namun, sudah lama merantau berjualan daging di Kota Tangerang.

"Saya ngontrak di Cipondoh, kalau jualan sudah lebih dari satu tahun," ucapnya.

Pelaku pun mengungkap sejumlah para pelanggannya.

Pelanggan itu telah tertipu mentah-mentah oleh tersangka.

"Pelanggannya rata-rata tukang bakso," ucap AHM.

Diduga yang bersangkutan melakukan aksinya ini karena motif ekonomi.

Tersangka ingin meraup untung di tengah pandemi saat ini.

"Biasanya daging sapi dijual di pasaran seharga Rp 115.000."

"Untuk lebih lanjutnya masih dalam pemeriksaan polisi," ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang Agus Surahman kepada Wartakotalive, Minggu (17/5/2020).

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang melakukan operasi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Operasi ini dilakukan di sejumlah pasar besar, seperti Pasar Bengkok, Pasar Anyar dan Pasar Malabar.

Hasilnya petugas menemukan pedagang daging sapi yang mencampur barang dagangannya dengan daging babi.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala DKP Kota Tangerang Abduh Surahman.

Ia menjelaskan setelah mengungkapkan kasus ini sempat terjadi kepanikan di tengah masyarakat.

"Terutama para pedagang daging sapi lainnya yang menjadi geger adanya peristiwa ini."

"Mereka terkena imbas," ujar Abduh kepada Wartakotalive, Minggu (17/5/2020).

Abduh menyatakan hanya satu pedagang yang menjual campuran daging babi ini.

Dia menjualnya di Pasar Bengkok.

"Awalnya memang sulit dibedakan."

"Dari bentuknya hingga aromanya daging sapi dan daging babi ini," ucapnya.

Menurut Abduh, tersangka telah mengoplosnya dengan bahan lain.

Sehingga, daging babi yang dijualnya itu menyerupai daging sapi.

"Pelaku mencampurnya dengan borak dan pewarna lainnya."

"Makanya kami melakukan uji sample sampai dua kali.

"Dan hasilnya positif," cetus Abduh.

Para Pedagang Pasar Heboh Usai Petugas Temukan Daging Sapi Dicampur Daging Babi di Salah Satu Lapak

Para pedagang di Pasar Bangkok, Kota Tangerang, heboh usai petugas menemukan campuran daging babi pada daging sapi yang dijual seorang pedagang di sana.

Mereka berkerumun di tepi jalan, menyaksikan proses pemeriksaan itu.

Temuan itu pun menjadi bahan gunjingan para pedagang.

Mereka tak menyangka dan menyayangkan adanya pedagang di pasar itu yang kedapatan menjual campuran daging sapi dan babi.

Meski demikian, mereka mengaku belum tahu kronologi sebenarnya pengungkapan itu.

Diberitakan sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang melakukan operasi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Operasi ini dilakukan di sejumlah pasar besar.

Seperti Pasar Bengkok, Pasar Anyar dan Pasar Malabar.

Hasilnya petugas menemukan pedagang daging sapi yang mencampur barang dagangannya dengan daging babi.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Kepala DKP Kota Tangerang, Abduh Surahman.

Ia menjelaskan setelah mengungkapkan kasus ini sempat terjadi kepanikan di tengah masyarakat.

"Terutama para pedagang daging sapi lainnya yang menjadi geger adanya peristiwa ini. Mereka terkena imbas," ujar Abduh kepada Warta Kota, Minggu (17/5/2020).

Abduh menyatakan hanya satu pedagang yang menjual campuran daging babi ini.

Dia menjualnya di Pasar Bengkok.

"Awalnya memang sulit dibedakan. Dari bentuknya hingga aromanya daging sapi dan daging babi ini," ucapnya.

Menurut Abduh, pelaku telah mengoplosnya dengan bahan-bahan lainnya.

Sehingga daging babi yang dijualnya itu menyerupai daging sapi.

"Pelaku mencampurnya dengan borak dan pewarna lainnya. Makanya kami melakukan uji sample sampai dua kali. Dan hasilnya positif," kata Abduh.

Cara bedakan daging sapi dan babi

 Sebanyak 63 ton daging babi selama setahun ini telah beredar di masyarakat.

Daging babi dijual dengan menipu pembelinya bahwa daging tersebut daging sapi.

Kasus itu terungkap di kawasan Bandung.

Sebanyak 4 pelaku yang menjual daging babi itu pun telah ditangkap polisi.

Namun, kini masyarakat resah.

Pasalnya, ditakutkan dengan masih beredarnya daging babi yang menyerupai daging sapi.

Sebagai informasi, daging babi di pasaran harganya berkisar Rp 70.000 sampai Rp 80.000 per kg.

Sementara harga daging sapi telah mencapai lebih dari Rp 100.000 per kg.

Lalu bagaimana cara masyarakat agar tidak salah membeli daging sapi?

Dilansir dari agroindustri.id. melalui TribunSurya, begini cara membedakan daging sapi dan daging babi:

1. Warna daging

Daging babi memiliki warna lebih pucat, sedangkan daging sapi cenderung kemerahan.

Jika dilihat secara detail, daging babi akan sangat mirip dengan daging ayam.

2. Serat daging

Daging sapi memiliki serat daging yang sangat terlihat jelas. Seratnya terlihat sangat padat dan garis-garis pada dagingnya juga tampak sangat jelas.

Sedang daging babi terlihat samar-samar dan renggang.

3. Lemak

Daging babi memiliki kandungan lemak, cenderung lembek, elastis, basah dan susah untuk dilepaskan

Sedangkan daging sapi, kandungan lemaknya sedikit dan cederung ada di kaki.

Jika diperhatikan lebih detail, bentuk lemak daging babi dan lemak daging ayam hampir sama.

4. Tekstur Daging

Tekstur daging sapi lebih kaku dan padat dibanding daging babi.
Tekstur daging babi lebih lembek dan elastis atau sangat mudah untuk direnggangkan.

Tekstur daging babi terasa sangat kenyal jika dibanding sapi.

5. Aroma Bau

Aroma daging sapi lebih anyir dibanding aroma daging babi. (M24/Henry Lopulalan/DIK/Wartakotalive.com)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved