Kabar Artis
Main Film Remake Miracle In Cell No.7 Mawar De Jongh Sudah Siap Dibandingkan, Ini Katanya
Mawar De Jongh turut terlibat dalam film remake "Miracle In Cell No.7" versi Indonesia, sudah siap jika nantinya dibandingkan dengan karakter aslinya.
Penulis: Bayu Indra Permana |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Mawar Eva De Jongh atau Mawar De Jongh turut terlibat dalam film remake "Miracle In Cell No.7" versi Indonesia.
Mawar mengaku dirinya sudah siap jika nantinya akan dibandingkan dengan karakter aslinya di Korea Selatan yakni Park Shin-hye sebagai Ye-Sung dewasa.
Mawar juga akan memerankan karakter yang sama, hanya bedanya di versi Indonesia, namanya diubah dari Ye-sung menjadi Kartika.
"Aku di sini berperan sebagai Kartika dewasa, anak papa Dodo yang diperanin om Vino," kata Mawar De Jongh dalam telekonfrensi pers, Senin (11/5/2020).
"Kalau dari aku sendiri pasti akan ada ya perbandingan, jadi dari awal aku terima projek ini aku udah harus sadar akan hal itu. Dan aku udah siap," bebernya.
• Kenapa Presiden Jokowi Tak Pasang Ucapan Duka Cita Wafatnya Jenderal Djoko Santoso, kata Fadli Zon
• BREAKING NEWS Polisi Tangkap Ferdian Paleka, Youtuber Prank Sembako Isi Sampah ke Waria
• Ini Wajah Memelas Ferdian Paleka Ditangkap Polisi saat akan Kabur di Tol Tangerang-Merak
• Ini Cerita Tentang Saputri, Istri Pertama Didi Kempot, Pernah Jadi Buruh di Tangerang Biayai Suami
Mawar membeberkan aktor di film aslinya sangat bagus dalam memerankan karakter yang ia perankan di versi Indonesia.
Bukan tanpa alasan ia berucap demikian. Mawar mengaku lebih dari sekali menonton film "Miracle In Cell No.7" versi Koreanya.
"Aku harus tahu kalau aku main di film remake yang bagus banget pemerannya di Korea," kata Mawar.
"Aku lupa dari SMP atau SMA yaa udah nonton berulang kali," tuturnya.
• Pihak Keluarga Pilih Makamkan Djoko Santoso di Sandiego Hills Meski Punya Hak di TMP Kalibata
Karakter Kartika dewasa yang diperankan Mawar merupakan seorang pengacara. Ia berusaha membersihkan nama baik ayahnya, Dodo Rozak yang diperankan oleh Vino G Bastian.
Perbedaan Film Miracle In Cell No. 7 Versi Indonesia, Korea dan Turki
Sutradara Hanung Bramantyo dipercaya membuat film remake Miracel In Cell No 7 versi Indonesia.
Dalam telekonfrensi, Hanung Bramantyo membeberkan apa saja perbedaan dan penyesuaian film yang ia buat dengan versi aslinya..
Film Miracle In Cell No 7 versinya tak akan mengadaptasi hukum Indonesia, meski berlatar cerita suasana Indonesia.
Hanung tak ingin menggunakan hukum negara Indonesia dalam filmnya.
"Iya, ada yang beda, kalau lihat treatmen kan soal hukum. Meskipun yang main Indro atau Vino yang orang Indonesia, hukum yang ada tetap bukan di Indonesia, tapi hukum di film ini. Jadi bukan adaptasi hukum Indonesia, seperti hukum negeri sendiri, bahkan nama penjaranya fiktif," kata Hanung Bramantyo dalam telekonfrensi pers, Senin (11/5/2020).
• Adu Akting Vino Bastian dan Graciella Abigail Sebagai Ayah dan Anak di Film Miracle In Cell No 7
"Ini keputusan atas saran dari penasihat hukum kita, jadinya kita mengcreate hukum sendiri. Jadi memang hukumnya nggak sama dengan indonesia, karena akan sangat berisiko jika kita adopsi hukum negeri ini kita bawa ke film," bebernya.
Selain itu Hanung juga menuturkan bahwa ada perbedaan penyebab konflik utama film tersebut.
Sekedar info dalam Miracle In Cell No.7, iklim jadi kunci dalam konflik utama jalannya film.
Hanung membeberkan bahwa perbedaan iklim Indonesia dengan Korea Selatan akan membuat sedikit perbedaan dalam kunci utama konflik film tersebut.

"Iklim di Indonesia beda sekali dengan di Korea selatan. Jadi di film korea itu kan iklim sangat berperan penting," jelasnya
"Si anak kecilnya itu kan jatuh karena musim dingin, maka kalau kita ikutan bikin musim dingin dan bikin genangan air yamg menjadi es. Kalau itu diadaptasi ke Indonesia akan rancu, itu yang harus diubah," beber Hanung.
• Laris di Korea Selatan, Falcon Pictures dan Hanung Bramantyo Buat Ulang Film Miracle In Cell No 7
Rumah produksi Falcon Picture mengadaptasi film Miracle In Cell No.7 yang disutradarai Hanung Bramantyo.
Film tersebut dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris kenamaan seperti Vino G Bastian, Indro Warkop, Tora Sudiro Bryan Domani, Indra Jegel, Rigen Rakelna, Denny Sumargo, Graceilla Abigail, dan Mawar De Jongh.
Versi Korea
Menurut wikipedia, film Miracle In Cell No.7 adalah film Korea Selatan dirilis tahun 2013 yang dibintangi Ryu Seung-ryong, Kal So-won dan Park Shin-hye.
Film ini juga dibuat dalam versi Turki dengan judulnya yang sama, Anda bisa menontonnya di Netflix.
Film ini adalah sebuah komedi mengharukan dan melodrama keluarga tentang seorang pria cacat mental yang secara tidak sah dipenjara karena pembunuhan yang membangun persahabatan dengan penjahat kasar di selnya, dan mereka membantu dia melihat putrinya lagi dengan melanggar aturan
Bagaimana dengan ceritanya?
Lee Yong Go adalah seorang laki-laki berusia 40 tahunan yang mengalami cacat mental karena kecerdasannya sangat rendah.
Walaupun begitu, Lee Yong Go mempunyai anak perempuan berusia 6 tahun yang cantik dan cerdas bernama Ye Sung. Lee Yong Go yang bekerja sebagai tukang parkir ini sangat sayang pada anak satu-satunya itu.
• Diminta Hanung Bramantyo Mainkan Peran Nyai Ontosoroh, Ine Febriyanti Ternyata Pernah Gagal Casting
Suatu ketika terjadi peristiwa tragis yang membuat Lee Yong Go dipenjara.
Peristiwa tragis itu diawali ketika Ye Sung sangat tertarik dengan tas kuning bergambar Sailor Moon di sebuah toko. Karena belum gajian, Lee Yong Go dan Ye Sung hanya bisa melihat tas itu dari balik kaca etalase toko, Lee Yong Go berjanji akan membelikan tas itu setelah gajian.

Tapi betapa kecewanya Lee Yong Go dan Ye Sung karena tas Sailor Moon itu dibeli seorang anak perempuan bersama orang tuanya. Karena sangat sayang kepada anaknya, Lee Yong Go nekad masuk ke dalam toko dan meminta agar tas Sailor Moon itu tidak jadi dibeli.
Tapi malang sekali, ayah dari anak pembeli tas itu adalah seorang Komisaris Jenderal Kepolisian yang sombong dan langsung memukuli Lee Yong Go.
Walaupun Lee Yong Go dan Ye Sung gagal mendapatkan tas Sailor Moon itu tapi Lee Yong Go tetap berjanji akan membelikan tas Sailor Moon itu setelah gajian nanti.
Anak Komisaris Jendral polisi yang bernama Ji Yeong ternyata baik hati.
Setelah Lee Yong Go gajian, Ji Yeong menemui Lee Yong Go dan menunjukkan toko lain yang juga menjual tas Sailor Moon. Tapi disinilah awalnya petaka karena di perjalanan, Ji Yeong terpeleset dan meninggal dunia.
• Drama Korea The World of The Married Catat Sejarah Baru, Rating Penontonnya Tertinggi
Karena kecerdasannya sangat rendah, Lee Yong Go tidak bisa membuat pernyataan yang bisa membela dirinya.
Lebih celaka lagi, ayah Ji Yeong ternyata bukan hanya seorang Komisaris Jendral Polisi yang sombong tapi juga jahat dan kejam.
Dengan kekerasan, ayah Ji Yeong memaksa Lee Yong Go untuk mengaku bahwa ia memang telah membunuh dan memperkosa Ji Yeong untuk balas dendam karena pernah dipukuli di toko.
Komisaris jendral itu mengancam akan membunuh Ye Sung jika Lee Yong Go tidak menuruti perintahnya. Karena sangat sayang pada Ye Sung, Lee Yong Go terpaksa menuruti perintah ayah Ji Yeong walaupun akibatnya di pengadilan ia divonis hukuman mati.
Untuk menunggu eksekusi hukuman mati, Lee Yong Go dipenjara di kamar sel nomor 7 yang merupakan penjara untuk narapidana berbahaya dengan pegamanan yang sangat ketat. Selama Lee Yong Go dipenjara, Ye Seung dititipkan di panti asuhan.
Di sel no 7, Lee Yong Go dicampur bersama 5 narapidana kelas kakap lainnya yaitu Bong Sik (pencopet), Chun Ho (penipu), Man Beom (pezinah), Kakek Seo (penipu) dan So Yang Ho si gangster penyelundup tapi buta huruf yang merupakan pemimpin narapidana sel nomor 7.
Sudah menjadi budaya para narapidana di seluruh dunia bahwa jenis narapidana yang paling dibenci oleh narapidana lainnya adalah pemerkosa apalagi yang diperkosa adalah anak-anak. Akibatnya Lee Yong Go dipukuli oleh 5 narapidana lain di sel nomor 7 dan terus dimusuhi.
Versi Turki
Karakter utama kami adalah seorang gadis kecil, Ova (Nisa Sofiya Aksongur), dan ayahnya, Memo (Aras Bulut Iynemli), seorang gembala.
Anda bisa menyaksikannnya di Netflix
Ayah Ova, yang memiliki kelainan kognitif yang tidak disebutkan namanya, dikatakan memiliki usia yang sama dengan Ova secara mental. Ibu Ova sudah meninggal, dan keduanya tinggal di sebuah rumah kecil dengan nenek Memo.
Meskipun cacat Memo, keluarga ini menjalani kehidupan yang cukup normal. Seperti ayah mana pun yang mencoba membuat putrinya bahagia, Memo ingin membelikan Ova "ransel Heidi," yang dikagumi Ova di etalase toko.

Namun, seorang gadis kecil bernama Seda mendapat ransel terlebih dahulu. Beberapa hari kemudian, Seda berada di luar bermain dengan teman-temannya dan mereka bertemu dengan Memo. Seda mengejek Memo tentang ransel dan membawanya ke tebing.
Dia naik ke tepi, dan tidak mendengarkan ketika Memo memanggil peringatan. Dia terpeleset, memukul kepalanya di atas batu, dan mati.
Orang tua Seda termasuk ayahnya yang merupakan pejabat tinggi militer menemukannya dalam pelukan Memo, dan menyalahkan Memo atas kematiannya. Memo dipaksa menandatangani pengakuan dan dikirim ke penjara.
Waktu kilas balik! Ternyata, dua hari sebelumnya, Askorozlu berkomplot dengan sipir pada rencana untuk menyelamatkan Memo. Seorang tahanan bernama Yusuf Aga yang kehilangan putrinya sendiri dengan cara yang dia yakini adalah kesalahanny telah memutuskan untuk mati di tempat Memo.
Dia percaya hidupnya lebih rendah nilainya karena, tanpa nenek buyutnya, Ova tidak akan memiliki wali dengan ayahnya pergi. Yusuf Aga menginstruksikan kepala penjara untuk memberi Ova buku korek logam sebagai kenang-kenangan.
Para penjaga menukar Memo untuk Yusuf Aga pada menit terakhir. Orang-orang Askorozlu di luar — orang yang sama yang memasukkan Ova ke penjara membuat kecelakaan mobil untuk mencegah ayah Seda menghadiri eksekusi. Yusuf Aga digantung dan dibunuh.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Remake Film Miracle In Cell No.7, Hanung Bramantyo Beberkan Perbedaan dengan Versi Asli,