Viral Media Sosial

Susi Pudjiastuti Nilai Kasus Perbudakan ABK Indonesia di Kapal China Mirip Kasus Benjina

Kasus Perbudakan ABK Indonesia di Kapal China Dinilai Susi Pudjiastuti Sudah Berlangsung Lama, Mirip Kasus Benjina

Editor: Dwi Rizki
Kompas.com
Ratusan Anak Buah Kapal (ABK) asing korban perbudakan di Benjina Kepulauan Aru Maluku, dievakuasi ke Tual Maluku Tenggara beberapa waktu lalu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Terkuaknya aksi perbudakan Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia di kapal China menjadi sorotan dunia.

Tidak terkecuali mantan Menteri dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 Susi Pudjiastuti.

Dirinya bahkan menyebut perbudakan yang dialami para ABK Indonesia itu layaknya perbudakan Benjina.

Bahkan kisah tragis itu diungkapkannya pernah terjadi di Somalia. 

Para ABK yang tewas satu per satu dibuang ke laut. 

Dikutip dari Kompas.com melalui Harian Kompas, Kamis (9/4/2015), ada indikasi terjadi perbudakan terhadap ABK Myanmar pada kapal-kapal yang dioperasikan PT Pusaka Benjina Resources.

Ratusan ABK menjadi korban perbudakan.

Mereka di antaranya berasal dari Thailand, Laos, Kamboja, Myanmar.

Mereka dibawa ke Indonesia melalui Thailand dan dipaksa untuk menangkap ikan, seperti cumi-cumi, udang, kakap, kerapu dan ikan lainnya.

Hasil tangkapan mereka kemudian dikirim kembali ke Thailand, memasuki arus perdagangan global.

Laut Arafura menyediakan beberapa tempat penangkapan ikan terkaya dan paling beragam di dunia.

Penuh dengan makarel, tuna, cumi-cumi, dan banyak spesies lainnya.

Kisah Perbudakan ABK Indonesia di Kapal China, Makan Sisa Umpan Ikan dan Minum Sulingan Air Laut

Perlakuan tak manusiawi

Sejumlah 242 anak buah kapal (ABK) asal Myanmar dan Kamboja di PT Pusaka Benjina Resources, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, diangkut dengan feri ke Tual, Maluku, untuk pemulangan ke negara asal, Selasa (19/5/2015).
Sejumlah 242 anak buah kapal (ABK) asal Myanmar dan Kamboja di PT Pusaka Benjina Resources, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, diangkut dengan feri ke Tual, Maluku, untuk pemulangan ke negara asal, Selasa (19/5/2015). (KOMPAS/BM LUKITA GRAHADYARINI)

Tegaskan Tidak Akan Hapus Postingan, Andi Arief Minta Denny Siregar Minta Maaf kepada Almira

Salah seorang ABK mengaku diperlakukan tak manusiawi, antara lain dipaksa bekerja 20-22 jam per hari, dikurung, dan disiksa.

Associated Press menurunkan laporan investigasi pada 25 Maret 2015.

Menurut para ABK atau para budak, para kapten di kapal penangkap ikan memaksa mereka untuk minum air yang tidak bersih.

Hampir semua mengatakan mereka ditendang, dicambuk dengan ekor ikan pari beracun atau dipukuli jika mereka mengeluh atau mencoba beristirahat.

Dalam kasus terburuk, banyak orang melaporkan cacat hingga kematian di atas kapal.

Mereka dibayar sedikit, bahkan ada yang tidak dibayar.

Agen perekrut para budak sangat kejam, mereka merekrut anak-anak dan orang cacat.

Denny Siregar Tantang AHY dan Tegaskan Tidak Akan Hapus Postingan soal Surat Terbuka Almira

Bahkan rela berbohong tentang upah hingga membius dan menculik migran.

Para budak yang diwawancarai AP tak tahu ke mana ikan tangkapan mereka dijual.

Mereka hanya tahu bahwa itu sangat berharga, mereka tidak diizinkan memakannya.

Tapi berdasarkan penelusuran AP, ikan-ikan itu dapat berakhir di toko-toko kelontong utama Amerika seperti Kroger, Albertsons dan Safeway, Wal Mart, Sysco, Fancy Feast, Meow Mix dan Iams.

AS menganggap Thailand sebagai salah satu pemasok utama makanan lautnya, dan membeli sekitar 20 persen dari ekspor tahunan negara itu sebesar 7 miliar dolar AS di industri.

Berseteru dengan Annisa Pohan hingga Tantang Partai Demokrat, Denny Siregar Rupanya Tak Dikenal AHY

Kuburan nelayan asing yang bekerja di PT Pusaka Benjina Resources yang beralamat di Pulau Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, seperti yang terpantau pada awal April lalu. Sejak perusahaan itu berdiri pada 2007, jumlah pekerja asing yang meninggal sebanyak 77 orang.
Kuburan nelayan asing yang bekerja di PT Pusaka Benjina Resources yang beralamat di Pulau Benjina, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, seperti yang terpantau pada awal April lalu. Sejak perusahaan itu berdiri pada 2007, jumlah pekerja asing yang meninggal sebanyak 77 orang. (KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN)

Terdampar hingga meninggal

Di dermaga di Benjina, banyak budak diturunkan dari kapal tanpa bekal. Mereka akhirnya terlantar di pulau berhutan lebat.

Para budak itu makan dan minum dari air hujan, hidup dalam ketakutan akan penangkap budak yang disewa.

Tak jauh dari pantai dengan karang tajam, ada sebuah kuburan nelayan.

Para budak yang meninggal dimakamkan dengan nama Thailand palsu yang diberikan saat ditipu atau dijual ke pemilik kapal.

Kuburan itu menampung lebih dari 60 nisan yang tertutup rerumputan tinggi.

Soal Denny Siregar, Rachland Nashidik : Biasanya Denny Cuma Murahan, Kali Ini Dia Keterlaluan

Penanda sederhana dibuat dari spidol kayu kecil dilabeli dengan rapi.

Hanya teman-teman mereka yang ingat di mana mereka dibaringkan.

Di masa lalu, mantan budak Hla Phyo mengatakan, pengawas di kapal hanya melemparkan mayat ke laut untuk dimakan oleh hiu.

Tetapi kemudian pihak berwenang dan perusahaan-perusahaan mulai menuntut agar setiap orang bertanggung jawab atas daftar orang sekembalinya mereka berlayar.

Lalu para kapten mulai menyimpan mayat di samping ikan dalam freezer kapal sampai mereka tiba kembali di Benjina.

Politisasi Surat Terbuka Almira, Rachland Nashidik Menilai Denny Siregar Terbelakang Sewenang-wenang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved