Virus Corona Bodebek
Reza Pahlefi Bertahan Hidup dengan Menjadi Tukang Cukur Keliling
Banyak jalan menuju Roma. Begitulah pepatah yang selalu teriang di telinga Riza Pahlefi (30).
Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Mencukur rambut seorang ayah, hingga anak-anak.
"Itu biasanya satu keluarga gitu. Ayah dan anak-anaknya, atau sama tetangga mereka. Dan alhamdulillaah hari ke hari ada saja yang booking," kata Pahlefi.
Menurut Pahlevi, sebelum virus corona mewabah, ia menggunakan sarung tangan dan masker sat mencukur rambut konsumennya.
Saat ini ia tambah dengan mengenakan pakaian pelindung.
Hal itu dilakukannya untuk membangun rasa kepercayaan pelanggannya.
Selain itu, berbagai alat dan keperluan memangkas rambut yang dimiliki Pahlefi dipastikan steril sebelum digunakan.
• Terungkap, Kasus Covid-19 di Surabaya Lebih Tinggi dari Bandung, Bogor, Depok, Ini Seruan Khofifah
• VIDEO: Bek Persita Tangerang, Muhammad Toha Doakan Warta Kota Selalu Update dan Terpercaya
Alat-alat pangkas rambut tersebut disemprot alkohol sebelum dan sesudah digunakan.
"Sekarang ini lagi musim virus gini. Orang rada riskan menerima orang lain ke rumah. Jadi saya mencoba membuat pelanggan percaya pelayanan saya aman dan bersih dengan pakai APD," ujar Pahlevi.
Pahlefi mengungkapkan, bisnis pangkas rambut keliling yang dilakoninya lebih menjanjikan ketimbang sebelumnya.
Khususnya karena ia tak perlu lagi membayar biaya operasional ketika beroperasi di barber shop.
Selain itu, ia bertemu orang-orang baru dengan latar belakang yang berbeda-beda.
Mulai dari anggota dewan, tokoh masyarakat, hingga ustadz.
"Kalau untung mungkin karena sekarang masih musiman dan kalau dihitung ya untung pangkas keliling. Karena tidak ada beban sewa tempat, listrik dan lain-lain," tandas Pahlefi.
Pahlefi pun mengaku sangat senang melakoni pangkas rambut keliling.
Sebab, dengan memberikan jasa pangkas rambut keliling, ia turut membantu masyarakat.