Virus Corona
FIFA Menyatakan Kompetisi Sepak Bola Bukan Lagi Hal yang Penting
Kita sekarang ikut keputusan dari otoritas nasional setempat. Sangat sederhana. Sepak bola bukan lagi yang terpenting dalam hidup.
Penulis: Merdisikandar | Editor: Merdisikandar
Kepala Komite Medis Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (Federation Internationale de Football Association/FIFA), Michel D'Hooghe, menilai kompetisi sepak bola bukan lagi hal yang penting di tengah pandemi virus corona. Menurut D'hooghe, saat ini operator kompetisi di setiap negara harus mematuhi aturan pemerintah masing-masing.
"Kita sekarang ikut keputusan dari otoritas nasional setempat. Sangat sederhana. Sepak bola bukan lagi yang terpenting dalam hidup," kata D'Hooghe, seperti dilansir laman Sportskeeda.

Pandemi virus corona yang melanda dunia memaksa kegiatan sepak bola berhenti. Sejumlah liga top di Eropa pun harus rehat, meski persaingan untuk menjadi juara sedang panas-panasnya. Belakangan muncul wacana agar kompetisi kembali bergulir, karena klub-klub kehilangan pemasukan dari hak siar dan penjualan tiket pertandingan.
Hal tersebut membuat keuangan klub terguncang, memaksa beberapa klub harus memotong gaji para pemainnya agar tetap bisa membayar gaji staf mereka. Bahkan, sudah ada beberapa klub di Eropa yang menyatakan bangkrut.
Sementara pemerintah sejumlah negara Eropa masih memberlakukan aturan karantina wilayah (lockdown). Mereka khawatir jumlah orang yang positif virus corona akan semakin meningkat.
Menurut situs World O Meters, Rabu (29/4) pukul 10.00 WIB, ada 3,1 juta lebih orang yang dinyatakan positif virus corona di seluruh dunia. Sebanyak 217.893 orang meninggal dunia dan 955.811 orang dinyatakan sembuh.
Menurut D'Hooghe, setiap otoritas sepak bola di dunia harus benar-benar mempertimbangkan jika ingin menggelar lagi kompetisi, sebab tidak ada yang tahu kapan pandemi virus corona akan mencapai puncaknya.

“Kita tidak tahu kapan pandemi ini akan mencapai puncaknya di setiap negara. Solusinya baru akan hadir jika program vaksinasi sudah cukup," ujar D'Hooghe, seperti dilansir laman Sky Sports.
D'Hooghe menilai situasi saat ini sebagai yang paling dramatis sejak Perang Dunia. Dia meminta semua pihak untuk bersabar dan jangan gegabah dalam menghadapi pandemi virus corona. "Dunia belum siap untuk sepak bola. Saya harap pandemi ini benar-benar cepat selesai dan saya sangat berharap hal itu. Hari ini kita butuh kesabaran,” katanya.
Bantuan UEFA
Sementara itu Persatuan Asosiasi Sepak Bola Eropa (Union of European Football Associations/UEFA) mengucurkan dana sebesar Rp 3,9 triliun guna membantu anggotanya yang tengah dilanda krisis akibat pandemi virus corona.
Dana sebanyak itu dibagi rata kepada semua anggota UEFA. Tiap anggota UEFA yang berjumlah 55 asosiasi mendapatkan Rp 71 miliar. Diharapkan dana ini bisa meringankan beban finansial mereka.
Dana tersebut berasal dari Hattrick, sebuah program yang dibentuk UEFA pada tahun 2004. Program tersebut dibuat untuk mendukung pengembangan sepak bola di tiap anggota UEFA. “Per asosiasi mendapatkan 4,3 juta euro (Rp 71 miliar),“ kata Aleksander Ceferin, Presiden UEFA, seperti dilansir laman resmi UEFA.

"Sepak bola Eropa menghadapi tantangan yang belum pernah ditemui sebelumnya, yakni terkait pandemi virus corona Covid-19. UEFA ingin membantu meringankan beban anggotanya," kata Ceferin.
Sebelumnya Federasi Internasional Asosiasi Sepak Bola (Federation Internationale de Football Association/FIFA) juga mengucurkan bantuan senilai 150 juta dolar AS (Rp 2,33 triliun) untuk 211 anggotanya. Masing-masing anggota, termasuk PSSI, menerima bantuan senilai 500.000 dolar AS (Rp 7,7 miliar).