Berita Internasional

Pemimpin Korea Utara Tidak Meninggal, Kim Jong Un Terluka saat Hindari Uji Coba Rudal, Ini Buktinya

Kabar Kim Jong Un meninggal ditepis, yang diketahui Kim Jong Un terluka saat hindari uji coba rudal Korea Utara.

Editor: PanjiBaskhara
EPA
Pemimpin Korut Kim Jong Un menyaksikan uji coba rudal Korea Utara 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kabar Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un meninggal dunia jadi trending topik.

Tetapi kabar Kim Jong Un meninggal ditepis, yang diketahui Kim Jong Un terluka saat hindari uji coba rudal Korea Utara.

Pernyataan dugaan Kim Jong terluka hindari rudal Korea Utara diungkap seorang mantan pejabat Korea Utara.

Lee Jeong Ho eks pejabat Room 39 sebuah organisasi yang dijalankan Partai Buruh Korea Utara mengatakan, Kim Jong Un mungkin terluka beberapa hari lalu.

Penemuan Menteri Korea Selatan yang Menyebut Kim Jong Un Sedang Bersembunyi Gara-Gara Wabah Covid-19

Sebelum Diisukan Meninggal Dunia, Ada Pasukan Khusus yang Bersiap Untuk Membunuh Kim Jong Un

Dikabarkan Meninggal, Ini Deretan Aksi Kejam Kim Jong Un, Jenderal Dilempar ke Tangki Berisi Piranha

Pada 14 April Korea Utara meluncurkan beberapa rudal anti-kapal jarak pendek ke laut, dan jet Sukhoi menembakkan rudal dari udara ke daratan dalam latihan militer.

Latihan ini dikonfirmasi Korea Selatan.

Dilansir dari Mirror Senin (27/4/2020), Lee yang membelot ke Amerika Serikat mengatakan, uji coba itu tidak akan berjalan tanpa perintah dari panglima tertinggi.

Ia menyiratkan, Kim harus cukup sehat untuk memimpin uji coba rudal yang diluncurkan pukul 07.00 pagi waktu setempat.

Lebih lanjut Lee menerangkan, "Kim absen dari laporan tes, sementara tidak ada rekaman peluncuran rudal dan pelatihan pesawat tempur yang dirilis, menunjukkan kemungkinan kecelakaan tak terduga disebabkan puing-puing atau api."

Mantan pejabat itu mengatakan, rekaman tes tidak akan diizinkan disiarkan tanpa instruksi dari Kim Jong Un, yang memicu dugaan Sang Pemimpin Tertinggi telah terluka.

Beberapa petinggi negara atau sumber mengklaim Kim Jong Un meninggal, lalu sumber lain mengatakan dia dalam keadaan vegetatif atau koma, tetapi pada Minggu (26/4/2020) dikatakan dia "masih hidup dan sehat".

Lee meyakini kabar Kim Jong Un koma setelah operasi jantung tidak mungkin.

Korea Utara tidak pernah mengumumkan siapa yang akan menjadi penerus Kim Jong Un jika dia tak lagi menjabat, dan hanya ada sedikit rincian yang diketahui tentang anak-anaknya yang masih kecil.

Para analis meyakini adik perempuannya, Kim Yo Jong, dan para loyalis dapat membentuk pemerintahan sementara sampai seorang penerus cukup dewasa untuk mengambil alih kekuasaan.

Kim Yo Jong (31) dipromosikan menjadi kepala departemen propaganda Partai Buruh Korea pada Oktober 2017.

Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara ketika ayahnya, Kim Jong Il, meninggal pada 2011 karena serangan jantung.

Setiap perubahan di singgasana pemimpin Korea Utara telah meningkatkan peluang kekosongan pemerintahan atau runtuhnya dinasti Kim, yang telah memerintah negara itu sejak didirikan pada 1948.

Sejauh ini masing-masing dari tiga Kim yang memimpin Korut telah memupus harapan itu, dan menerapkan kekuasaan tangan besi.

Namun di bawah komando Kim Jong Un, gudang senjata nuklir dan rudal balistik Korea Utara telah tumbuh secara substansial, memicu kekhawatiran tentang siapa yang akan mengendalikannya jika Kim Jong Un tiada.

Tembak Rudal Saat Virus Corona

Di tengah mewabahnya virus corona di ratusan negara dunia, Korea Utara menembakkan dua proyektil yang tampaknya merupakan rudal balistik jarak pendek pada Sabtu pagi (21 /3/2020).

Aktivitas militer Korut itu mendapat tanggapan negatif dari tetangganya, Korea Selatan.

Korsel menyebut tindakan Korut tersebut "sangat tidak pantas" mengingat pandemi global virus corona.

Melansir ChannelNewsAsia, rudal tersebut diduga ditembakkan sekitar pukul 06.45 pagi hingga 06.50 pagi waktu setempat ke laut lepas pantai timur semenanjung Korea dari sekitar Sonchon, provinsi Pyongan Utara.

Sonchon merupakan wilayah yang berada di Pyongyang, atau sudut barat laut semenanjung Korea.

Selain menilai kegiatan Korut tersebut kurang pantas di tengah pandemi global virus corona, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) meminta kegiatan tersebut dihentikan.

"Tindakan militer semacam itu oleh Korea Utara sangat tidak pantas pada saat Covid-19 menyebabkan kesulitan di seluruh dunia," kata JCS.

Peluncuran rudal itu terjadi hanya beberapa jam setelah Korea Utara mengkonfirmasi akan melanjutkan kegiatan sidang Majelis Rakyat Tertinggi, di Pyongyang.

Kegiatan itu akan mengumpulkan hampir 700 pejabat tinggi negara itu di satu tempat, sehingga para analis mengatakan itu adalah pertunjukan kekuatan di tengah wabah virus.

"Jika itu berlanjut, itu akan menjadi pertunjukan utama kepercayaan (Korea Utara) dalam mengelola situasi virus korona," ujar Rachel Minyoung Lee, dari situs web pemantauan Korea Utara NK News.

Korea Utara hingga saat ini belum melaporkan kasus virus corona yang dikonfirmasi, meskipun seorang pejabat tinggi militer AS mengatakan pekan lalu bahwa ia "cukup yakin" ada infeksi di Korea Utara.

Korut telah menerapkan kontrol perbatasan yang ketat, tetapi dipandang oleh organisasi-organisasi bantuan sangat rentan terhadap wabah karena sistem kesehatannya kekurangan sumber daya dan karena sanksi internasional.

"Pyongyang tidak hanya ingin menghindari tanda-tanda kelemahan selama krisis virus corona, Pyongyang ingin rakyatnya percaya bahwa Korea Utara berada dalam posisi yang relatif kuat," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha Womans di Seoul.

Peluncuran rudal hari Sabtu ini bukan yang pertama kalinya, sebab sebelumnya telah ada dua insiden di awal bulan ini.

Media pemerintah Korea Utara KCNA juga mengatakan pada hari Sabtu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memandu sebuah kompetisi tembakan artileri antara unit gabungan tentara Korea Utara pada hari Jumat.

KCNA juga merilis foto-foto dia menonton dengan perwira militer berpangkat tinggi, semuanya membuka masker.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kim Jong Un Diduga Terluka Saat Uji Coba Rudal Korut, Ini Paparan Buktinya" dan "Korut Tembakkan Rudal di Tengah Wabah Corona, Korsel: Sangat Tidak Pantas"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved