Saingi Aplikasi Zoom, Begini Cara Rapat Online Menggunakan Facebook Messenger Rooms
Pihak Facebook meluncurkan Facebook Messenger Rooms, aplikasi panggilan video atau rapat online.
Yang kedua ada opsi untuk menghasilkan ID unik sebagai pilihan daripada menggunakan PMI Anda.
Sebaiknya Anda menggunakan opsi kedua.
PMI dapat dipakai saat situasi tertentu seperti saat pertemuan berulang dengan kelompok kecil orang.
PMI tak pernah kedaluwarsa sehingga orang dapat bergabung tanpa harus meminta kode atau tautan baru selama masih sama.
Namun, saat seseorang memberikan PMI-nya, siapa pun yang memiliki akan mudah untuk mencoba masuk ke rapat kapan pun itu.
Sementara opsi ID unik, akan muncul berbeda setiap Anda menjadwalkan pertemuan baru, sehingga lebih aman.
Selain itu ada opsi kata sandi otomatis yang bisa Anda tambahkan di sini.
3. Aktifkan ruang tunggu
Dengan mengaktifkan fitur waiting room atau ruang tunggu peserta yang bergabung diharuskan menunggu persetujuan terlebih dahulu.
Sehingga jika terdapat nama yang sekiranya tidak dikenal, orang tersebut bisa ditolak.
Ini untuk mencegah siapa pun muncul di panggilan secara tak terduga.
4. Pastikan anda mengatur seting ‘only host’ pada pilihan berbagi layar
Saat panggilan zoom dilakukan pastikan tak ada siapa pun yang bisa membajak layar.
Caranya adalah dengan memastikan bahwa hanya host yang diizinkan untuk membagi layarnya.
Adapun langkahnya masuk ke pengaturan navigasi pesonal, klik Settings>In Meeting (Basic) and look for Screen sharing.
Selanjutnya klik opsi “only host” pada pilihan siapa yang dapat melakukan share.
Sebetulnya saat fitur berbagi layar atau gambar Zoom digunakan, memungkinkan peserta membuat catatan terkait apa yang mereka lihat.
Hal ini memungkinkan untuk menghasilkan kolaborasi visual yang menarik.
Sayangnya peserta yang nakal bisa menyalahgunakannya.
5. Buat pertemuan khusus undangan
Salah satu cara untuk membatasi siapa saja yang bergabung adalah dengan menjadikannya rapat khusus undangan sehingga ketika mereka bergabung mereka harus menggunakan alamat emai sesuai undangan.
Akan tetapi fitur ini hanya untuk akun zoom berbayar.
6. Kunci rapat saat sudah mulai
Ketika semua orang yang diharapkan dalam rapat sudah bergabung maka sebaiknya kunci rapat bagi peserta baru.
Caranya saat rapat berjalan klik ‘Participans’. Setelahnya panel peserta akan terbuka.
Selanjutnya klik More>Lock Meeting.
7. "Tendang" orang yang mencurigakan
Apabila ada seseorang yang tidak Anda inginkan mampu melewati berbagai celah dan bergabung, maka sebaiknya "tendang" dia.
Caranya adalah dengan membuka panel peserta di sebelah kanan. Arahkan kursor ke atas nama yang ingin ditendang lalu klik ‘delete’.
Rapat Zoom Wantiknas Disusupi Konten Porno
Kali ini rapat online Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) lewat aplikasi Zoom ramai diperbicangkan karena ada penyusup yang tiba-tiba melakukan share konten porno.
Hal semacam ini sering disebut zoombombing, terjadi berulang kali di seluruh dunia.
Zoombombing adalah bentuk ancaman pada para pengguna zoom.
Para peretas masuk lewat link yang disebarkan maupun celah keamanan yang ada.
Sekali masuk, para peretas aplikasi zoom bisa mengirimkan berbagai file dalam meeting tersebut.
Hal inilah yang kemungkinan terjadi dalam zoom meeting di Wantiknas.
Baru-baru ini bahkan lebih dari 500 ribu akun zoom termasuk yang berbayar diperjualbelikan di darkweb.
Bahkan banyak diantaranya adalah akun yang dimiliki oleh pemerintahan dan korporasi besar.
Dalam keterangannya Kamis (16/4), pakar keamanan siber Dr Pratama Persadha, menjelaskan bahwa Zoom sudah mendapatkan berbagai kritikan atas keamanan sejak awal 2020.
Dengan kejadian tidak mengenakkan di rapat Wantiknas, sebaiknya jajaran ring 1 istana memakai alternatif lain dan meminta BSSN untuk memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang terkait keperluan video conference.
“Zoom sendiri sebenarnya sudah memberikan update yang cukup krusial, namun kemungkinan belum banyak diketahui penggunanya. Seperti fitur enable waiting room, jadi peserta harus mendapatkan approval terlebih dahulu saat mau masuk ke meeting,” jelas chairman lembaga riset Indonesia CISSReC (Communication and Information System Security Research Center) ini.
Ditambahkan Pratama, dengan update nantinya hanya host yang bisa melakukan share screen, sehingga kejadian adanya tayangan porno saat rapat Dewan TIK Nasional tidak lagi terjadi.
Hal ini memang harus diperhatikan benar oleh penyelenggara negara dan pemakai zoom lainnya.
“Update dari zoom tidak serta merta menutup semua celah keamanan yang ada. Jadi perlu terus menerus dilakukan test serta cek oleh zoom dan pihak ketiga. Karena peretasan terhadap akun zoom marak dilakukan, artinya ada celah keamanan yang mudah dieksploitasi oleh peretas,” terang mantan pejabat Lembaga Sandi Negara ini.
Pratama berharap pemerintah melalui BSSN maupun Kominfo bisa melahirkan aplikasi video conference yang bisa dipakai oleh negara. Syaratnya mudah, harus memperhatikan aspek keamanan.
“Aplikasi video conference yang private, chat dan media sosial serta email sebaiknya memang kita coba membuat sendiri. Tidak tergantung dari luar, peristiwa rapat zoom Wantiknas jelas menjadi bukti bahwa hal ini perlu dilakukan,” terangnya.
Untuk jangka pendek, Pratama menilai penyelenggara negara perlu memakai aplikasi yang terbukti aman dan harus zero issues.
Untuk jangka panjang Indonesia harus mempunyai aplikasi video conference buatan anak bangsa yang aman dan bisa dipakai secara luas.
Aplikasi Zoom Populer Sejak Pandemi Covid-19, Untuk Keamanannya Lakukan 3 Hal Ini
Sejak pemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan aktivitas dari rumah, banyak orang yang menggunakan aplikasi video conference, seperti Zoom sebagai media untuk berkoordinasi dari jarak jauh.
Pasalnya, aplikasi ini dapat menjadi sarana tatap muka untuk berbagai keperluan, seperti meeting antar rekan kerja dan pembelajaran siswa sekolah.
Aplikasi Zoom mendadak populer di tengah pandemi COVID-19 dan kebijakan bekerja dari rumah (work from home).
Aplikasi itu dinilai sangat mudah digunakan untuk melakukan video conference bagi pekerja maupun pelajar.
Sayangnya, banyak pengguna Zoom yang menerima fenomena Zoom-Bombing beberapa waktu lalu.
Modusnya, ada akun Zoom yang tidak dikenal masuk ke sebuah sesi video conference.
Lantas, akun itu akan memutar konten video porno sehingga akan menimbulkan rasa malu bagi peserta video conference terutama host atau yang menggelar sesi tersebut.
FBI dari Amerika Serikat sudah mengeluarkan peringatan bagi pengguna Zoom.
FBI telah menerima banyak aduan aksi Zoom-Bombing yang mengunggah video porno maupun ujaran kebencian.
FBI mengimbau setiap pengguna untuk mengecek fitur privasi atau keamanan di aplikasi.
Misalnya, tidak memberikan izin pengguna untuk membagikan konten tanpa seizin host.
Kemudian tidak membagikan tautan untuk masuk atau bergabung ke sesi video conference di media sosial yang bisa dilihat publik.
FBI juga menyatakan makin banyak file berupa malware maupun situs yang terindikasi berbahaya dengan menggunakan kata Zoom pada nama file atau situs tersebut.
Jadi pengguna internet diharapkan tidak asal mengklik tautan atau alamat situs mencurigakan ini seperti dikutip Newsweek.
FBI mulai meberikan peringatan kepada pengguna Zoom setelah dua sekolah di kota tersebut mengalami Zoom-Bombing saat menggelar pembelajaran jarak jauh dengan aplikasi Zoom.
Pelaku yang tidak diketahui mengunggah foto Swastika atau logo NAZI dan video porno.
FBI melihat Zoom-Bombing mulai menjadi sebuah fenomena yang dilakukan oleh peretas maupun pengguna internet yang jahil setelah menemukan tautan video conference Zoom.
Dilaporkan bahwa di tahun 2019 seorang peretas pernah membobol apliaksi webcam di sebuah laptop atau komputer melalui aplikasi video conference.
Di sini peretas bisa diam-diam mengawasi kegiatan korbannya.
Amankah untuk video conference?
Bahkan Presiden Joko Widodo pun juga mengoptimalkan media video conference ini untuk melakukan koordinasi dengan para pejabat pemerintah lainnya.
Seperti yang dilakukan pada Senin (16/3/2020) lalu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat dengan sejumlah menteri melalui video conference.

Rapat dengan para pejabat negara dalam konferensi video tersebut dilakukan demi mencegah penyebaran virus Covid-19.
Namun apakah aplikasi Zoom ini bisa dinilai aman untuk digunakan sebagai sarana melakukan meeting oleh pejabat pemerintah?
Saat dihubungi KompasTekno, pekan lalu, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mengatakan bahwa para pembuat aplikasi sebenarnya sudah menerapkan perlindungan keamanan di dalam produk-produknya. "
Pada umumnya sudah menjadi perhatian aplikasi,apalagi yang berbayar seperti Zoom, Go To Meeting, Blue Jeans, Microsoft team, bahkan aplikasi yang gratisan seperti Skype, Google Hangouts dan Cisco Webex juga dapat diandalkan," ujar Alfons.
Karena itu, Alfons beranggapan bahwa aplikasi Zoom yang belakangan populer untuk video conferencing pun masih aman dan efisien. Sebab, ada mekanisme proteksi yang sulit ditembus.
"Tergantung keperluannya, kalau hanya untuk meeting koordinasi yang nantinya juga akan terbuka untuk umum, rasanya Zoom cukup efisien dan memiliki enkripsi yang baik dan sulit di-decrypt, sekalipun bisa disadap," tuturnya.
Sementara, untuk keperluan yang menyangkut hal rahasia, apalagi rahasia negara, Alfons menyarankan agar lebih berhati-hati dan tidak sembarangan menggunakan aplikasi dari negara lain.
"Kalau untuk VVIP seperti Presiden, Menteri Pertahanan, BIN atau data Top Secret memang lain treatment-nya," ujar Alfons.
Tiga perhatian untuk konferensi rahasia Lebih lanjut, Alfons menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan apabila ingin melakukan video conference untuk membahas topik penting yang dianggap sebagai rahasia, yakni sebagai berikut.
1. Saat video conference dilakukan secara real time, pastikan datanya tersalur melalui jalur internet yang sudah diamankan dengan enkripsi.
2. Untuk menyimpan percakapan video, tidak disarankan disimpan di komputer, melainkan pada server yang terlindung dan diamankan dengan multi factor authentication
3. Data komunikasi melalui kabel tembaga masih rawan disadap, data radiasi layar video conference secara teknis masih bisa disadap dengan alat khusus dari jarak yang cukup jauh mencapai ratusan meter.
(Kompas.com/CC/Wartakotalive.com/Kompas.com/Infokomputer.Grid)