PSBB Jakarta
Kasus Virus Corona di Jakarta Alami Perlambatan, Anies Sebut DKI Berpotensi Tak Perpanjang PSBB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan Ibu Kota berpotensi tidak memperpanjang masa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membeberkan Ibu Kota berpotensi tidak memperpanjang masa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menuju fase III.
Sebab berdasarkan grafik penambahan kasus baru virus corona (Covid-19), lajunya mulai mengalami perlambatan meski kasusnya tetap bertambah.
Hal itu dikatakan Anies saat menggelar rapat secara virtual dengan 129 perusahaan multinasional dan asosiasi bisnis di Jakarta pada Selasa (28/4/2020).
• 40 Masjid di Jakarta Masih Gelar Salat Tarawih Selama PSBB, Ini yang Bakal Dilakukan Pemprov DKI
• Berkaca dari PSBB DKI Jakarta, Gugus Penanganan Covid-19 Nilai PSBB Pilihan yang Tepat
Oleh pemerintah, rapat yang digelar memakai Bahasa Inggris itu kemudian ditayangkan di akun YouTube Pemprov DKI Jakarta secara langsung.

“Angka kasus yang kita lihat hari ini mencerminkan bahwa kebijakan dua pekan sebelumnya (PSBB) itu selalu ada jeda (penurunan),” kata Anies dalam rapat tersebut.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI itu menjelaskan hal tersebut, ketika mendapat pertanyaan dari salah satu peserta rapat.
Saat itu, peserta rapat bertanya soal tolok ukur dan batas waktu sebenarnya dari Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan PSBB.
• Biasa tampil di Panggung, Via Vallen Mengaku Bosan Menggangur
Para pengusaha berharap agar situasi Jakarta kembali normal, sehingga denyut ekonomi di Jakarta terus tumbuh.
Mendengar pertanyaan itu, Anies menjawab bahwa grafik kasus Covid-19 mulai memuncak karena adanya perlambatan terhadap penambahan kasus baru.
Artinya, dalam waktu dekat kasus baru Covid-19 akan memuncak, sehingga lambat laun kasusnya menurun sampai dinyatakan tidak ada penambahan lagi kasus Covid-19 baru.
Selain dari kasus positif baru, hal ini juga terlihat dari penurunan jumlah pemakaman dengan protokol Covid-19 per harinya.
• Polisi Tunggu Hasil Labfor Untuk Pastikan Penyebab Kebakaran Gereja Cathedral
Anies memprediksi, bila dua pekan lagi grafik positif Covid-19 terus menurun, kemungkinan DKI Jakarta memutuskan untuk memberhentikan PSBB. Adapun PSBB fase dua telah dimulai DKI sejak Jumat (24/4/2020) dan dijadwalkan sampai Jumat (22/5/2020) mendatang.
“Ketika nanti pasien dalam ppengawasan (PDP) terus menurun, maka kematian (di Jakarta akibat Covid-19) juga turun. Kemudian, kita menuju kembali ke arah normal dan kita berharap itu segera terjadi,” jelas Anies.
Sebelumnya, Ketua Guguss Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan, perkembangan virus Covid-19 di Jakarta mengalami perlambatan.
“Kami jelaskan juga khusus di DKI, perkembangan yang terakhir kasus positif telah mengalami perlambatan cukup pesat,” kata Doni usai rapat terbatas (Ratas) dengan Presiden RI Joko Widodo pada Senin (27/4/2020).
• Polisi Tangkap Pengancam dan Perusak Mobil Jenderal Polisi di Tol Cikampek
"Saat ini sudah mengalami flat dan kita berdoa semoga tidak terlalu banyak lagi kasus positif yang terjadi," ujar Doni Monardo.

Doni menyebutkan, perlambatan penularan di DKI ini terjadi karena penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) telah berjalan dengan baik.
Dengan PSBB, maka kegiatan masyarakat yang berpotensi menularkan virus dibatasi.
"Bapak Gubernur DKI Jakarta (Anies Baswedan) telah melaporkan ke Bapak Presiden tentang hasil yang dicapai selama pelaksanaan PSBB," kata Doni.
Sampai Minggu (26/4/2020), ada 8.882 kasus positif Covid-19 yang terdeteksi dengan metode polymerase chain reaction (PCR).
• Lion Air Group Akan Kembali Beroperasi Melayani Rute Domestik Mulai 3 Mei 2020
Dari jumlah itu, sebanyak 743 pasien meninggal dunia dan 1107 lainnya dinyatakan sembuh. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kasus terbanyak, yakni 3.798 kasus. (faf)
Data Kasus Baru Covid-19 di Jakarta
1. Tanggal 12 April ada 2.082 kasus (tambah 160 kasus baru)
2. Tanggal 13 April ada 2.242 kasus (tambah 107 kasus baru)
3. Tanggal 14 April ada 2.349 kasus (tambah 98 kasus baru)
4. Tanggal 15 April ada 2.447 kasus (tambah 223 kasus baru)
5. Tanggal 16 April ada 2.679 kasus (tambah 153 kasus baru)
6. Tanggal 17 April ada 2.823 kasus (tambah 101 kasus baru)
7. Tanggal 18 April ada 2.924 kasus (tambah 109 kasus baru)
8. Tanggal 19 April ada 3.033 kasus (tambah 89 kasus baru)
9. Tanggal 20 April ada 3.122 kasus (tambah 157 kasus baru)
10. Tanggal 21 April ada 3.279 kasus (tambah 120 kasus baru)
11. Tanggal 22 April ada 3.399 kasus (tambah 17 kasus baru)
12. Tanggal 23 April ada 3.509 kasus (tambah 99 kasus baru)
13. Tanggal 24 April ada 3.605 kasus (tambah 76 kasus baru)
14. Tanggal 25 April ada 3.681 kasus (tambah 65 kasus baru)
15. Tanggal 26 April ada 3.746 kasus (tambah 86 kasus baru)