Virus Corona

Kemendikud Persiapkan Skenario Belajar di Rumah Hingga Akhir Tahun, Kak Seto: Banyak Anak Stres

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun ini.

Warta Kota/Alex Suban
Ilustrasi Belajar di rumah. Membutuhkan disiplin yang lebih tinggi daripada belajar di sekolah, karena atmosfer yang berbeda di kedua tempat tersebut. Apalagi potensi belajar di rumah belum jelas kapan berakhirnya karena Pandemi Corona. 

WARTAKOTALIVE.COM, SENAYAN - Pandemi Corona di seluruh dunia, termasuk Indonesia, belum jelas kapan berakhir

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun ini.

Skenario tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan pandemi corona di Indonesia berlangsung hingga akhir 2020.

Pemerintah Kota Depok Perpanjang Masa Belajar di Rumah Bagi Sekolah dan Pendidikan Nonformal

Tingkat Stres Lebih Besar Saat Belajar di Rumah

"Kami telah siapkan skenario jika Covid-19 sampai akhir tahun, maka semua siswa Belajar dari Rumah selama satu semester penuh," ujar Plt. Dirjen PAUD Dikdasdikmen Hamid Muhammad saat dihubungi,Sabtu (25/4/2020).

Hamid mengatakan, pelaksanaan Belajar dari Rumah akan terus berlangsung sampai Pemerintah mencabut keadaan darurat Covid-19.

Terdapat skenario lain pelaksanaan Belajar dari Rumah di tanah air selain hingga akhir tahun.

Kisah Heroik Guru Datangi Siswa Selama Pandemi Corona, Ternyata Tak Semua Siswa Punya HP Bahkan TV

"Skenario pertama, jika Covid-19 berakhir akhir Juni, maka siswa masuk sekolah tahun pelajaran baru minggu ketiga Juli," ucap Hamid.

Ilustrasi: Avan Fathurrahman datangi siswa selama masa belajar di rumah karena tak semua siswa punya HP untuk belajar online.
Ilustrasi: Avan Fathurrahman datangi siswa selama masa belajar di rumah karena tak semua siswa punya HP untuk belajar online. (Facebook Avan Fathurrahman)

Sementara skenario kedua adalah jika Covid-19 berlangsung sampai September, siswa Belajar dari Rumah sampai September dan selebihnya masuk sekolah.

Hamid mengatakan, pihaknya terus melihat perkembangan pandemi corona di Indonesia, sebelum memutuskan membuka kembali sistem sekolah langsung.

Selebgram Cendy Kobayashie Bantu 100 Pengemudi Ojek Online di Jabodetabek

Tak Miliki Perangkat Pendukungm Siswa di Pedalaman Tak Belajar di Rumah

Saat ini sekolah yang menerapkanpembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen.
Sementara sisanya tidak melaksanakan Belajar Di Rumah karena tidak memiliki perangkat pendukung.

"Di daerah khusus pedalaman, bukan daerah terjangkit Covid-19. Jadi kecil 2,4 persen itu. Ada yang online ada yang offline," pungkas Hamid.

BERITA FOTO: Karang Taruna Berbagi Kasih dengan Paket Nasi Kotak kepada Warga

Nah, bagaimana nasib siswa di pedalaman jika kebijakan belajar di rumah diterapkan hingga akhir tahun?

Legislator Golkar Hetifah Sjaifudian menilai skenario tersebut sudah bagus demi mengantisipasibpandemi virus corona (Covid-19) yang tidak tahu kapan berakhir.

"Kalau menurut saya baiknya kita antisipasi saja. Sudah bagus Kemendikbud menyiapkan beberapaskenario, karena memang tidak bisa diprediksi kapan akan berakhir atau puncaknya Covid-19 ini," ujar Hetifah, ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (25/4/2020).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved