Pernyataan Jokowi Soal Beda Mudik dengan Pulang Kampung, Rachland Nashidik : Kosong dan Menggelikan
Soal Beda Mudik dengan Pulang Kampung, Rachland Nashidik : Kosong dan Menggelikan. Namun di balik itu ada strategi politik terselubung dibaliknya
Pernyataan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam wawancara eksklusif program Mata Najwa pada Rabu (22/4/2020) malam ditanggapi beragam pihak. Tidak terkecuali Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik yang menganggap pernyataan Jokowi kosong dan menggelikan.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pernyataan Jokowi soal beda mudik dengan pulang kampung dalam program Mata Najwa bertajuk 'Jokowi Diuji Pandemi' yang tayang pada Rabu (22/4/2020) malam memicu polemik di masyarakat.
Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi Rachland Nashidik menyebut pernyataan Jokowi itu kosong dan menggelikan.
Menurutnya, alasan Jokowi membedakan mudik dengan pulang kampung memiliki dua hal yang berbeda.
"Presiden, dalam dialog dengan Najwa Shihab tentang strategi mitigasi pandemi, mengatakan 'mudik' dan 'pulang kampung' adalah dua hal berbeda," ungkap Rachland Nashidik dalam siaran tertulis pada Kamis (23/4/2020).
"'Mudik', kata Presiden, adalah mobilitas penduduk Ibu Kota ke daerah dalam rangka hari raya. Jadi 'mudik' ini merujuk pada kelas menengah yang sudah bermigrasi ke Jakarta," paparnya.
"'Pulang kampung', sebaliknya, menunjuk pada penduduk pendatang, yakni penduduk miskin kota, yang pulang ke daerah asal karena di Jakarta kehilangan pekerjaan," tambah Rachland Nashidik.
Dalam mitigasi pandemi, dua jenis mobilitas yang dimaksud Jokowi tersebut ditegaskannya memiliki resiko yang sama dalam memperluas penularan virus.
Lagi pula, lanjutnya, secara leksikal, dua hal itu sebenarnya menunjuk pada mobilitas yang sama, yakni berpindahnya penduduk dalam suatu waktu dari Ibu Kota ke daerah.
"Itu sebabnya, penjelasan Presiden lalu jadi terasa kosong dan menggelikan," ungkap Rachland Nashidik.
• Bingung Soal Mudik dan Pulang Kampung? Azzam M Izzulhaq Bagikan Kisah Lucu Soal Aparat Razia Pemudik
Strategi Jokowi
Namun ditegaskannya, Jokowi dengan ungkapan itu sebenarnya menjelaskan sesuatu yang terlalu penting untuk sekadar ditertawakan.
Jokowi sesungguhnya diyakininya sedang menjalankan strategi politik keamanan yang menghalalkan segala cara.
"Bagi Presiden, 'mudik' harus dilarang lantaran mencegah kemungkinan penularan virus mengikuti mobilitas pemudik: dari Jakarta ke daerah dan dari daerah ke Jakarta." jelas Rachland Nashidik.
"Tapi 'pulang kampung' justru harus diijinkan, bahkan didorong, untuk mengurangi konsentrasi rakyat miskin kota di Jakarta. Dengan cara itu, masalah dikeluarkan dari Jakarta. Berpindah ke daerah yang tiba-tiba harus menampung mereka dan menanggung potensi masalah sosial berikut resiko penyebaran virusnya," tambahnya.