Bulan Suci Ramadan

Usia Berapa Anak Mulai Puasa Ramadan? Berikut Tips Mengajarkan Anak Puasa untuk Pertama Kali

Sebentar lagi puasa ramadan, lalu bagaimana mengajarkan anak kita berpuasa? Kapan yang tepat menyuruh mereka ikut puasa?

dok JISC
Ilustrasi -- Tips mengajarkan anak-anak berpuasa ramadan 

Sebentar lagi puasa ramadan, lalu bagaimana mengajarkan anak kita berpuasa? Kapan yang tepat menyuruh mereka ikut puasa?

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Syariat Islam tidak mematok usia berapa anak kecil harus berpuasa.

Karena secara umum, kewajiban menjalankan syariat Islam adalah ketika sudah mencapai usia  mukalaf  atau aqil baligh.

Anak laki-laki dinyatakan aqil baligh jika sudah mengeluarkan sperma atau bermimpi melakukan persetubuhan.

Sedangkan anak perempuan dinyatakan aqil baligh jika ia sudah mengalami menstruasi atau haid.

Dan untuk hal ini usia masing-masing anak tidaklah sama, namun biasanya batas minimal anak mengalami hal tersebut adalah di usianya yang ke 9, sementara batas maksimalnya biasanya anak sudah berusia 15 tahun.

Namun, di dalam hadis shahih disebutkan bahwa anak yang sudah mencapai usia 7 tahun maka ia agar disuruh shalat, dan apabila ia sudah sampai berusia 10 tahun belum mau menjalankan shalat, maka bagi orang tuanya atau walinya boleh untuk memukulnya dengan pukulan yang mendidik. Hadisnya sebagaimana berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم علموا الصبي الصلاة وهو ابن سبع سنين واضربوه عليها وهو ابن عشر سنين.

“Rasulullah Saw. bersabda, “ajarilah shalat kepada anak kalian pada usia tujuh tahun, dan pukullah mereka yang masih meninggalkan shalat (dengan pukulan yang tidak menyakitkan) ketika mereka menginjak usia sepuluh tahun” (HR. Al Tirmidzi).

Niat Puasa Ramadan dan Buka Puasa, Serta Waktu yang Tepat Mengucapkan Doanya

Anak kecil yang belum puber memang belum diwajibkan untuk menjalani puasa Ramadan.

Namun, sebagai orangtua tentu tidak ada salahnya jika ingin mengenalkan puasa Ramadan kepada Anak sejak dini.

Dengan begitu, saat puber dan wajib puasa nantinya, ia sudah bisa menjalankan puasa dengan baik. Lalu, bagaimana cara mengajarkan anak puasa pertama kali?

Di dalam kitab Shahih al Bukhari pun terdapat bab khusus puasanya anak-anak “Babu Shaumis Shibyan”.

Kumpulan Ucapan Selamat Berpuasa 1441 H untuk Dikirimkan ke WhatsApp, Facebook dan Instagram

Dalam pengantarnya imam al Bukhari mengutip perkataan khalifah Umar bin al Khattab yang sedang geram dengan ulah orang yang mabuk di bulan Ramadhan, seakan-akan ia tidak malu dengan anak-anak kecil yang sudah mau belajar berpuasa.

وقال عمر رضي الله عنه لنشوان في رمضان: ويلك، وصبياننا صيام، فضربه

“Umar Ra. berkata kepada orang yang sedang mabuk di bulan Ramadhan: “Celakalah kamu, padahal anak-anak kecil kami berpuasa, maka ia pun memukulnya (sebagai hukuman baginya).”

Selain itu, imam al Bukhari juga memaparkan hadis riwayat seorang sahabat perempuan bernama al Rubayi’ binti Mu’awwidz.

قالت: أرسل النبي صلى الله عليه وسلم غداة عاشوراء الى قرى الأنصار: من أصبح  مفطرا فليتم بقية يومه، ومن أصبح صائما فليصم، قالت: فكنا نصومه بعد ونصوم صبياننا ونجعل لهم اللعبة من العهن، فاذا بكى أحدهم على الطعام أعطيناه ذاك حتى يكون عند الافطار.

“Rasulullah saw. mengutus (utusannya) ke kampung-kampung kaum Anshar pada pagi hari ‘Asyura’ (hari kesepuluh bulan Muharram) (dengan pesan): “siapa yang memasuki pagi hari ini dalam keadaan tidak berpuasa, maka hendaknya dia menyempurnakan waktu yang tersisa dari hari tersebut (dengan berpuasa), dan siapa yang memasuki pagi hari dalam keadaan berpuasa, maka hendaknya dia melanjutkan puasanya.”

Kemudian (dia al Rubayyi’) berkata: “maka kami telah melaksanakan puasa pada hari itu (asyura’), dan kami memerintahkan anak-anak kecil kami untuk berpuasa.

Kamipun membuat mainan (anak-anak) yang terbuat dari wol. Jika salah satu dari mereka menangis karena ingin makan, maka kami memberinya mainan tersebut hingga datangnya waktu berbuka.”

Selain Meniadakan Tarawih dan Buka Puasa Bersama, Masjid Istiqlal Tak Gelar Takbir dan Salat Ied

Imam Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari-nya ketika memberikan penjelasannya terkait dalam bab puasanya anak-anak kecil tersebut mengatakan bahwa, menurut jumhur ulama tidak wajib menjalankan puasa bagi anak yang belum berusia baligh.

Tetapi menurut meyoritas ulama salaf, di antaranya adalah imam Ibnu Sirin dan az-Zuhri mengatakan berhukum sunah berpuasa (di bulan Ramadhan) bagi anak-anak.

Imam Syafii pun mengamini pendapat tersebut dan beliau pun memberikan komentar bahwa anak-anak hendaknya memang sudah diperintah untuk menjalankan puasa karena sebagai latihan, jika mereka mampu.

Adapun masalah usia latihan berpuasa bagi anak-anak ulama’-ulama’ syafiiyah memang menyamakan dengan perintah shalat, yakni di usia tujuh tahun dan sepuluh tahun (sebagaimana keterangan di atas).

Sementara itu, imam Ishaq membatasi di usia 12 tahun, dan imam Ahmad di suatu riwayat berpendapat 10 tahun. Dan pendapat yang paling aneh adalah pendapatnya Ibnul Majisyun dari kalangan Malikiyah yang mengatakan bahwa jika anak-anak itu telah mampu berpuasa, maka diwajibkan bagi mereka untuk berpuasa, dan jika ia tidak berpuasa karena tidak ada udzur maka ia wajib meng-qadha-nya.

Dan di akhir penjelasannya atas hadis tersebut, imam Ibnu Hajar menegaskan kembali bahwa di dalam hadis di atas merupakan dalil tentang disyariatkannya pelatihan puasa bagi anak-anak kecil (meskipun hadis tersebut merupakan hadis puasa Asyura’ yang berhukum fardlu sebelum diwajibkannya puasa bulan Ramadhan).

Karena seseorang yang berada pada umur tersebut tidaklah tergolong seseorang yang terbebani hukum syariat (mukallaf). Namun, hal itu hanyalah dilakukan dalam rangka pelatihan.

Maka, jelaslah bagi kita bahwa anak-anak meskipun belum diwajibkan berpuasa, namun bagi orang tua hendaknya sudah melatihnya sebelum usia baligh.

Selama Ramadan 2020, Masjid Istiqlal Tidak Gelar Tarawih dan Buka Puasa Bersama

Sebagaimana hadis di atas yang menggambarkan bahwa di zaman Nabi Saw. dan Umar ra. anak-anak kecil sudah mulai dilatih berpuasa.

Adapun usianya adalah disamakan dengan perintah shalat, yakni usia tujuh dan sepuluh tahun.

Agar anak tidak merasa kesulitan menjalankan puasa, kita bisa memberikan mainan atau motivasi sebagai hadiah sebagaimana alternatif yang telah disarankan oleh sahabat perempuan al Rubayi’  di dalam hadis di atas. Atau puasanya dilakukan sampai zuhur, yang disebut oleh masyarakat jawa dengan puasa bedug.

Sehabis makan, anak meneruskan kembali puasanya sampai terbenamnya matahari. Tahun berikutnya, ia berpuasa sampai waktu asar, dan tahun berikutnya lagi ia puasa shubuh sampai maghrib.

Dengan cara melatih seperti ini insya Allah anak-anak tidak merasa kesulitan menjalankan ibadah puasa apabila ia telah mencapai usia aqil baligh.

Tips mengajarkan anak puasa untuk pertama kali

Mengajarkan puasa kepada anak mungkin susah-susah gampang. Kadang ada anak yang ingin sekali puasa bersama anggota keluarga lainnya. Ada pula yang tidak ingin.

Sebelum mengajari anak puasa, sebaiknya beri pengertian kepada anak terlebih dahulu apa itu puasa dan mengapa mereka perlu menjalankannya tiap tahun. Setelah itu, anak mungkin akan lebih mudah untuk mengikuti ibadah puasa.

 Berikut ini merupakan tips mengajar anak puasa untuk pertama kali seperti dikutip dari alodokter:

1. Beri anak contoh

Mengajarkan anak untuk ikut puasa sebaiknya dimulai dengan memberikan contoh.

Hal ini akan membuat anak lebih mudah mempraktikkannya. Contohnya tentu saja dari Anda sendiri.

Saat menjalankan ibadah puasa, pasti anak akan bertanya apa itu puasa, mengapa ibu atau bapak tidak makan, dan lain sebagainya.

Hal ini akan menimbulkan rasa penasaran, sehingga anak ingin mencobanya sendiri.

Ingat, di usia yang masih muda, anak bisa dengan mudah meniru perilaku seseorang di sekitarnya.

2. Tidak memaksa anak untuk puasa penuh atau sesuai keinginan Anda

Berikan kelonggaran berpuasa untuk anak. Perlu Anda ingat bahwa buah hati Anda masih dalam masa pertumbuhan. Ia masih membutuhkan banyak nutrisi.

Selain itu, anak kecil juga belum bisa mencari sendiri untuk mendapatkan makanan dan minuman sejumlah yang ia butuhkan. Mengajarkan dengan memaksa anak untuk puasa penuh atau puasa setiap hari bisa menimbulkan risiko kesehatan pada anak.

Sebaiknya mulailah mengajarkan anak puasa secara perlahan. Mulai dari puasa beberapa jam dalam satu hari kemudian tingkatkan lagi jika anak sudah berhasil melewatinya.

Yang terpenting, anak mengenal dulu apa itu puasa dan bagaimana cara menjalankannya.

Kemampuan anak untuk berpuasa lama-kelamaan juga akan meningkat seiring dengan kebiasaannya dalam menjalankan puasa.

3. Minta anak untuk puasa dari makanan tertentu saja

Jika anak sudah terbiasa makan makanan tertentu atau makanan kesukaannya, mintalah anak untuk menghindari makanan tersebut saat berpuasa.

Misalnya, jika anak suka cokelat dan keripik, mintalah anak untuk tidak memakannya selama jam puasa.

Mengajarkan hal ini ketika anak puasa juga dapat membantu menghilangkan kebiasaan buruk pola konsumsi anak. Selain itu, juga dapat membantu anak untuk lebih menghargai makanan.

Ramadan di Tengah Pandemi Corona, Ini Tips Makan Sahur dan Berbuka dengan Gizi Seimbang

4. Beri penghargaan pada anak jika ia telah sukses menjalankan puasa

Mengajarkan anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa memang penting. Namun, memberikannya apresiasi juga tak kalah penting.

Terlepas dari berapa jam anak sudah puasa atau berapa hari anak mengikuti puasa, sebaiknya beri penghargaan kepada mereka.

Shutterstock/Ilustrasi.
Shutterstock/Ilustrasi. (Kompas.com)

Penghargaan ini dapat menambah semangat anak untuk ikut menjalankan ibadah puasa lagi dan lagi.

Anda tidak harus memberi hadiah, cukup dengan memujinya dan mengatakan bahwa ia adalah anak yang hebat. Dengan begitu, ia akan merasa senang dan makin semangat untuk puasa.

Anda juga bisa menyediakan makanan kesukaan anak saat waktunya berbuka. Hal ini menjadi salah satu hal yang akan membuat mereka senang menjalankan ibadah puasa.

Namun, ingatlah untuk tetap memilihkan makanan sehat yang mengandung nutrisi penting bagi anak, seperti makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.

Jangan biasakan memberi hadiah ke anak dengan makanan manis karena dapat membawa dampak buruk bagi kebiasaan makannya.

Sumber: bincangsyariah.com/hellosehat.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved