Virus Corona Jabodetabek

Survei Terbaru Ungkap 43,78 Persen Responden Masih Berencana Mudik, Desakan Larangan Mudik Menguat

Survei yang dilakukan Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang berencana mudik ke kampung halaman.

Wartakotalive.com/Angga Bhagya Nugraha
Ilustrasi: Sejumlah warga yang hendak mudik ke kampung halaman disemprot disinfektan saat akan naik bus di Terminal Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/3/2020). Pemudik berpotensi tularkan corona, banyak pihak meminta pemerintah larang warga lakukan mudik. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang berencana mudik ke kampung halaman.

Studi sosial Covid-19 berupa survei Persepsi Masyarakat terhadap Mobilitas dan Transportasi memperlihatkan, terdapat 43,78 persen responden yang berencana mudik.

Jumlah tersebut dinilai masih tinggi, meski sisanya, sebanyak 56,22 persen menjawab tidak akan mudik.

"Hasil survei tersebut menunjukkan masih banyak penduduk yang merencanakan mudik saat libur Lebaran di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum mereda ini," ujar peneliti Fakultas Psikologi UI Dicky Pelupessy, dikutip dari siaran pers, Rabu (14/4/2020).

BREAKING NEWS: Anies Baswedan Sebut Kematian di Jakarta sudah 987 Orang, Ingatkan Warga Tak Mudik

Presiden Joko Widodo Beri Apresiasi Didi Kempot yang Minta Sobat Ambyar dan Kempoters Tak Mudik Dulu

 Selain itu, kata dia, survei juga menunjukkan sebanyak 69,06 persen responden mengungkapkan alasan mudiknya dikarenakan keperluan Idul Fitri.

Sementara itu, sebanyak 60,88 persen responden menyatakan akan berangkat mudik saat cuti bersama Idul Fitri.

Padahal, pemerintah sudah menetapkan bahwa cuti bersama Idul Fitri tahun 2020 ini digeser ke akhir tahun.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka mencegah semakin meluasnya penyebaran Covid-19 di kampung halaman atau daerah.

VIDEO: Petugas Gabungan Kota Tangerang Sosialisasi PSBB di Perbatasan dengan Tangsel

"Data lain dari survei tersebut menunjukkan, walaupun hampir semua responden (98,05 persen) mengetahui tentang kelompok yang rentan Covid-19 dan orang sehat dapat menjadi carrier (98,6 persen), namun hanya 32,07 persen responden yang mengaku sangat khawatir akan menularkan Covid-19," kata dia.

Sementara sebanyak 10.25 persen responden mengaku tak mengkhawatirkan hal tersebut sehingga tetap akan mudik ke kampung halaman.

"Alasannya karena mereka masih merasa sehat dan mengetahui kondisi kampung halamannya baik-baik saja," kata dia.

Pemuda yang Mengamuk karena Ditegur Tak Pakai Masker Dipastikan Bukan Polisi, Kini Sedang Diburu

Dari survei tersebut, responden yang memilih mudik akan melakukan upaya pengurangan risiko penularan.

Antara lain, rajin mencuci tangan sebanyak 37,58 persen, mengurangi kontak fisik seperti bersalam-salaman sebanyak 36,02 persen.

Kemudian, menjaga jarak saat berkomunikasi langsung 34,31 persen, memakai masker 31,82 persen, serta tidak mengadakan acara silaturahmi skala besar sebanyak 30,96 persen.

Adapun survei Studi Sosial Covid-19 ini melibatkan 3.853 responden dengan rentang usia 15–60 tahun ke atas.

Dua OTK Diduga Teroris Tewas Usai Serang Polisi Hingga Terjadi Baku Tembak

Survei dilakukan sejak 28 hingga 30 Maret 2020.

Saat itu Presiden Joko Widodo belum menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Kebijakan itu baru diumumkan pada 31 Maret 2020.

Tim Panel Sosial untuk Kebencanaan sendiri merupakan kolaborasi para peneliti kebencanaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), UI, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian Institut Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Statistika Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, U-INSPIRE, Jurnalis Bencana dan Krisis Indonesia serta didukung oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Cegah Episenter Baru

Sementara itu LIPI meminta pemerintah tegas dalam memberikan aturan terkait mudik selama pandemi Covid-19.

Seperti kita tahu, penyebaran virus corona baru masih terjadi dan diprediksi masih akan berlangsung hingga hari raya Idul Fitri tahun 2020 ini.

Jika kebijakan tentang aturan mudik tidak dilakukan, maka potensi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi menjadi episenter Covid-19 yang lebih masif bisa saja terjadi.

Tutup 9 Outlet Fesyen Selama Pandemi Virus Corona, Ivan Gunawan Sekarang Beralih Jualan Peyek

Bahkan, episenter baru di wilayah lain Indonesia juga sangat mungkin terjadi.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rusli Cahyadi.

Kebijakan yang saat ini diambil oleh berbagai daerah dan pemerintah pusat, kata Rusli, itu seharusnya bukan hanya pembatasan atau menunda.

Tapi ketegasan pemerintah untuk kebijakan yang lebih jelas.

 "Jadi satu hal yang harus diperhatikan, dan tidak mudah dalam polemik ini adalah karena pelarangan mudik tidak tegas," kata Rusli dalam diskusi online bertajuk Pandemik Covid-19: Mudik atau Tidak?, Selasa (14/4/2020).

Anies Apresiasi PMI Kerahkan Kendaraan Sterilisasi Kota untuk Covid-19

Dipaparkan lebih rinci oleh Rusli, bahwa saat ini hampir 50 persen masyarakat masih mempertimbangkan untuk melakukan mudik lebaran pada tahun ini, di mana penularan virus corona juga masih menggeliat.

Berdasarkan data yang diperoleh, ada banyak sekali pergerakan orang saat melakukan mudik. Sementara, penularan atau transmisi Covid-19 ini juga sangat berpotensi tinggi terjadi saat masifnya pergerakan dilakukan oleh masyarakat.

Di sisi lain, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan pemerintah sejauh ini tidak secara umum serentak dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.

Melainkan hanya beberapa wilayah yang termasuk zona merah saja. Rusli melihat bahwa kebijakan mudik hanya sekadar imbauan, bukan pelarangan secara tegas.

Jualan Peyek Terganggu Akibat Pandemi Virus Corona, Ivan Gunawan: Meski Sedikit, Ada Kok yang Beli

Catatan MTI

Sebelumnya Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono menyerukan pemerintah untuk tak hanya melakukan imbauan, namun juga pelarangan mudik bagi masyarakat.

Hal itu dikatakannya untuk mencegah penularan wabah Covid-19 dari kawasan Jabodetabek menuju kota-kota lain lain di seluruh Indonesia.

Agus mengkhawatirkan interaksi para penumpang di tranportasi umum yang dinilainya sangat rentan menjadi media penularan virus corona

"Karena dalam transportasi umum, orang akan bersalaman, ngobrol, dan melakukan kontak fisik lainnya," kata Agus melalui video conference, Selasa (14/4/2020).

Keluarga Jenazah Covid-19 Sampaikan Kecewa dengan Pemkot Tangerang sampai Sewa Ambulans

Oleh sebab itu, pemerintah harus mengantisipasi untuk membatasi pergerakan angkutan umum yang akan digunakan pemudik menuju kampung halamannya, terutama di musim mudik Lebaran 2020.

MTI mencatat telah terdapat 900.000 lebih pemudik yang berpindah ke kota asal selama pandemi Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu, masih ada 2,6 juta orang yang belum mudik dari wilayah epicentrum Covid-19, yakni DKI Jakarta dan sekitarnya.

Ahmad Riza Patria Bakal Ziarah ke Makam Orang Tua dan Anaknya Seusai Dilantik Jokowi Jadi Wagub DKI

Dengan adanya instruksi pelarangan mudik oleh pemerintah kepada TNI, Polri, BUMN, BUMD, ASN, dan semua aparatur negara, maka tersisa 1,3 juta orang lainnya yang berpotensi menjadi calon pemudik, terutama menjelang lebaran.

"Ada 1,3 juta calon pemudik di Jabodetabek. Rinciannya yang berasal dari Jawa barat 13 persen, Jawa Tengah dan DIY 41 persen, Jawa Timur 20 persen, serta Lampung dan Sumatera Selatan 8 persen," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Ungkap 43,78 Persen Responden Masih Berencana Mudik",  Penulis : Deti Mega Purnamasari

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved