Gunung Anak Krakatau Erupsi
Terdengar Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus Sampai Bogor, Petugas di Pantai Carita: Aneh
Pada Sabtu (11/4/2020) pukul 01.40-03.00 WIB terdengar dentuman aneh oleh warga Jakarta dan sekitarnya akibat Gunung Anak Krakatau meletus kah?
Berdasarkan informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana, kolom abu letusan Gunung Anak Krakatau, teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah selatan. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi sekira 1 menit 12 detik.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Gunung Anak Krakatau (GAK) di Lampung erupsi pada Jumat (10/4/2020) pukul 21.58 WIB.
Ketinggian kolom abu yang teramati sampai 200 meter di atas puncak.
Berdasarkan informasi yang dirilis BNPB melalui akun Twitter, @BNPB_Indonesia, kolom abu erupsi Gunung Anak Krakatau, teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah selatan.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sekira 1 menit 12 detik.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada tingkat aktivitas level II (Waspada).
• Gunung Anak Krakatau Meletus: Ungkap Dasyatnya Letusan Krakatau 1883 dengan Misteri Pulau Atlantis
• WHO Katakan Indonesia dan India Bisa Jadi Episenter Wabah Covid-19 Dunia dengan Penduduk Padat
Video detik-detik Gunung Anak Krakatau erupsi, Jumat tengah malam hingga Sabtu (11/4/2020) dinihari.
Dengan status itu, masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah.
Selain itu, pada Sabtu (11/4/2020) pukul 01.40-03.00 WIB terdengar dentuman aneh oleh warga Jakarta dan sekitarnya.
Kejadian tersebut sempat ramai diperbincangkan warganet, mereka melaporkan hal itu di akun Twitter BNPB.
Warganet pun menduga bahwa dentuman tersebut berkaitan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Untuk mengetahui kebenaran informasi tersebut, Tribunnews.com telah menghubungi Kapusdatikom BNPB, Agus Wibowo.
Agus mengatakan, hingga saat ini BNPB belum mendapatkan informasi yang pasti soal sumber dentuman tersebut.
Namun, Agus mengatakan, berdasarkan informasi sekilas yang ia terima dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dentuman tersebut bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
"Belum ada info, saya tahunya PVMBG bilang bukan," jelas Agus melalui sambungan telepon saat dihubungi Tribunnews.com.

Agus juga mengatakan, pasca meletusnya Gunung Anak Krakatau keadaan saat ini sudah kondusif.
"Hanya erupsi, tapi gak apa, nggak ada masalah, nggak menimbulkan kerusakan," terang Agus.
Diketahui, berdasarkan informasi yang dirilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di akun Instagramnya, @lapan_ri menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar oleh warga Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Menurut LAPAN, berdasarkan pengamatan oleh peneliti ahli utama LAPAN, yakni Profesor Dony Kushardono, letusan Gunung Anak Krakatau dipantau melalui citra satelit cuaca, visible dan infrared.
Pada tanggal 10-11 April 2020, tampak mulai pukul 23.10 WIB, mengeluarkan debu vulkanik dari letusan yang menyebar ke arah barat hingga pukul 05.00 WIB.
Di mana sekitar pukul 24.00 WIB muncul semburan vulknanik membesar dari letusan besar.
"Jadi suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekira 02.00 WIB, kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau," tulis LAPAN.
Terdengar Sampai Bogor
Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda dua kali meletus hingga mengeluarkan lava dan menyemburkan abu vulkanik ke sebagian Lampung, pada Jumat (10/4/2020) malam.
Namun, sekitar dua jam berikutnya atau pada Sabtu (11/4/2020) dini hari, warga di wilayah Bogor Jawa Barat dan sebagian Jakarta mendengar suara dentuman misterius.
Saat dikonfirmasi, baik pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, belum bisa memastikan asal dentuman tersebut.
Kementerian ESDM melalui laman resmi magma.vsi.esdm.go.id/ melaporkan, letusan pertama Anak Gunung Krakatau terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut.
Sementara, letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.
Suara letusan dan abu tebal terasa hingga wilayah Kalianda, Lampung Selatan.
Hal itu membuat warga sempat ke luar meninggalkan rumah untuk mengamati situasi.
Sebagian lainnya memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Anehnya, setelah letusan Gunung Anak Krakatau itu atau sekitar pukul 01.40 WIB hingga lebih pukul 03.00 WIB, terdengar beberapa kali suara dentuman yang terdengar di wilayah Bogor Jawa Barat hingga sebagian Jakarta.
Sejumlah warganet di akun Twitter BNPB melaporkan mendengar dentuman aneh tersebut, yang diduga berkaitan dengan meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Dari pantaun awak Tribun di kawasan Citayam, Kabupaten Bogor, suara dentuman itu terdengar berkali-kali dengan interval 15 detik hingga 20 detik.
Bahkan, dentuman itu membuat pintu dan jendela rumah warga bergetar.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan belum mengetahui pasti sumber atau asal suara dentuman itu.
Namun, dari pengamatan Kepala Stasiun Geofisika BMKG di Bandung, dilaporkan tidak ada kejadian gempa signifikan pada kisaran waktu terdengarnya dentuman tersebut.
"Dari monitoring gempa bumi yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika BMKG di Bandung, dilaporkan tidak ada kejadian gempa signifikan," kata Dwikorita melalui pesan singkat kepada Tribun.
Ia menyarankan untuk mengonfirmasi hal ini ke pihak PVMBG Kementerian ESDM.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, pihak PVMBG juga belum bisa memastikan asal atau sumber suara dentuman tersebut.
• Waspada Pesan Berantai Arus Angin Utara Bawa Virus Corona Hingga Ajakan Berhenti Lawan Covid-19
• BREAKING NEWS: Gunung Anak Krakatau Meletus, 13 Gunung Berapi Indonesia Kini Berstasus Awas-Waspada
Kepala Bidang Gunung Api PVMBG, Hendra Gunawan mengatakan, suara dentuman yang terdengar berkali-kali itu diduga kuat bukan berasal atau berkaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakakatau di Selat Sunda.
Sebab, erupsi Gunung Anak Krakatau yang terjadi kali ini relatif kecil.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra dalam wawancara di Radio Elshinta.
Hendra menyebut tipikal erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini dengan kondisi gas yang relatif sedikit dan lebih bersifat aliran.
Erupsi Gunung Anak Krakatau lebih didominasi oleh semburan lava.
Oleh karena itu, menurut Hendra, agak tidak mungkin kalau suara dentuman yang terdengar oleh sebagian warga Jabodetabek itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Sementara petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita justru tak mendengar ada suara dentuman.
"Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita. Jadi aneh juga kalau terdengar sampai Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran," katanya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri/Abdul Qodir)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gunung Anak Krakatau Erupsi, Terdengar Dentuman dari Jakarta dan Sekitarnya, Ini Kata BNPB,