Gunung Anak Krakatau Erupsi
Terdengar Dentuman Gunung Anak Krakatau Meletus Sampai Bogor, Petugas di Pantai Carita: Aneh
Pada Sabtu (11/4/2020) pukul 01.40-03.00 WIB terdengar dentuman aneh oleh warga Jakarta dan sekitarnya akibat Gunung Anak Krakatau meletus kah?
"Hanya erupsi, tapi gak apa, nggak ada masalah, nggak menimbulkan kerusakan," terang Agus.
Diketahui, berdasarkan informasi yang dirilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di akun Instagramnya, @lapan_ri menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar oleh warga Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Menurut LAPAN, berdasarkan pengamatan oleh peneliti ahli utama LAPAN, yakni Profesor Dony Kushardono, letusan Gunung Anak Krakatau dipantau melalui citra satelit cuaca, visible dan infrared.
Pada tanggal 10-11 April 2020, tampak mulai pukul 23.10 WIB, mengeluarkan debu vulkanik dari letusan yang menyebar ke arah barat hingga pukul 05.00 WIB.
Di mana sekitar pukul 24.00 WIB muncul semburan vulknanik membesar dari letusan besar.
"Jadi suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depok yang diisukan terjadi sekira 02.00 WIB, kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau," tulis LAPAN.
Terdengar Sampai Bogor
Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda dua kali meletus hingga mengeluarkan lava dan menyemburkan abu vulkanik ke sebagian Lampung, pada Jumat (10/4/2020) malam.
Namun, sekitar dua jam berikutnya atau pada Sabtu (11/4/2020) dini hari, warga di wilayah Bogor Jawa Barat dan sebagian Jakarta mendengar suara dentuman misterius.
Saat dikonfirmasi, baik pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) maupun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, belum bisa memastikan asal dentuman tersebut.
Kementerian ESDM melalui laman resmi magma.vsi.esdm.go.id/ melaporkan, letusan pertama Anak Gunung Krakatau terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut.
Sementara, letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.
Suara letusan dan abu tebal terasa hingga wilayah Kalianda, Lampung Selatan.
Hal itu membuat warga sempat ke luar meninggalkan rumah untuk mengamati situasi.
Sebagian lainnya memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.