Virus Corona
Kimia Farma Terima 300.000 Biozek Rapid Test Covid-19 dari Belanda Siap Didistribusikan Se-Indonesia
Tes telah dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan Negeri Belanda yang sangat ketat.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - PT KIMIA FARMA telah menerima 300.000 Rapid Test Biozek Covid-19 IgG / IgM dari Belanda, yang telah dipesan beberapa minggu yang lalu.
Pengiriman pertama Biozek Rapid Test Covid-19 ini telah diserahterimakan di Belanda kepada Fandji Yudha Yudistira perwakilan dari PT Kimia Farma.
Serta disaksikan oleh Perwakilan dari Kedutaan Besar RI di Belanda.
Pengiriman ke Jakarta akan terjadi pada tanggal 10 April 2020.
Dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dan diharapkan akan tiba pada hari Sabtu tanggal 11 April 2020.
Setelah itu akan segera didistribusikan ke seluruh Indonesia oleh Kimia Farma.
Rapid Test Biozek Covid-19 IgG / IgM /Mach-E yang telah diakui di Eropa dan digunakan di banyak negara seperti: Italia, Prancis, Spanyol, Inggris, Jerman, Rusia, Swiss, Belanda, Amerika Serikat, India, Kuwait, Israel dan Arab Saudi.
PT Kimia Farma dan Biozek berharap pengiriman ini akan menjadi awal yang bagus untuk
lebih banyak lagi kedepannya.
Mustafa Hamid dari Biozek sangat bangga bahwa PT Kimia Farma telah memutuskan untuk
menggunakan Rapid Test Biozek Covid-19 IgG / IgM /Mach-E untuk pasar Indonesia.
Serta berharap untuk dapat berkolaborasi jangka panjang yang akan membantu menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.
"Tes telah dikembangkan dan diproduksi di bawah regulasi Uni Eropa dan Negeri Belanda yang sangat ketat. Peraturan ini tidak memberikan ruang untuk kesalahan dan dengan demikian membuat produk ini sangat handal dan aman," kata Mustafa dalam siaran tertulis, Jumat (10/4/2020).
Sementara itu, Erro Verschoor, CEO MACH-E BV yang merupakan distributor eksklusif Produk Biozek di Indonesia, mengatakan bahwa selama sebulan terakhir telah melihat peningkatan sangat tajam dalam permintaan dan penjualan ‘Speedtests Corona’ di seluruh dunia.
Banyak perusahaan manufaktur mencoba mengambil manfaat dari krisis dunia saat ini.
"Kami telah melihat banyak tes, bahkan dengan berbagai sertifikat masuk ke pasar namun gagal
memenuhi stardard kualitas sesuai dengan peraturan," jelasnya.
Produk tersebut akhirnya dikirim kembali atau dilarang digunakan di Eropa.
