Virus Corona

Kabar Baik, Jerman Merilis Aplikasi Pintar Pendeteksi Virus Corona dari Gejala Sampai Suhu Badan

Sederet kabar baik corona hari ini, termasuk penemuan aplikasi jam pintar untuk mendeteksi penyebaran corona.

www.rbb24.de
Jerman mengembangkan aplikasi pendeteksi virus corona 

Aplikasi “Corona-Datenspende” (Corona Data Donation) (https://corona-datenspende.de) mengumpulkan tanda-tanda vital dari sukarelawan yang menggunakan jam tangan pintar atau pelacak kebugaran, seperti denyut nadi, suhu, dan tidur.

Dari data agregat itu akan dianalisis apakah pengguna memiliki gejala dari penyakit seperti flu.

Hasil analisis itu akan direpresentasikan dalam peta daring interaktif yang memungkinkan bagi otoritas kesehatan dan masyarakat umum untuk menilai prevalensi infeksi hingga tingkat kode pos.

"Jika sampel cukup besar untuk menangkap cukup banyak pasien yang bergejala, itu akan membantu kami untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana infeksi menyebar dan apakah tindakan penahanan bekerja," kata Lothar Wieler, Kepala Robert Koch Institute yang mengoordinasikan tanggap darurat Covid-19 di Jerman, seperti dikutip dari Reuters, Selasa.

Pengelola TPU Pondok Kelapa Batasi Jumlah Peziarah Saat Pemberlakuan PSBB

Jerman memiliki kasus Covid-19 tertinggi kelima di belakang Amerika Serikat, Spanyol, Italia, dan Prancis hingga pada Rabu (8 April) pukul 14.55 WIB. Jumlah kasusnya 107.663 jiwa dengan total kematian mencapai 2.016 jiwa dan 36.081 jiwa yang sembuh.

Aplikasi “Corona-Datenspende” tersebut dikembangkan dalam empat pekan. Saat ini  tersedia di Google PlaysStore dan Apple Store.

Pengumpulan data akan diproses secara anonim. Untuk mendaftar, pengguna harus memasukkan kode pos, usia, jenis kelamin, tinggi dan berat badan.

Data yang dibagikan oleh perangkat yang terhubung akan dipantau secara terus-menerus, dengan pembacaan tanda seperti suhu tinggi atau gangguan tidur yang mengindikasikan apakah seseorang mungkin telah mengalami Covid-19.

Pemimpin proyek Dirk Brockmann berharap 100.000 orang - atau 10 persen dari pengguna jam tangan pintar dan pelacak kebugaran Jerman akan mendaftar sebagai sukarelawan. Bahkan, cukup 10.000 pemakai akan bermanfaat secara analitis, tutur dia.

Thryve didirikan pada 2017 bagian dari Fraunhofer Institute for Computer Graphics Research, salah satu dari 72 kelompok riset terapan di bawah payung Fraunhofer Society Jerman.

Cabang lain dari Fraunhofer Society saat ini juga sedang terlibat dalam pengembangan platform teknologi lain.

Teknologi ini mendukung aplikasi smartphone yang akan menggunakan koneksi Bluetooth antar perangkat untuk membantu melacak dan memperingatkan mereka yang berisiko.[

2. China catatkan nol kematian harian

Komisi Kesehatan Nasional China untuk pertama kalinya sejak Januari tidak mengumumkan satu pun korban meninggal akibat virus corona.

Jika dihitung dalam seminggu terakhir China mencatatkan 13 korban meninggal, yang merupakan penurunan drastis dibandingkan pertengahan Februari hingga Maret.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved