Virus Corona
BREAKING NEWS, Masa Suram AS Akibat Corona Mulai Tergambar, Cetak Rekor 1300 Kematian dalam 24 Jam
Prediksi bahwa AS akan memasuki masa suram virus corona dalam dua pekan ke depan seolah menunjukkan kenyataan.
Dengan tingginya kasus tersebut membuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai pusing.
Dia tak lagi berani 'meremehkan' China dan menyebut kasus ini sebagai Chinese Virus.
• Jenazah Covid-19 yang Dibawa ke TPU Tegal Alur Kian Banyak, Petugas Gali Makam Pakai Alat Berat
Bahkan kemarin, Donald Trump menelepon Presiden China untuk meminta bantuan.
"Baru saja menyelesaikan pembicaraan yang sangat baik dengan Presiden Xi dari Tiongkok. Dibahas dengan sangat terperinci Coronavirus yang merusak sebagian besar Planet kita," ujar Donald Trump.
"China telah melalui banyak & telah mengembangkan pemahaman yang kuat tentang Virus. Kami bekerja sama dengan erat"! ujar Donald Trump.
Cuitan Donald Trump itu menuai komentar beragam dari sejumlah netizen.
Banyak di antaranya yang meledek Trump karena sebelumnya banyak menyerang China terkait Virus Corona.
Ada juga netizen yang tetap menyalahkan China karena dinilai telah menyebarkan Virus Corona sebagai kegagalan uji coba senjata biologi.
Sementara itu, jumlah pasien Corona yang meninggal dunia sampai sabtu ini sebanyak 27.333 orang dari 595.953 orang terinfeksi Corona.
Rekor di New York
Sehari sebelumnya, salah satu negara bagian di AS, New York telah mencatat 630 lebih banyak kematian akibat virus korona.
Itu merupakan rekor tertinggi harian atau dalam 24 jam sehingga total korban meninggal dunia karena corona di wilayah itu menjadi 3.565 orang.
Jumlah kasus Corona di New York City pun, terakhir 113.000 kasus hampir menyamani kasus sebuah negara seperti Italia.
• Video Mengerikan di Rumah Sakit New York Pasien Corona Membludak di Koridor Seperti Zona Perang
Gubernur New Yok, Andrew Cuomo, mengatakan infeksi Coid-19 dapat memuncak antara empat dan 14 hari.
"Sebagian orang menyebut kita berada di puncak dan mari kita lakukan pencegahan. Tetapi ada sebagian orang mengatakan kita tidak berada di puncak tapi karena kita belum siap," katanya.