Virus Corona

Plasma Darah Pasien Covid-19 yang Telah Sembuh Bisa untuk Obat Covid-19, Begini Penjelasannya

Mereka mengembangkan obat virus Corona baru yang didapat dari plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh.

Editor: Murtopo
intisari
Virus corona (Covid-19). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Sampai saat ini masih dikembangkan berbagai vaksin untuk menjadi senjata melawan penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona.

Virus Corona baru telah menginfeksi lebih dari 1 juta jiwa di seluruh dunia.

Salah satu metodenya untuk melawan Covid-19 adalah dengan mengambil darah pasien yang sembuh dari Covid-19.

Seperti dilansir dari intisari.grid.id, Rabu kemarin perusahaan farmasi Jepang Takeda Pharmaceutical Co. mengatakan mereka mengembangkan obat virus Corona baru yang didapat dari plasma darah pasien Covid-19 yang telah sembuh.

Menkes Terawan Agus Putranto Sebut Pemerintah Gunakan Tamiflu untuk Obat Covid-19

Pendekatan mereka berdasarkan ide jika antibodi dikembangkan di tubuh pasien yang telah sembuh dari penyakit tersebut dan memperkuat sistem imun pasien baru.

Memang terdengar aneh tetapi hal tersebut merupakan salah satu metode pengobatan paling lawas.

Plasma darah yang telah dimurnikan dari pasien yang sembuh Covid-19 dianggap bisa menjadi salah satu sumber vaksin Covid-19.

Cara ini termasuk cara paling lawas dan pernah dilakukan saat terjadi pandemi flu Spanyol pada tahun 1918 silam.

WHO Rilis Obat Covid-19 Terbaru, Akan Diuji Coba di Malaysia

Jurnal kesehatan yang dipublikasikan saat pandemi flu Spanyol menggambarkan transfusi darah dari mereka yang selamat telah mengurangi tingkat kematian hingga 50%.

Selanjutnya di tahun 1934 saat wabah campak muncul di sekolah asrama di Pennsylvania, serum dipanen dari pasien pertama.

Serum tersebut kemudian digunakan untuk sembuhkan 62 pasien yang lain.

Dari 62 pasien tersebut tinggal 3 saja yang masih memiliki sakit campak, dengan gejala ringan.

Baru-baru ini, terapi menggunakan plasma darah juga digunakan untuk menangani wabah Ebola dan flu burung.

Pemerintah Siapkan Jutaan Obat Covid-19, Akan Disebarkan ke Warga Melalui Dokter Keliling

Lalu bagaimana cara kerjanya?

Dijelaskan dari statnews.com, pasien yang sembuh dari suatu penyakit yang berasal dari virus akan memiliki antibodi permanen yang kemudian menjadi bagian dari sistem imun melekat di plasma darah mereka.

Plasma darah adalah cairan darah manusia.

Mengubahnya menjadi obat dilakukan dengan mengambil darah pasien yang sembuh, diuji untuk keamanan dan memurnikannya.

Tujuan pemurnian ini adalah untuk mengisolasi antibodi pelindung tersebut.

Saat disuntikkan ke pasien yang baru, terapi plasma atau convalescent plasma, menyediakan imunitas pasif sampai pasien yang telah disuntik dapat kembangkan antibodinya sendiri.

Mike Ryan, kepala program gawat darurat WHO mengatakan jika plasma convalescent adalah pengobatan potensial untuk pasien Covid-19.

Cegah Virus Corona, Ini 6 Tips untuk Tingkatkan Imunitas si Buah Hati

Namun harus diberikan di waktu yang tepat dan tidak selamanya sukses.

Pendekatan ini telah dilakukan oleh para dokter di Shanghai pada Februari kemarin.

Namun belum ada jurnal yang resmi dirilis terkait hal tersebut.

Selanjutnya, yang dilakukan perusahaan farmasi Takeda adalah mereka sudah memiliki obat bernama intravenous immunoglobin (IVIG).

IVIG digunakan untuk mengobati pasien yang memiliki kelainan imun.

Kepala BNPB: Saling Menyalahkan Soal Virus Corona Hanya Membuat Imunitas Tubuh Berkurang

Obat tersebut terbuat dari berbagai jenis antibodi yang telah dimurnikan dari plasma darah orang-orang sehat.

Memberikan antibodi dalam bentuk yang telah dimurnikan lebih mudah, karena jumlah yang diperlukan untuk mengobati pasien yang sakit hanyalah sedikit.

Obat ini juga lebih aman, karena tidak ada peluang menularkan virus lain, serta lebih efisien.

Program IVIG mulai membuat obat baru, TAK-888 dari darah pasien yang sembuh dari virus Corona.

Karena sudah dilakukan dalam waktu yang lama, Takeda tidak memerlukan fase I untuk mendemonstrasi keamanan dasarnya atau fase III untuk menguji efisiensinya.

Dengan ini, pengobatan dapat tersedia lebih cepat.

Manfaat lain dari pendekatan ini adalah tidak diperlukan prosedur untuk tentukan antibodi terbaik dalam memerangi novel coronavirus.

Hal ini karena seluruh antibodi dari pasien yang telah sembuh diambil untuk melawan novel coronavirus.

Harapannya, serum dari plasma ini akan digunakan untuk pasien yang sakit parah.

Selain Takeda, ada lagi perusahaan farmasi yang sedang kembangkan serum pengobatan dengan cara yang sama.

Antara lain Regeneron dan Vir Biotechnology.

Pengobatan cara ini dianggap lebih cepat dibandingkan vaksin, karena pembuatan vaksin lebih sulit dari anggapan masyarakat.

Lebih-lebih, Sars-CoV-2 adalah virus baru yang masih dipelajari.

Sumber: Intisari
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved