Virus Corona
Cerita Bikin Nangis Petugas Medis Pasien Virus Corona, Tugas Negara Hingga Saling Menguatkan
Cerita Bikin Nangis Petugas Medis Pasien Virus Corona, Tugas Negara Hingga Saling Menguatkan
Petugas medis dalam kasus virus corona kini diakui sebagai pekerjaan paling penuh pengorbanan.
Sudah banyak korban meninggal dunia karena tertular virus mematikan tersebut.
Namun tanpa petugas medis, pengendalian wabah virus corona, makin tak terbayangkan jadinya.
Semua sepakat bahwa petugas medis adalah para pahlawan di tengah wabah global yang mendunia dan belum diketahui kapan akan berakhirnya.
• Awal April 2020, RS Pertamina Jaya Jadi RS Rujukan PDP Covid-19, Petugas Medis Tidur di Hotel Patra
• Penyanyi Cantik Keponakan Inul Daratista Ini Suntik Semangat ke Petugas Medis hingga Pasien COVID-19
Berikut beberapa kisah petugas medis yang menggugah perasaan.
1. Tugas Negara
Menjadi garda terdepan menangani penyakit menular seperti corona bukan hal yang mudah bagi Kepala Ruang Isolasi Nusa Indah RSUP Sanglah Gusti Putu Rai Sumiari.
Selain menghadapi pasien Covid-19, Sumiari pun harus berhadapan dengan pertentangan keluarga.
Suami Sumiari sempat memintanya pindah tugas dari Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, tempat pasien-pasien Covid-19 dirawat.
• Video Viral: Iwan Bule Datang ke Rumah Mewah Pengusaha Jerry Lo Pantau Tes Corona
Takut dan khawatir menjadi alasan terbesar keluarganya tak setuju.
"Semua keluarga takut, bahkan suami saya sempat meminta pindah dari Nusa Indah," kata dia.
Jauh di sanubari Sumiari, petugas medis bukan sekadar pekerjaan.
Lebih dari itu, ia mengemban sebuah tugas negara.
• Begini Cara Rey Utami dan Pablo Benua Supaya Tidak Diserang Virus Corona Selama Ada di Rumah Tahanan
Perlahan dengan kesabarannya, Sumiari menyampaikan pengertian tersebut kepada keluarganya.
"Ini adalah tugas negara dan kami mencintai profesi kami. Syukurlah keluarga mengerti," ungkap dia.
Sumiari juga menyampaikan, dirinya dibekali alat pelindung diri (APD) untuk mencegah penularan virus corona ketika menangani pasien.
Tenaga kesehatan pun diwajibkan mengganti semua pakaiannya dan mandi sebelum pulang ke rumah.
• BREAKING NEWS: Pemkot Bekasi Gelar Rapid Test COVID-19 di Stadion Patriot, Khusus Tim Medis
2. Kewajiban Seorang Dokter
Kewajiban merawat Petugas medis lainnya yakni dokter spesialis paru di ruang isolasi Nusa Indah, I Gede Ketut Sajinadiyasa, mengatakan, keluarganya juga merasa khawatir.
I Gede kemudian menjelaskan, merawat pasien sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang dokter meski dengan segala risikonya.

"Dengan penjelasan-penjelasan bagaimana cara mencegah infeksi, menghindari infeksi, mereka bisa menerima kondisi seperti ini," kata dia.
• DAFTAR Starting Eleven dan 8 Pemain Cadangan Terbaik Indonesia Versi Bambang Pamungkas
Para petugas medis pun memberikan pesan bahwa tanggung jawab mengendalikan wabah bukan hanya pada tenaga medis, melainkan juga di tangan setiap orang, dengan cara menuruti aturan pemerintah untuk tidak keluar rumah.
3. Pendam Rasa Takut
Sebelunya, cerita tenaga medis di RSUD Saiful Anwar di Kota Malang, Jawa Timur, juga menggunggah hati.
Dalam perjuangannya menyembuhkan pasien corona, mereka pun memendam rasa takut akan tertular.
Ungky Agus Setiawan (40), salah satu dokter spesialis paru di RSSA Malang, bahkan tampak menitikkan air mata saat menceritakan perjuangan para petugas medis merawat pasien yang terjangkit virus corona di RSSA Kota Malang.
• Polisi Bubarkan Syuting Sinetron Kisah Cinta Anak Tiri, Apa Tanggapan Rumah Produksi SinemArt?
Dirinya tahu, tenaga medis sangat berisiko tertular virus mematikan itu. Tidak mudah, tapi itu yang harus dilakukan para tenaga medis.
“Iya, gimana ya kita sudah disumpah untuk…,” katanya tertegun sambil menitikkan air mata, saat menghadiri konferensi pers di RSSA Kota Malang, Rabu (18/3/2020) lalu.
Ungky menjelaskan, di RSSA terdaat 10 pasien kasus corona. Dua orang positif Covid-19, 2 PDP, dan 6 orang dinyatakan negatif.
• Panlih Wagub DKI Dorong Pemilihan Digelar Hari Jumat, Ini Alasannya
4. Mencoba Saling menguatkan
Selama bekerja, Ungky dan petugas medis lainnya selalu berusaha menerapkan standar operasional prosedur yang berlaku agar terhindar dari penularan virus pasien.
Salah satunya dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, serta meningkatkan imunitas tubuh.

“Kemudian yang paling penting, kita punya optimis dan kerja sesuai dengan porsi. Kalau memang kecapean, ya semua ada batasnya. Kita memang harus jaga kondisi,” katanya.
• Cegah Penyebaran Virus Corona, Lola Amaria: Jangan Keluar Rumah Dulu Kalau Nggak Penting
Ungky mengatakan, virus itu memang belum ada obatnya. Namun, dengan imunitas tubuh yang baik dan rasa optimisme, virus itu akan bisa tertangani.
“Kewaspadaan tinggi harus kita jalankan dalam kondisi seperti ini,” ungkapnya.
Lalu, sebagai tim, Ungky dan rekan-rekannya mencoba untuk saling menyemangati satu sama lainnya.
"Saling menyemangati. Saling menguatkan. Rasa takut itu pasti ada, tapi ini kan demi masyarakat semuanya. Kalau tidak kita tangani, siapa lagi yang akan membantu untuk menangani ini,” ungkapnya.
• Sekolah Diliburkan, Ratusan Pelajar Tangerang Malah Asyik Main Game di Warnet Diamankan Polisi
5. Terpaksa Pakai Jas Hujan
Saat bertugas menangani pasien yang terserang virus corona, tenaga medis seharusnya mengenakan APD lengkap, mulai dari penutup kepala, kaca mata google, masker, pakaian, sarung tangan pendek dan panjang serta sepatu bot.
Namun, di RSUD Sekarwangi, para tenaga medis hanya mengenakan jas hujan plastik.

"APD ini memang sudah hampir habis, karena memang sekali pakai langsung dibuang," ungkap Direktur RSUD Sekarwangi dr Albani Nasution dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kabupaten Sukabumi, Kamis (19/3/20200.
Albani mengatakan, harga untuk APD lengkap di pasaran cukup mahal, sekitar Rp 300.000 hingga Rp 900.000.
Lalu, dengan keterbatasan yang ada, dia memilih jas hujan plastik bagi para tenaga medisnya.
Bahannya sebenarnya lebih kuat dari bahan plastik, namun memang sedikit lebih panas.
"Tapi kalau dilihat pemakaiannya untuk APD sangat efektif, saya bilang cukup keren, karena warna warni," tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sempat Ditentang Keluarga, Petugas Medis yang Tangani Corona: Ini Tugas Negara", Editor : Pythag Kurniati. Dan dengan judul "Sepenggal Cerita Pejuang Corona, APD Jas Hujan Plastik dan Melawan Rasa Takut Tertular ",