Virus Corona
IPW Minta Polri Berani Bubarkan Tes Massal Corona di Jabar
Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan Polri harus berani membubarkan tes massal Covid-19 yang diputuskan Gubernur Jawa Barat
Penulis: Budi Sam Law Malau |
SEMANGGI, WARTAKOTALIVE.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan Polri harus berani membubarkan tes massal Covid-19 yang diputuskan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mulai Rabu, 25 Maret 2020.
Sebab tes dengan pengumpulan massa ini bertentangan dengan instruksi Presiden Jokowi dan Maklumat Kapolri.
"IPW berharap jajaran kepolisian berani bersikap tegas membubarkan aksi pengumpulan massa oleh Ridwan Kamil itu," kata Neta kepada Warta Kota, Selasa (24/3/2020).
Selain itu katanya IPW juga berharap aparatur pemerintah bersikap satu kata dengan perbuatan dalam mengatasi penyebaran virus Corona.
"Jangan di satu sisi melarang pengumpulan massa, di sisi lain membuat pencitraan dengan mengumpulkan massa.
Tes Corona buat masyarakat tidak harus dengan mengumpulkan massa di stadion, tapi bisa dilakukan door to door, untuk menghindari pengumpulan massa yang justru berisiko menyebarkan Virus Corona," kata Neta.
Sebelumnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil sudah mengumumkan Tes Corona tersebut dilakukan di daerah yang berbatasan dengan DKI Jakarta serta sebagian Bandung Raya.
Yakni, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Sumedang.
Daerah ini dipilih karena sebaran kasus Covid-19 paling banyak dibandingkan daerah lain.
Pelaksanaan tes dengan drive-thru, direncanakan Ridwan di tiga lokasi, yakni Stadion Patriot di Bekasi untuk warga Bekasi dan Karawang, Stadion Pakansari di Bogor untuk warga Bogor dan Depok, serta Stadion Si Jalak Harupat untuk Kabupaten Bandung dan sisanya.
Belakangan Pemkot Bekasi menolak rencana Ridwan tersebut.
Melihat agresifnya Ridwan melancarkan rencana Tes Corona ini, sudah saatnya Kapolri dan Kapolda Jabar menegur Ridwan untuk membatalkan rencananya itu.
"Sebab selain bertentangan dengan instruksi Presiden dan Maklumat Kapolri, pengumpulan massa berisiko menyebarluaskan penyebaran Virus Corona," kata Neta.
Ridwan Kamil Mulai Lakukan Tes Massal Covid-19 door to door dan drive thru
Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil, akan mulai melakukan tes massal covid-19.
Untuk tes massal covid-19 tersebut, Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil dengan menggunakan dua opsi atau pilihan.
Yaitu opsi door to door dan drive thru untuk tes massal covid-19 tersebut.
Penyelenggaraan tes massal covid-19 itu dilakukan dengan metode Rapid Diagnostic Test (tes darah).
Sebagai upaya untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Informasi mengenai tes massal covid-19 tersebut diunggah oleh Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil di akun Twitter-nya, @ridwankamil, Minggu (22/3/2020).
Berikut unggahan tersebut :
'TES MASAL COVID-19 Hari-hari ke depan, Pemprov Jawa Barat akan melanjutkan program tes proaktif yang sudah dilakukan sejak minggu lalu dengan tehnik PCR yang keluar hasilnya 5 jam. [utas, mohon dibaca sampai selesai]

Tehnik proaktif baru yang akan dilakukan adalah melalui metode Rapid Diagnostic Test (tes darah) dengan skala masal ribu-ribu dan cepat (10-15 menit) dengan test kit yang dikirim oleh pemerintah pusat.
Berhubung geografis Jawa Barat yang sangat luas dan beragam kondisinya.
Maka rencana tes masal untuk Covid-19 akan dilakukan dengan multi opsi:
A. Door to door untuk mereka yang paling harus diwaspadai (ODP/PDP) di zona kota yang dekat secara jarak seperti pola di Jakarta.
B. Drive-thru satu persatu tanpa kerumunan untuk masyarakat umum di lapangan parkir yang sangat luas (parkiran stadion, bandara dll).
Dengan sistem:
1. Datang sesuai appointment. Antri satu persatu. Ada jarak fisik dan waktu.

2. Tidak ada persentuhan fisik sama sekali cukup didalam kendaraan.
3. Dalam 10 menit, jika hasil negatif maka langsung pulang. Jika indikasi positif maka akan dilakukan prosedur. lanjutan.
Tes masal ini tidak untuk semua orang. Hanya untuk mereka yang ditandai punya resiko dan potensi tertular atau menularkan tinggi.
Prosedur layak di tes atau tidak perlu, akan dikabari selanjutnya.
Korea Selatan yang berpenduduk 51 juta pun, yang di tes masal hanya 300.000-an warga. Hanya kepada wilayah di zona merah dan individu-invdividu beresiko.
DIMANA LOKASI TES MASAL? Akan kami kabari secepatnya. Semoga informasi ini bermanfaat.'
Presiden Beli Dua Obat
Ada dua macam obat yang disiapkan pemerintah, yaitu Avigan dan Klorokuin.
Kedua obat tersebut diyakini bisa menyembuhkan dari virus corona.
Pasalnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyiapkan kedua tersebut.
Nantinya jutaan obat tersebut akan langsung Jokowi distribusikan.
Dilansir dari Kompas.com, Pemerintah disebut telah mendatangkan 5.000 butir Avigan dan tengah memesan 2 juta butir obat tersebut.
Sementara itu, Klorokuin sudah disiapkan sebanyak 3 juta butir.
Avigan atau Favipiravir adalah obat antivirus dari Jepang yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang, yaitu Fujifilm Toyama Chemical, dan diproduksi oleh Zheijang Hisun Pharmaceutical.
Pada dasarnya, Avigan dikembangkan untuk mengobati virus influenza.
Bulan lalu, Avigan tersebut diakui sebagai pengobatan eksperimental untuk pasien Covid-19.
“Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan (melawan virus corona),” tutur Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China kepada The Guardian.
Situs Live Science menyebutkan, Avigan secara khusus dibuat untuk mengobati virus RNA.
Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 memang memiliki materi genetik utama RNA, bukan DNA.
• Sindiran Iwan Fals pada Partai yang tidak Sanggup Bagi Masker saat ini, Beda saat Nyaleg
• Pria ini Ciptakan Kotak Disinfektan Cegah Corona Seperti di Vietnam, Cara Bikinnya Mudah
Obat ini menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase.
Menurut jurnal Proceedings of Japan Academy, Ser.B, dan Physical and Biological Science, tertulis bahwa tanpa adanya enzim utuh, virus tidak dapat menggandakan materi genetik secara efisien dalam sel inang.
Avigan menunjukkan hasil positif dalam uji klinis yang melibatkan 340 orang di Wuhan dan Shenzhen.
Empat hari usai diberikan obat tersebut, para pasien Covid-19 dites kembali dan menunjukkan hasil negatif.
Meski begitu, setengah pasien yang dites menunjukkan hasil negatif lebih awal, dan setengahnya lagi lebih dari empat hari.
• Prabowo Minta Sediakan Pesawat kepada Panglima TNI Untuk Angkut Alat Kesehatan Dari Shanghai Cina
• Jokowi Bangun Gedung untuk Pasien Virus Corona di Pulau Galang Ini Fasilitas dan Target Selesai
Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan pasien yang tidak mendapat obat Avigan. Ahli melihat bahwa pasien baru dinyatakan negatif dalam kurun waktu 11 hari pasca-tertular.
Kondisi paru-paru yang ditunjukkan oleh sinar-X memperlihatkan adanya perbedaan besar antara pasien Covid-19 yang mengonsumsi Avigan dengan mereka yang tidak.
Pada pasien yang mengonsumsi obat Avigan tampak kondisi paru meningkat 91 persen.
Sedangkan yang tidak mengonsumsi obat Avigan, kualitas paru meningkat hanya 62 persen.
Sementara itu, dalam uji coba di Wuhan, Avigan tampak memperpendek durasi demam pasien, dari rata-rata 4,2 hari menjadi 2,5 hari.
Di Jepang, Avigan memang diresepkan bagi pasien Covid-19 yang memiliki gejala ringan hingga sedang.
Ahli menemukan bahwa obat ini kurang efektif jika diberikan pada pasien yang memiliki gejala berat.
“Kami telah memberikan Avigan kepada 70 sampai 80 orang. Obat ternyata tidak berfungsi dengan baik ketika virus sudah berlipat ganda di tubuh pasien,” tutur narasumber dari Kementerian Kesehatan Jepang kepada surat kabar Mainichi Shimbun.
Klorokuin Klorokuin fosfat (chloroquine phosphate) merupakan senyawa sintetis (kimiawi) yang memiliki struktur sama dengan quinine sulfate.
Quinine sulfate berasal dari ekstrak kulit batang pohon kina, yang selama ini juga menjadi obat bagi pasien malaria.
Guru Besar Bidang Farmakologi dan Farmasi Klinik Universitas Padjadjaran (Unpad), Keri Lestari, mengatakan bahwa kedua struktur tersebut (quinine sulfate dan chloroquine phosphate) memiliki manfaat yang sama dalam proses penyembuhan penyakit malaria.
Klorokuin memang menjadi salah satu senyawa yang dianggap sebagai kandidat antivirus untuk Covid-19.
Penelitian telah dilakukan oleh Wuhan Institute of Virology dari Chinese Academy of Sciences.
Penelitian tersebut dilakukan oleh ahli virologi Manli Wang bersama timnya, dan telah dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Berdasarkan penelitian awal, klorokuin dapat menghambat kemampuan virus baru untuk menginfeksi dan tumbuh di dalam sel saat diuji pada kera.
Situs Science News menyebutkan bahwa klorokuin dapat memblokir infeksi virus dengan mengganggu kemampuan beberapa virus, termasuk SARS-CoV-2, untuk memasuki sel.
“Klorokuin juga dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan virus tanpa jenis reaksi berlebihan, yang dapat menyebabkan kegagalan organ,” tutur para peneliti.
Pakar Farmakologi & Clinical Research Supporting Unit FKUI, dr Nafrialdi, sebelumnya menekankan perlunya uji klinis untuk dapat menetapkan klorokuin sebagai obat untuk melawan virus corona.
Nafrialdi juga memiliki kekhawatiran karena klorokuin sebagai obat antimalaria juga sudah tidak lagi digunakan karena banyaknya kasus resisten malaria di sejumlah wilayah, termasuk Papua.
Kendati demikian, apabila memang klorokuin dapat menjadi obat bagi pasien Covid-19, maka itu merupakan sinyal awal.
“Itu mungkin hanya sinyal awal, tapi jangan langsung diterjemahkan bisa langsung dipakai. Perlu dilakukan serangkaian uji klinis untuk bisa menyatakan obat antimalaria menjadi obat virus corona,” tutur Nafrialdi kepada Kompas.com, Kamis (12/3/2020).