Virus Corona

Terekam Lewat Satelit Kuburan Massal di Qom Iran karena Wabah Virus Corona, Menteri Tak Mengelak

Terekam lewat gambar satelit kuburan massal di kota Qom Iran menunjukkan epidemi virus corona Iran

Gettyimage via BBC.com
Petugas kebersihan Iran menyemprotkan disinfektan pada kuil Masumeh di kota Qom. 

WARTAKOTA --- Terekam lewat gambar satelit kuburan massal di kota Qom Iran menunjukkan epidemi virus corona Iran bahkan lebih serius daripada yang diakui pihak berwenang.

Foto-foto itu, pertama kali diterbitkan oleh New York Times, menunjukkan penggalian bagian baru di kuburan di pinggiran utara kota suci Iran pada akhir Februari.

Terdapat dua parit panjang digali dengan total panjang 100 yard atau 91,4 meter, pada akhirnya bulan ini.

Dikutip Wartakotalive.com dari Guardian Jumat (12/3/2020), mereka mengkonfirmasi ketakutan terburuk tentang tingkat epidemi virus corona dan selanjutnya pemerintah menutup-nutupi.

Tom Hanks dan Istri Positif Kena VIrus Corona, Gejala yang Dirasakan Demam dan Kedinginan

Pada 24 Februari, pada saat parit digali, seorang legislator dari Qom, 75 mil (120 km) selatan Teheran, menuduh kementerian kesehatan berbohong tentang skala wabah itu, dengan mengatakan sudah ada 50 kematian di kota, pada saat kementerian itu mengklaim hanya 12 orang telah meninggal karena virus nasional.

Wakil menteri kesehatan Iraj Harirchi, mengadakan konferensi pers untuk secara tegas menyangkal tuduhan itu, tetapi ia jelas berkeringat dan batuk ketika melakukannya.

Hari berikutnya, Harirchi mengkonfirmasi bahwa dia telah dites positif untuk virus Covid-19.

Pagi Ini Situs Corona Jakarta Sudah Bisa Diakses Lagi Setelah Diserang Hacker

Sejak itu, anggota parlemen Iran, Majlis, mantan diplomat dan penasihat senior untuk Pemimpin Tertinggi, Ali Khamenei, telah meninggal.

Penasihat Khamenei lain dan salah satu suara paling kuat dalam kebijakan luar negeri Iran, Ali Akbar Velayati, dilaporkan pada hari Kamis telah terinfeksi.

Peringkat teratas kepemimpinan ulama Iran sangat rentan karena usia lanjut mereka.

Menurut angka kementerian kesehatan terbaru, lebih dari 10.000 orang Iran jatuh sakit karena virus dan 429 meninggal.

Amir Afkhami, yang telah menulis sejarah pengalaman Iran tentang epidemi kolera, A Modern Contagion, mengatakan kuburan massal menambah kecurigaan bahwa angka kematian sebenarnya jauh lebih tinggi dan masih dilindungi oleh kepemimpinan.

“Tidak mengejutkan saya bahwa mereka sekarang mencoba membuat kuburan massal dan berusaha menyembunyikan dampak sebenarnya dari penyakit tersebut,” kata Dr. Afkhami, seorang profesor di Universitas George Washington, mengatakan.

Dia menambahkan bahwa kemitraan dagang yang erat antara Iran dan Cina, dan ketakutan pemerintah untuk mengganggu kemitraan itu telah berkontribusi pada penyebaran penyakit yang dini dan cepat.

"Karena status China sebagai mitra komersial utama negara itu, pemerintah Iran mengambil langkah-langkah kehati-hatian yang tidak memadai untuk membatasi dan memantau pelancong dari Tiongkok," kata Dr Afkhami.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved