Dipimpin Ribka, PDIP Kawal Pemberian Bantuan Sembako dari Kemensos untuk Korban Gempa Sukabumi

Tim dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengawal dan mendampingi bantuan sembako dari petugas Kementerpa seribuSosial (Kemensos).

ISTIMEWA
Tri Rismaharini dan Ribka Tjiptaning Proletariyati (kanan) 

PARTAI Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengawal dan mendampingi bantuan sembako dari petugas Kementerian Sosial (Kemensos).

Bantuan berupa seribu paket sembako itu ditujukan untuk para korban gempa bumi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Bantuan dari pemerintah pusat ini transit di Desa Pulosari, Kecamatan Kalapanunggal, sebelum disalurkan kepada ratusan korban gempa bumi, Kamis (12/3/2020).

Sebut Jakarta Aman, Mahfud MD Nilai Formula E Ditunda karena Rugi Kalau Tidak Banyak yang Tonton

Sehari sebelumnya, DPC PDIP Kabupaten Sukabumi menyerahkan bantuan sembako berupa beras dan mi instan, serta makanan ringan kepada para korban yang rumahnya rusak diguncang gempa.

Bantuan diserahkan kepada para korban yang tinggal di tenda-tenda pengungsian. 

“Ini hari kami mengawal dan mendampingi mobil bantuan yang membawa sembako dari Kementerian Sosial."

TERMINAL 3 Bandara Soekarno-Hatta Sempat Gelap Gulita, Kata Angkasa Pura II Ada Gangguan Teknis

"Untuk para korban gempa bumi di Kecamatan Kalapanunggal,” kata Anggi Purwanto, perwakilan dari PDIP, di tempat transit bantuan, berdasarkan keterangan tertulis.

Gempa bumi berkekuatan 5 SR memporakporandakan ratusan rumah pada Senin (9/3/2020) sore.

Guncangan gempa tersebut menimbulkan kerusakan pada ratusan rumah di beberapa desa di Kecamatan Kalapanunggal.

KRL Disebut Rawan Virus Corona, Penumpang: Santai Saja, Hidup Mati Ditentukan Allah

Semua aparat pemerintah termasuk kepolisian dan TNI bergerak serentak untuk membantu dan mengevakuasi serta membersihkan puing-puing di rumah terdampak gempa.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami juga telah melakukan peninjauan dan memberikan bantuan kepada para korban gempa.

“Mengapa kami mendampingi penyaluran bantuan ini?"

Imbas Virus Corona, Mulai April Karyawan Bakal Gajian Full Tanpa Dipotong Pajak Selama 6 Bulan

"Karena bantuan dari Kemensos ini atas usulan dari Bu Ribka yang juga merupakan Ketua DPP PDI Perjuangan yang membidangi Penanggulangan bencana."

"Bantuan tersebut harus sampai ke para korban gempa."

"Jadi kami berkewajiban untuk mengawal bantuan agar sampai pada yang berhak menerima,” jelas Anggi yang juga tim dari Anggota Fraksi PDIP DPR Ribka Tjiptaning asal daerah pemilihan Sukabumi.

Ini Penyebab Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Gelap Gulita, Sempat Bau Sangit

Ribka Tjiptaning Proletariyati, adalah anggota Komisi-IX DPR dan Ketua DPP PDIP yang membidangi Penanggulangan bencana.

Paket sembako yang jumlahnya 1.000 itu akan disalurkan ke berbagai desa di Kecamatan Kalapanunggal.

Antara lain, Desa Palasarigirang, Desa Walangsari, Desa Kalapanunggal, dan Desa Pulosari.

Gegara Virus Corona, Jokowi Kini Minum Jamu Tiga Kali Sehari

Di kantornya, Kades Pulosari Dirja Miharja menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu warganya yang sedang ditimpa musibah.

Dia mendoakan para dermawan mendapat balasan berlipat-lipat dari Allah SWT.

Dirja juga mohon doa dan dukungan agar warganya dapat segera terbebas dari penderitaan akibat gempa

Aktivitas Sesar Aktif

Gempa tektonik M=5,1 yang mengguncang wilayah Sukabumi pada Selasa (10/3/2020) pukul 17.18.04 WIB, dipicu oleh aktivitas sesar aktif.

Hasil analisis menunjukkan gempa ini diakibatkan oleh aktivitas slip atau pergeseran blok batuan kulit bumi secara tiba-tiba.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dari bentuk gelombang gempanya (waveform), tampak jelas adanya gelombang gesernya (shear) cukup nyata dan kuat.

"Selisih waktu tiba catatan gelombang P (pressure) dan S (shear) hanya 6 detik."

"Yang menunjukkan gempa ini merupakan jenis gempa lokal (local earthquake)," katanya, dikutip dari laman bmkg.go.id.

Gempa semacam ini biasa dikenal sebagai gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang dipicu aktivitas sesar aktif.

Titik episenter gempa ini terletak pada koordinat 6,81 LS dan 106,66 BT, tepatnya di darat berlokasi di wilayah Kecamatan Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi.

Lokasi stasiun seismik terdekat pusat gempa yang mencatat gempa ini adalah stasiun seismik Palabuhan Ratu dengan kode PJSM.

Stasiun seismik ini adalah stasiun monitoring gempa yang baru saja di bangun BMKG pada 2019.

Keberadaan sensor seismik baru ini memiliki andil dalam menambah akurasi parameter gempa hasil analisis BMKG.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar (strike-slip fault).

Berdasarkan kondisi geologi dan tataan tektonik di wilayah Jawa Barat bagian selatan, ada dugaan sesar ini memiliki pergeseran ke kiri (left lateral).

Dengan melihat peta zonasi sumber gempa di wilayah Jawa Barat, tampak lokasi episenter gempa ini berada di zona Sesar Citarik.

Zona sumber gempa sesar aktif ini berada di sebelah barat Sesar Cimandiri.

Tapi, berada di sebelah timur zona sumber gempa Kluster Bogor yang aktif memicu rentetan gempa swarm, yang berpusat di Kecamatan Nanggung, Bogor pada Agustus 2019.

Catatan sejarah gempa di wilayah ini menunjukkan pada 1900 di wilayah Cisaat dan Gandasoli Sukabumi pernah dilanda gempa kuat dan merusak.

Gempa saat itu selain merusak permukiman, juga merusak Stasiun Cisaat dan Gandasoli Sukabumi.

Selanjutnya di wilayah ini kembali terjadi gempa kuat dan merusak, yang populer dengan nama Gempa Gandasoli pada 1982.

Gempa Sukabumi kemarin merupakan gempa dengan magnitudo paling kuat yang bersumber dari sesar aktif di daratan Jawa Barat sejak 19 tahun terakhir.

Berdasarkan catatan katalog gempa, tampak gempa kuat dengan pusat di darat terakhir yang terjadi di Jawa Barat berkekuatan M=5,1, terjadi di Ciamis-Kuningan pada 13 Januari 2001.

Hasil analisis peta tingkat guncangan gempa (shake map) yang dipublikasikan oleh BMKG sesaat setelah gempa, menunjukkan di zona pusat gempa dan sekitarnya berwarna kuning.

Artinya, dampak gempa mencapai skala intensitas VI MMI.

Estimasi terjadinya kerusakan akibat gempa oleh BMKG ini sangat akurat, yang ditunjukkan dengan bukti terjadinya kerusakan di lapangan.

Data BPBD Jawa Barat menunjukan gempa ini menimbulkan kerusakan di beberapa wilayah kecamatan di Sukabumi.

Di Kecamatan Kalapanunggal (17 rumah rusak berat 15 rumah rusak sedang 17 rumah rusak ringan).

Kecamatan Parakansalak (2 rumah rusak sedang), Kecamatan Cidahu (1 rumah rusak), dan Kecamatan Kabandungan (beberapa rumah rusak ringan).

Guncangan gempa juga dirasakan di Cikidang, Ciambar, Cidahu dalam skala intensitas IV-V MMI.

Guncangan dirasakan oleh hampir semua penduduk, yang menyebabkan warga berlarian ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.

Guncangan juga dirasakan di Panggarangan, Bayah, Sukabumi dalam skala intenaitas III MMI, di mana guncangan dirasakan seperti ada truk berlalu.

Dalam rangka pengumpulan data dampak gempa, maka sangat dibutuhkan survei lapangan gempa merusak.

Terkait kerusakan akibat gempa tersebut, BMKG kemarin memberangkatkan tim survei ke zona gempa di Sukabumi.

Survei lapangan yang akan dilakukan BMKG mencakup survei makroseismik guna memetakan sebaran dampak kerusakan bangunan (berat, sedang, ringan).

Data ini penting untuk validasi peta shakemap yang dipublikasikan BMKG.

BMKG juga akan memasang beberapa portable digital seismograpf untuk memonitor aktivitas gempa susulan.

Satu lagi hal yang penting dilakukan oleh tim survei BMKG adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dengan memberikan penjelasan seputar mitigasi gempa bumi, cara selamat saat terjadi gempa, serta menenangkan masyarakat.

Gempa Sukabumi ini termasuk gempa tipe II, di mana gempa diawali gempa pendahuluan, selanjutnya terjadi gempa utama, dan kemudian diikuti gempa susulan.

Sebelum terjadi gempa utama (main shock) dengan magnitudo M=5,1 pada pukul 17.18.04 WIB, didahului aktivitas gempa pendahuluan (foreshock) dengan magnitudo M=3,1 pukul 17.09 WIB.

Setelah terjadi gempa utama, selanjutnya diikuti gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo M=2,4 pada pukul 18.06 WIB.

Ada beberapa pembelajaran yang dapat diambil dari kasus gempa Sukabumi ini.

Pertama, di wilayah Indonesia ternyata masih banyak sebaran sesar aktif yang belum teridentifikasi dan terpetakan strukturnya dengan baik.

Identifikasi dan pemetaan sesar aktif ini sangat penting untuk kajian mitigasi dan perencanaan wilayah.

Kedua, adalah mewujudkan bangunan tahan gempa.

Ini penting karena banyaknya korban sebenarnya bukan disebabkan oleh gempa, tetapi timbul korban akibat bangunan roboh dan menimpa penghuninya.

Membuat bangunan rumah tembok asal bangun tanpa besi tulangan atau dengan besi tulangan berkualitas tidak standar, justru akan menjadikan penghuninya sebagai korban jika terjadi gempa. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved