Rustam Ingin 800 Posyandu Dibina Olah Sampah Popok Bekas
Rustam Ingin 800 Posyandu Dibina Olah Sampah Popok Bekas. Simak selengkap-lengkapnya di dalam berita ini.
Penulis: Desy Selviany |
WALI Kota Jakarta Barat Rustam Effendi menargetkan 800 posyandu di Jakarta Barat dapat mengolah popok bekas menjadi barang bermanfaat.
Hal ini mengacu pada keberhasilan 28 posyandu yang sukses menggerakan Ibu-ibu PKK (pembinaan kesejahteraan keluarga) dalam mengolah popok bekas.
Rustam mengatakan setiap harinya Jakarta Barat menyumbang 1300 ton sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang, Bekasi. Sebagiannya merupakan sampah popok bekas yang kini menjadi kebutuhan pokok para Ibu.
Nilai yang dikeluarkan DKI Jakarta untuk pengolahan sampah pertahunnya mencapai Rp2,5 triliun. Angka itu didapat dari operasional pengambilan sampah sampai mengurus izin pengolahan sampah di Bantar Gebang.
• Sampah Berserakan di Trotoar Jembatan, Begini Reaksi Pemkab Tangerang
Maka menurutnya, akan jauh lebih baik kalau sampah dapat diolah langsung sedari rumah tangga seperti popok bayi.
"Untuk pengolahan sampah dari rumah tangga inilah pemerintah tidak dapat berkerja sendiri. Butuh peran swasta dan masyarakat agar program pemilahan dan pengolahan sampah sukses," jelas Rustam dalam acara Merries Senyumkan Lingkungan yang diadakan di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (4/3/2020).
Ia menyambut baik produsen popok Merries dari PT KAO yang mau terlibat dalam pengolahan sampah popok bayi. Misalnya saja dengan melibatkan 28 posyandu yang dibina selama 3 bulan agar dapat memilah dan mengolah sampah popok menjadi fiber dan oil.
Selama 3 bulan itu, program itu telah mengurangi 12 ton sampah yang berasal dari popok bekas.
"Hal ini menyumbang penyelesaian masalah sampah yang kita buang ke Bantar Gebang. Maka kedepan jangan 28 posyandu. Ayo kita buat tantangan membina 800 lebih posyandu di Jakarta Barat ini," ajak Rustam.
Ia menugaskan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait untuk lebih giat dalam menarik pihak swasta dalam pengolahan sampah.
"Jadi jangan merries saja, yang lain juga harus tanggung jawab terhadap masalah sampah ini," imbaunya.
• Timbulkan Kekhawatiran, Airin Minta Pemerintah Sosialisasikan RUU Cipta Kerja ke Masyarakat
Diberitakan sebelumnya Merries berkerjasama dengan Pemerintah Kota Jakarta Barat membina 28 Posyandu di Jakarta Barat. Lewat ibu-ibu PKK mereka membina para ibu di lingkungan posyandu agar dapat memilah sampah popok.
Sampah popok bayi yang sudah dipilah itu dikumpulkan di Bank Sampah dan dihargai nilai rupiah oleh pihak Merries. Sampah-sampah popok yang sudah di Bank Sampah itu kemudian diangkut dan dibawa ke pengolahan sampah khusus.
Sampah popok bekas itu diolah menjadi bahan fiber atau oil. Untuk bahan fiber para ibu-ibu dapat menggunakannya kembali menjadi bahan membuat pot bunga.