Gandeng E-Commerce, Hippo Powerbank Optimistis Raih Peningkatan Target Penjualan Hingga 20 Persen
Hippo pun telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya bekerja sama dengan industry berbasis teknologi masa kini yakni e-commerce.
Penulis: Ichwan Chasani | Editor: Ichwan Chasani
JAKARTA – Di Indonesia, penetrasi smartphone cukup besar, sekitar seperempat dari total populasi. Data dari Statista, pengguna smartphone telah mencapai 28 persen dari total penduduk Indonesia pada 2019, naik 2 persen dari tahun sebelumnya.
Angka ini akan merayap pelan hingga empat tahun ke depan yang diprediksi sekitar 33 persen dari total penduduk Indonesia.
Angka yang terus merangsek naik ini menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan industri smartphone/gadget, termasuk pioneer powerbank di Indonesia yakni Hippo Powerbank.
Manager Marcomm & PR Hippo Yosia Nitiatmadja mengungkapkan bahwa dari tahun ke tahun penjualan powerbank Hippo tercatat mengalami pertumbuhan cukup signifikan, walau kadang ada grafik turun dan stagnan juga di waktu waktu tertentu.
Di tahun 2019 sendiri, kata dia, penjualan powerbank Hippo diwarnai grafik yang berfluktuasi dibanding tahun tahun sebelumnya. “Namun untuk tahun 2020, kami optimis akan dapat mencapai peningkatan target penjualan 10 – 20 persen,” ungkap Yosia Nitiatmadja, dalam pernyataan resminya, baru-baru ini.
Untuk bisa mencapai target tersebut, kata Yosia, Hippo pun telah menyiapkan sejumlah strategi. Salah satunya bekerja sama dengan industry berbasis teknologi masa kini yakni e-commerce atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan online shop ternama di Indonesia seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan JD.ID dan lain sebagainya.
“Terus terang pasar powerbank itu luas banget, yang awalnya hanya dikenal orang-orang dewasa, tapi saat ini sudah merambah ke usia remaja dan kini anak SD pun sudah pakai powerbank karena mereka sehari hari sudah biasa bermain menggunakan smartphone,” papar Yosia.
Hari hari ini juga begitu marak aplikasi di smartphone mulai dari social media FB, IG, Youtube dan juga lagi viral aplikasi Tik Tok yang semuanya itu menguras baterai smartphne. “Jadi ini merupakan peluang yang cukup bagus untuk perluasan market Hippo di tahun 2020 ini dan seterusnya,” imbuh Yosia.
Hippo Powerbank adalah brand lokal Indonesia, dengan produk yang pertama kali hadir adalah Powerbank Tipe Evo dengan 5600 mAh di tahun 2010 silam . Saat itu Hippo belum ada pesaingnya, sehingga langsung diterima baik oleh masyarakat.
“Accessories gadget pertama kali yang kita buat adalah Powerbank yang dimana kita adalah Pioneer-nya. Namun seiring berjalannya waktu, accessories yang kita produksi semakin berkembang tak hanya dari powerbank saja, tapi ke kategori lainnya seperti car charger, travel charger, handsfree , bluetooth, baterai, tempered glass dan produk lainnya,” ungkap Yosia Nitiatmadja.
Menurut Yosia, Hippo memiliki keunggulan yang tak dimiliki para pesaingnya saat ini. Salah satunya adalah Layanan Garansi/After Sales Hippo yaitu Garansi 5 menit Ganti Baru dan Layanan Garansi + ( Plus ) yaitu Full Damage Coverage (rusak kondisi apapun diganti baru) sekalipun kerusakan yang diakibatkan dari si penggunanya juga.
Adapun masa garansi produk Hippo sebagian besar adalah 12 bulan (1 tahun) tapi mulai di tahun 2020 ini jika user register ke dalam Aplikasi Hippo yang bernama Hippoku yang bisa di download di play store android maupun ios maka masa garansinya bisa upgrade menjadi 3 tahun.
“Saat ini, kami telah memiliki 80 titik layanan Hippo Care yang telah tersebar di berbagai kota besar di Indonesia. Kita akan terus dampingi konsumen dengan layanan yang begitu baik dengan harapan produk ini akan terus diterima baik oleh masyarakat,” jelasnya.
Belum lama ini, Hippo juga telah meluncurkan produk terbarunya yakni Hippo Elite yang merupakan produk Hippo untuk segmen Premium. Tak hanya powerbank, Hippo Elite juga mencakup adaptor, handsfree bluetooth dan kabel data.
Saat ini, Hippo masih fokus untuk pasar Indonesia. Meski begitu, tak menutup kemungkinan jika kedepannya produk ini akan ekspansi ke luar negeri.
“Saat ini kita masih concern di Indonesia. Karena disini kita juga belum masuk 100 persen. Kita baru masuk di kota-kota besar saja, belum masuk ke kabupaten-kabupaten. Tapi kita sudah punya business plan mengembangkan pasar keseluruh pelosok negeri Indonesia dan juga akan menjajaki market yang ada di luar negeri,” tutup Yosia.