Google Doodle
KISAH TRAGIS NH Dini Google Doodle Sabtu (29/2), Bercerai, Tinggal di Panti hingga Kecelakaan Maut
NH Dini penulis novel top di Indonesia menggambarkan kisah sedih rumahtangganya dalam sebuah novel. Adakah kaitannya dengan huruf O di Google Doodle?
Sebuah truk bernomor polisi AD 1536 JU tiba-tiba berhenti saat menanjak di tanjakan tol Tembalang. Saat itu, mobil Toyota Avanza yang ditumpangi NH Dini tepat berada di belakang truk tersebut.
Saat pengemudi truk mencoba memperbaiki dan melanjutkan perjalanan, tiba-tiba truk berjalan mundur dan menghantam mobil NH Dini. NH Dini dan sopirnya mengalami luka di bagian kaki dan kepala.
Warga di sekitar lokasi segera membawa NH Dini dan sopir ke RS Elizabeth, Semarang. Pada pukul 16.30 WIB, pihak rumah sakit menyatakan sastrawan senior asal Semarang, tutup usia.
"Diduga pengemudi truk tidak bisa mengendalikan laju kendaraan, lalu berjalan mundur. Truk kemudian membentur kendaraan yang ada di belakangnya," ucap Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi, Selasa (4/12/2018).
• NH Dini Meninggal Dunia, Taksi yang Ditumpanginya Tabrak Truk Pengangkut Bawang
2. NH Dini sempat menjalani pemeriksaan MRI
Kepala Humas RS Elisabeth, Probowati Condronegoro membenarkan, NH Dini meninggal akibat kecelakaan di tol Semarang.
"Beliau meninggal dunia pukul 16.30 WIB saat berada di IGD rumah sakit Elisabeth," ujarnya.
Penulis novel 'Pada Sebuah Kapal' itu sempat dirawat di ruang IGD dan menjalani MRI sebelum meninggal dunia.
Setelah itu, jenazah disemayamkan di Wisma Lansia Harapan Asri.
Rencananya, pada hari Rabu (5/12/2018) pukul 12.00 WIB, jenazah akan dikremasi di pemakaman Kedungmundu Semarang.
3. Jual Aset Pilih Tinggal di Panti Jompo
Sejumlah keluarga dan kerabat almarhumah mulai mendatangi kamar Jenazah RS Elisabeth Kota Semarang. Salah satunya, keponakan NH Dini bernama Paulus Dadik.
Paulus mengaku terpukul atas meninggalnya sastrawan berusia 82 tahun itu. Sosok NH Dini di keluarga besarnya dikenal begitu tekun dan mandiri. Keluarganya sering memanggil NH Dini dengan panggilan sayang, eyang bibi.
"Terakhir kumpul itu dua bulan yang lalu. Beliau orangnya tidak mau merepotkan keluarganya. Dia menjual aset dan memilih tinggal di panti jompo," kata Paulus.
"Beliau ingin mandiri. Tekun juga, dan saya lihat suka berkebun," tambahnya