Breaking News
BREAKING NEWS: Wapres Iran Tertular Virus Corona, Salat Jumat di 31 Provinsi Dibatalkan
Ternyata Iran menjadi negara dengan jumlah korban meninggal terbanyak akibat virus corona setelah China.
Ternyata Iran menjadi negara dengan jumlah korban meninggal terbanyak akibat virus corona setelah China.
Jumlah korban meninggal akibat virus corona di Iran bertambah menjadi 26 pada Kamis (27/2/2020), hingga kini menjadi jumlah tertinggi di luar China.
Jumlah keseluruhan kasus infeksi di negeri para Mullah itu telah mencapai 245, termasuk sejumlah pejabat senior.
Wabah tersebut memicu pihak berwenang membatalkan Salat Jumat di 23 ibu kota dari 31 provinsi di Iran, termasuk Teheran dan kota suci Muslim Syiah, Qom, dan Mashhad serta beberapa daerah terinfeksi lainnya, menurut stasiun TV pemerintah.
Kantor Berita IRNA menyebutkan, Iran melarang warga China masuk ke negaranya.
• Viral di Medsos Sejumlah Jalan di Kota Tangerang Macet Parah Karena Banjir, Bikin Jengkel Warga
• Guru Kesenian Ajak Siswinya Berzina di Dalam Mobil, Diajak Belanja Sampai Diimingi Nilai Bagus
• Keluarga Ashraf Sudah Balik ke Malaysia, Ini Permintaan Ibunya: Tolong Doakan Jangan Terputus
Mereka yang tertular COVID-19 itu termasuk Wakil Presiden urusan Keluarga dan perempuan Masoumeh Ebtekar dan Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi.
Kasus Ebtekar disebutkan masih dalam skala ringan dan tidak dirawat di rumah sakit.
"Dalam 24 jam terakhir, kami telah mengkonfirmasi 106 kasus baru ... dengan jumlah kematian mencapai 26," kata juru bicara Kementerian Kesehatan Kianush Jahanpur kepada stasiun TV pemerintah.
Pemerintah meminta masyarakat Iran menghindari "perjalanan domestik yang tak perlu."
• KISAH Pilu di Balik Gugurnya Para Dokter, Tenaga Medis Bahkan Direktur RS di China
Iran juga memberlakukan sejumlah pembatasan akses ke tempat suci di Qom dan Mashhad, kata Menteri Kesehatan Saeed Namaki kepada stasiun TV itu.
Ia menambahkan bahwa para pengunjung tempat itu harus "berdoa kemudian pergi." Pertemuan tak diizinkan di dalam tempat tersebut," katanya.
Otoritas Iran, termasuk Presiden Hassan Rouhani, pada Rabu (26/2) mengatakan bahwa Iran tak berencana mengkarantina kota atau distrik mana pun, meski terjadi lonjakan kasus corona dalam waktu singkat.
Turki: 132 penumpang pesawat dari Iran akan dikarantina
Seluruh 132 penumpang dan awak sebuah pesawat Turkish Airlines dari Teheran akan dikarantina selama 14 hari dan diperiksa di rumah sakit di Ankara atas kemungkinan tertular virus corona, kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, Selasa.
• BREAKING NEWS: Rumah Quraish Shihab di Cilandak Dibobol Maling
Penerbangan dari Teheran tersebut membawa pulang para warga negara Turki usai Ankara menutup perbatasannya dengan Iran akhir pekan ini setelah virus corona mewabah di sana, kata Koca dalam pernyataan tertulis.
Seorang sumber di bidang penerbangan sebelumnya mengatakan pesawat itu tadinya akan mendarat di Istanbul, yang merupakan salah satu bandara terbesar di dunia, namun kemudian dialihkan ke Ankara. Kementerian Kesehatan membantah informasi tersebut.
"Penerbangan khusus dilakukan untuk membawa para warga negara Turki yang ingin pulang ke Tanah Air dari Iran. Para warga Turki yang datang dari Iran dengan penerbangan ini akan dikarantina selama 14 hari," kata Koca.
• Ini Langkah TNI Apabila Ada WNI yang Terinfeksi Virus Corona di Pulau Sebaru
Pada Selasa, jumlah kematian di Iran akibat virus corona meningkat menjadi 16.
Stasiun televisi CNN Turk sebelumnya melaporkan bahwa 17 penumpang, termasuk 12 dari wilayah Qom di Iran, diduga tertular virus tersebut.
Turkish Airlines mengatakan, Selasa, pihaknya telah memperpanjang masa penghentian penerbangan ke kota-kota Iran, kecuali ke Teheran, hingga 10 Maret.
Pada Senin (24/2/2020), maskapai itu telah membatalkan penerbangan ke Mashhad, Isfahan, Tabriz dan Shiraz.
Maskapai juga menyatakan memangkas frekuensi penerbangan rute Teheran menjadi dua kali per hari.
• Aeon Mall Ditutup Karyawannya Dipulangkan, Satu Terduga Pelaku Pengrusakan Diamankan Polisi
Lebih dari 80.000 orang terinfeksi di China sejak wabah virus corona mulai muncul akhir tahun lalu.
Jumlah korban jiwa di China hingga Senin malam tercatat 2.663 dan wabah itu sudah meluas ke sekitar 29 negara dan wilayah.
Selandia Baru tolak kedatangan orang dari Iran
Pemerintah Selandia Baru pada Jumat mengumumkan akan memberlakukan pembatasan sementara terhadap kedatangan orang-orang dari Iran guna mencegah penyebaran jenis baru virus corona atau COVID-19.
• Rumah Aktor Kawakan Roy Marten di Jakarta Timur Kembali Kebanjiran
"Artinya, perjalanan dari Iran ke Selandia Baru untuk sementara tidak dapat dilakukan dan mereka yang pernah berpergian ke Iran dalam 14 hari terakhir harus menjalani masa karantina secara mandiri," kata Menteri Kesehatan Selandia Baru David Clark dalam pernyataan tertulis.
Jumlah korban tewas akibat COVID-19 di Iran bertambah dari 19 orang pada Rabu (26/2/2020) menjadi 26 jiwa.
Angka itu jadi korban jiwa COVID-19 terbanyak yang tercatat dari luar China.
Selain Iran, pemerintah juga menolak kunjungan pelajar asing dari China masuk ke Selandia Baru.
• BELUM Ditemukan di Indonesia, Waspadai Wabah Gelombang Kedua Covid 19
Clark menambahkan ada penambahan petugas kesehatan yang akan bersiaga di terminal kedatangan internasional di bandara.
Petugas-petugas medis akan memeriksa kesehatan penumpang penerbangan langsung dari Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand, katanya. (Antaranews)
