Sudah 4 Hari Berturut-turut Warga Kampung Arus Kebanjiran

Sudah empat hari berturut warga Kampung Arus, Cawang kebanjiran akibat luapan Kali Ciliwung.

Penulis: Rangga Baskoro |
Warta Kota/Rangga Baskoro
Anak Kampung Arus, Cawang bermain ditengah banjir yang menggenangi permukiman sekitar. 

Hari ini, Senin (24/2/2020), warga RW 02, Kampung Arus, Kelurahan Cawang kembali kebanjiran akibat luapan Sungai Ciliwung. Sudah 4 hari waega merasakan banjir sejak Jumat (21/2/2020).

Seorang warga bernama Amin Bun Yamni (70) mengatakan banjir yang merendam permukiman membuat seluruh aktivitas sehari-hari mereka terganggu.

"Sudah empat hari kebanjiran, air cuman surut sebentar terus naik lagi. Siang ini saja air naik lagi, padahal hari Minggu (23/2) kemarin banjir 1 meter," kata Amin di Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (24/2/2020).

Surat-surat Lengkap, Warga Kampung Arus Berharap Ada Ganti Untung

Warga pun kelelahan membersihkan sampah dan lumpur yang menggenangi permukiman mereka. Bantuan logistik di Kelurahan Kampung Arus juga tak memadai.

"Bantuan dapat satu kali saja, beras dan mie instan. Habis itu enggak ada bantuan makanan lagi, kita makan sedapatnya saja," ujarnya.

Meski begitu, dapur umum Pemkot Jakarta Timur ditempatkan di Kelurahan Cawang atau didirikan di belakang RS Budi Asih.

Warga Kampung Arus Mengungsi ke Taman Pemakaman Umum

Namun, para warga yang jadi korban juga harus memasak di dapur tersebut dengan bantuan yang hanya sedikit saja.

"Orang dari pemerintah datang saja enggak, jadi boro-boro dapat nasi boks. Kita cuman kebagian sampah nasi boks yang hanyut," tutur Amin sembari menunujuk sampah nasi boks yang terseret arus.

Menurutnya bantuan yang didapat hanya berupa tenaga saat bersih-bersih rumah setelah banjir dan evakuasi dari petugas gabungan.

ILUSTRASI - Seorang warga Kampung Arus kini sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur, Kamis (16/2/2017) siang
ILUSTRASI - Seorang warga Kampung Arus kini sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur, Kamis (16/2/2017) siang (Warta Kota/Feryanto Hadi)

Fatiah (50), warga lainnya menuturkan kondisi permukiman RW 02 luput dari perhatian pemerintah karena kebanyakan warga pindah.

Pasalnya banyak warga yang rumahnya sudah dibeli satu pengembang dan rencananya bakal membangun apartemen.

"Banyak warga yang pindah karena bosan kebanjiran, rumahnya dibeli sama pengembang. Dulu katanya mau digusur pemerintah untuk normalisasi tapi enggak jadi-jadi," tutur Fatiah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved