Tanggapi Perkawinan Si Kaya Dan Si Miskin, Sambil Tertawa Ini Jawaban Sandiaga Uno

"Untuk mengawinkan antara si kaya dan si miskin ini, saya rasa pemerintah terlalu jauh masuk ke ranah private. Ini pendapat pribadi saya," sambungnya.

Editor: Ahmad Sabran
WARTA KOTA/RIZKI AMANA
Sandiaga Uno di Rumah Siap Kerja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2020). 

Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno angkat bicara terkait pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy.

Menurutnya, pernyataan itu terlalu menyentuh ranah privasi dari seseorang hingga tidak diperlukan dalam realisasinya.

Bahkan, saat menanggapi pertanyaan tersebut dirinya tertawa menggelitik.

"Hahahahaha tapi ini menarik memang ada yang mangeapresiasi. Ini kan terobosan, tapi jodoh itu bukannya ditangan Allah, dan saya percaya bahwa jodoh itu enggak tertukar juga," kata Sandiaga saat ditemui di Rumah Siap Kerja (RSK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (22/2/2020).

"Untuk mengawinkan antara si kaya dan si miskin ini, saya rasa pemerintah terlalu jauh masuk ke ranah private. Ini pendapat pribadi saya," sambungnya.

Kendati demikian, dirinya tak menampik dukungan solusi akan penumpasan kemiskinan di Indonesia.

Menurutnya hal tersebut tercetus dikarenakan pemerintah berusaha untuk menekan angka kemiskinan rakyat Indonesia.

"Saya sepakat, kita ingin memberantas kemiskinan. Dan rasa empati itu bisa diberikan dalam bentuk apapun bisa menyumbang si kaya bisa mendirikan kegiatan filantropi," jelasnya.

Sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan agar Menteri Agama Fachrul Razi menerbitkan regulasi soal pernikahan berdampak status sosial.

Muhadjir mengatakan langkah tersebut untuk menghindari salah tafsir orang-orang tentang pernikahan yang harus setara.

Jika penafsiran itu diterapkan, maka yang miskin akan menikahi yang miskin maupun sebaliknya.

"Kan di Indonesia ini ada 2,5 juta perkawinan per tahun, yang 1,9 juta itu melalui Pak Menteri Agama. Sisanya melalui catatan sipil, dan itu bisa dipastikan 10 persen adalah calon keluarga miskin. Itulah yang menjafi perhatikan kita," kata Muhadjir dikutip pada berita yang diterbitkan Wartakotalive.com, Rabu (19/2/2020). (m23)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved