Virus Corona
TERBUKTI Obat Antimalaria Chloroquine Sembuhkan Pasien Virus Corona, Sudah 10 Ribu Dipulangkan
Dokter China mengatakan, obat antimalaria Chloroquine Phosphate memiliki efek penyembuhan pada virus Corona.
Obat antimalaria Chloroquine Phosphate efektif sembuhkan virus Corona, banyak pasien membaik.
Metode yang efektif untuk mengobati virus Corona diumumkan para ahli kesehatan China.
Dokter China mengatakan, obat antimalaria Chloroquine Phosphate memiliki efek penyembuhan pada virus Corona.
Wakil Direktur Biro Administrasi Medis Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Guo Yanhong juga menyebut, lebih dari 10.000 pasien kini telah dirawat dan dipulangkan dari rumah sakit.
Dikutip dari Reuters, uji obat antimalaria Chloroquine Phosphate dilakukan di 10 rumah sakit di China pada lebih dari 100 pasien.
• Obat Virus Corona Ternyata Obat Antimalaria Atau Choloroquine Phosphate, Begini Penjelasan Ahlinya
Hasil awal menunjukkan, setidaknya memiliki beberapa manfaat pada pasien dengan pneumonia.

Signifikan
Sejauh ini, 11 pasien dengan pneumonia berat telah menujukkan peningkatan yang signifikan dengan pengobatan, tanpa efek samping yang parah.
Wakil Kepala Pusat Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Sun Yanrong mengatakan, para ahli juga 'dengan suara bulat' menyarankan Chloroquine.
Mereka mendesak Chloroquine dimasukkan dalam versi berikutnya dari pedoman pengobatan virus corona dan diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Sun Yanrong mengatakan, Chloroquine telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa kali skrining.
Menurutnya, obat tersebut telah diuji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing.
Serta di Provinsi Guangdong di China Selatan dan Provinsi Hunan di China Tengah.
Hasilnya menunjukkan perkembangan yang cukup baik.
Dalam uji coba, kelompok pasien yang telah diberi obat turun demamnya, peningkatan gambar CT paru-paru, persentase pasien yang menjadi negatif dalam tes asam nukleat virus dan waktu mereka perlu melakukannya.
"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," kata Sun Yanrong, seperti dikutip dari thestar.
• Hasil Uji Klinis Ilmuwan China, Obat Virus Corona Ternyata Sudah Sejak Lama Ada di Indonesia
Membaik
Sun Yanrong memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing.
Pasien tersebut dirawat di rumah sakit 4 hari setelah menunjukkan gejala virus corona.
Setelah minum obat selama seminggu, ia melihat semua indikator membaik dan asam nukleat berubah negatif.
"Sejauh ini, tidak ada reaksi merugikan serius yang jelas terkait dengan obat telah ditemukan di antara lebih dari 1.00 pasien yang terdaftar dalam uji klinis," jelas Sun Yanrong.
Jenis pasien paling rentan terinfeksi
Penelitian tersebut memberikan data granular pada parameter seperti kelompok umur dan jenis kelamin orang-orang yang terinfeksi ataupun tewas akibat virus Corona.
Dari data-data tersebut, salah satu temuan yang paling mencolok adalah tingkat kematian bagi mereka yang berusia di atas 80 tahun mencapai 14,8%.
Sementara, untuk rentang usia 70-79 tahun, tingkat kematiannya adalah sebesar 8%.
Infeksi tersebut tersebar secara merata, baik pada perempuan maupun laki-laki, dengan persentase kasus yang dialami laki-laki sebesar 51,4%.
• Obat Virus Corona Ditemukan, Begini Penjelasan Ilmuwan Hingga Pejabat China
• Heboh Virus Corona Bikin Harga Masker Mahal, Pemprov DKI Gandeng Polisi Lakukan Sidak ke Pasar-Pasar
Berhubungan dengan Hubei
Penelitian tersebut juga mencatat, tingkat kematian rata-rata untuk laki-laki lebih tinggi, yaitu sebesar 2,8%.
Sementara tingkat kematian rata-rata perempuan sebesar 1,7%.
Pasien di Hubei memiliki tingkat kematian sebesar 2,9%.
Sepanjang daratan China, setengah dari pasien yang mencapai kondisi kritis pun meninggal.
Dari kematian untuk kasus-kasus yang dikonfirmasi selama periode penelitian, 979 kematian atau 95,7% dari seluruh kematian akibat virus Corona, terjadi di Hubei.
Data juga menunjukkan bahwa 1.716 tenaga kesehatan terinfeksi oleh virus COVID-19 ini.
Jumlah ini berkontribusi sebanyak 3,8% dari total kasus yang terkonfirmasi.
5 dari tenaga kesehatan yang terinfeksi pun meninggal.
Dalam penelitian juga dikaji, apakah orang-orang yang terinfeksi baru-baru ini mengunjungi Wuhan beberapa waktu sebelumnya.
Variabel ini disebut sebagai "hubungan paparan Wuhan".
Peneliti mengatakan bahwa jumlah orang yang diteliti untuk variabel tersebut terbilang lebih sedikit dari total kasus infeksi yang terkonfirmasi, karena beberapa data yang hilang.
Dari 37.269 orang yang dianalisis untuk variabel ini, 85,8% ditemukan memiliki hubungan dengan ibu kota Hubei.
Obat virus Corona
Dilaporkan, para ahli di China telah melakukan uji klinis untuk sebuah obat yang dirasa cukup efektif untuk menangkal virus Corona.
Obat virus Corona tersebut bernama Chloroquine Phosphate atau obat antimalaria.
Berdasarkan hasil uji klinis, Chloroquine Phosphate yang merupakan obat antimalaria, memiliki efek kuratif tertentu pada virus Corona terbaru, Covid-19.
Hal ini juga disampaikan oleh seorang pejabat di China, Senin (17/2/2020) lalu.
• Pasien Berhasil Sembuh dari Virus Corona Sebut Itu Hanya Flu Berat, Begini Proses Sembuhnya
Melansir dari Xinhua, menurut Sun Yanrong selaku wakil kepala Pusat Nasional Nasional Pengembangan Bioteknologi di bawah Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dalam konferensi pers mengatakan bahwa para ilmuwan menyarankan bahwa Chloroquine bisa diterapkan dalam uji klinis yang lebih luas sesegera mungkin.
Sun Yanrong menjelaskan, Chloroquine Phosphate yang telah digunakan selama lebih dari 70 tahun, dipilih dari puluhan ribu obat yang ada setelah beberapa putaran skrining uji coba.
Menurutnya, obat tersebut telah dalam uji klinis di lebih dari 10 rumah sakit di Beijing, serta di Provinsi Guangdong, China Selatan, dan Provinsi Hunan, China Tengah.
Hasilnya menunjukkan kemanjuran yang cukup baik.
"Pasien yang menggunakan obat juga membutuhkan waktu yang lebih singkat untuk pulih," tutur Sun Yanrong kepada Xinhua.
Sun Yanrong memberi contoh seorang pasien berusia 54 tahun di Beijing, yang dirawat di rumah sakit 4 hari setelah menunjukkan gejala virus Corona.
Setelah minum obat selama seminggu, ia melihat semua indikator membaik dan asam nukleat berubah negatif.
Chloroquine di Indonesia
Dikutip dari hellosehat.com, Chloroquine adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria.
Parasit penyebab malaria masuk melalui gigitan nyamuk dan kemudian menetap dalam jaringan tubuh, seperti sel darah merah atau hati.

Obat ini tergolong sebagai obat antimalaria yang berfungsi untuk mematikan parasit yang menetap dalam sel darah merah.
Chloroquine perlu dikombinasi karena obat pendamping bertugas untuk mematikan parasit yang berkembang biak di jaringan tubuh lainnya.
Keduanya mungkin diperlukan demi mencapai kesembuhan yang optimal sekaligus untuk mencegah kembalinya infeksi (relaps).
Di Indonesia, malaria merupakan penyakit endemis, terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra.
Oleh karena itu, orang-orang yang akan bepergian ke daerah tersebut dianjurkan untuk mengonsumsi obat antimalaria.
Dikutip dari alodokter.com, Chloroquine hanya dikonsumsi seminggu sekali, dan dapat digunakan oleh anak-anak serta ibu hamil di semua trimester.
Chloroquine diminum 1-2 minggu sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah pulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ahli Kesehatan China: Obat Anti-Malaria Efektif Mengobati virus Corona.