Warga Kampung Lamtoro Tangsel yang Terserang Chikungunya Kesakitan Sampai Tak Bisa Bergerak
Imbar mengatakan, wabah cikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD), karena sama-sama ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Bukan cuma di Kampung Rawa Lele, Ciputat, wabah Chikungunya juga menyerang warga di Jalan Lamtoro, Pamulang Timur, Tangerang Selatan.
Seperti dialami Oom dan lima orang keluarganya. Ia pun berdoa agar tidak ada lagi yang tertular Chikungunya. Sebab rasa sakitnya sangat menyiksa.
“Sakit banget dah, enggak bisa gerak. Saya berdoa cukup saya saja yang kena. Eh itu nyamuk gigitin semua. Bapak aja sampe ngesot-ngesot ke kamar mandi saking susahnya gerak,” ujarnya seperti dilansir TribunJakarta.com.
Dijelaskan Oom, berawal dari cucunya, akhirnya ia dan suami ikut terkena, termasuk anak-anaknya.
“Pertama cucu saya dulu, sampai dibawa ke rumah sakit, terus ke bapak, ke anak-anak,” ujar Oom sambil menggendong cucunya.
Hal yang sama diutarakan Hasanudin, warga Lamtoro lainnya yang juga didiagnosa terjangkit Chikungunya.
Kuding, panggilan karibnya, dinyatakan mengidap chikungunya setelah berobat ke klinik terdekat.
“Diagnosanya chikungunya katanya, sembuhnya agak lama,” ujar Kuding.
Dengan suara parau ia menceritakan sakit yang pertama kali dialaminya itu.
“Kalau gerak masyaAllah kaya dicocogin (ditusuk-tusuk) sama jarum,” ujarnya mengeluh.
Bukan hanya Kuding seorang diri, sembilan keluarganya di dua rumah yang berdekatan juga menderita Chikungunya.
“Saya yang terakhir, ya semoga yang terakhir dah,” tuturnya.
Informasi dari Ajat, Ketua RW 16, Jalan Lamtoro, Pamulang Timur, di RT 03 dan 04 wilayahnya sudah ada 60 orang yang terjangkit virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
Puluhan warganya itu, kata Ajat, menderita sakit pada bagian persendian sejak pertengahan Januari.
“Ya kurang lebih ada 60-an lah di RW saya yang kena. Yang banyak di RT 3 dan 4 di RW 16,” ujar Ajat di wilayahnya, Jumat (14/2/2020).
Ajat bahkan mengatakan, tiga cucunya pun ikut terjangkit chikungunya.
“Tiga cucu saya juga kena kemarin, iya cucu saya,” ujarnya.
Baru kali ini
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Tangerang Selatan (Tangsel), Imbar Umar Gozali, mengatakan, wabah chikungunya baru kali ini menggemparkan Tangsel.
Menurutnya, Tangsel tidak memiliki riwayat ramai terjangkit virus yang ditularkan nyamuk aedes aegypti itu.
“Tahun-tahun lalu enggak pernah. Yang gempar itu demam berdarah, chikungunya itu baru tahun ini,” ujar Imbar di Serpong, Rabu (12/2) seperti dilansir TribunJakarta.com.
Imbar mengatakan, wabah cikungunya mirip dengan demam berdarah dengue (DBD), karena sama-sama ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti.
“Chikungunya sama DBD penyebabnya sama, aedes aegypti, nyamuk juga penyebabnya. Cuma dampaknya tidak sehebat demam berdarah. Kalau demam berdarah kan bisa sampai mati, kalau chikungunya tidak pernah sampai mati, dia infeksi hebat saja,” paparnya.
Meski begitu, chikungunya tidak sampai berakibat kematian