Hari Valentine
Pemkot Depok Larang Pelajar Rayakan Valentine, Pengamat: Pemerintahan Seperti Itu Biasanya Bobrok
PEMERINTAH Kota Depok melalui Dinas Pendidikan (Disdik) secara tegas melarang para pelajar merayakan Hari Kasih Sayang alias Valentine's Day.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
PEMERINTAH Kota Depok melalui Dinas Pendidikan (Disdik) secara tegas melarang para pelajar merayakan Hari Kasih Sayang alias Valentine's Day.
Pelarangan tersebut tertuang dalam surat edaran bernomor 421/937/II/Peb.SMP/2020, yang ditujukan untuk Kepala SD dan SMP se-Kota Depok.
"Iya benar, kami menyebarkan surat edaran itu agar tidak merayakan Hari Valentine's Day ke kepala sekolah SD dan SMP," kata Kepala Dinas Pendidikan Depok Mohammad Thamrin saat dihubungi wartawan, Kamis (13/2/2020).
• Jokowi Sebut 689 Kombatan di Luar Negeri Sebagai ISIS Eks WNI, Bukan WNI Eks ISIS
Di dalam surat edaran yang ditandatanganinya, Thamrin memaparkan Valentine's Day bertentangan dengan norma agama, sosial, dan budaya.
Selain itu, kata Thamrin, surat edaran tersebut juga sebagai upaya pihaknya dalam membangun karakter peserta didik yang berakhlak mulia.
Dari tiga poin yang tercatat dalam surat edaran, salah satunya meminta para kepala sekolah melakukan beberapa langkah mengenai Valentine's Day.
• Sudah Ditangkap Malah Dimainkan, Petugas Sudin SDA Jakarta Timur Digigit Anak Ular Kobra
"Mengimbau peserta didik untuk tidak merayakan Valentine Day."
"Baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah," begitu penggalan isi surat edaran tersebut.
Bagi para pengawas, Thamrin mengultimatum agar dapat terus mengawasi kegiatan para peserta didik di masing-masing sekolah.
• Guru SMA di Bekasi yang Pukuli Siswa Terkenal Temperamental, Pihak Sekolah Mengaku Kecolongan
Hal ini, kata Thamrin, bertujuan agar hal-hal yang negatif tidak terjadi pada peserta didik.
"Kami juga mengimbau agar kepala sekolah, guru, dan komite sekolah untuk menanamkan sikap dan perilaku serta karakter."
"Dengan melestarikan nilai-nilai luhur budaya Bangsa Indonesia," seperti yang tertulis dalam poin ketiga surat edaran tersebut.
• Kepala BPIP Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila, Sekjen MUI: Mundur Atau Dimundurkan
Pemerhati Sosial Kota Depok Paring Waluyo mengatakan, pelarangan tersebut merupakan cara kekuasaan membungkam mimpi anak muda.
"Pemerintahan seperti itu biasanya penuh kebobrokan," tegas Paring kepada wartawan di Depok, Kamis (13/2/2020).
Paring menilai, keluarnya surat edaran tersebut menandakan pemerintah kota atau pemerintah daerah tak bekerja maksimal.
• Guru yang Pukuli Siswanya Pernah Cekcok dengan Rekan Kerja Sampai Lempar Kursi dan Banting Komputer
"Kalau kepala daerah atau pemerintah daerah (pemda) itu benar-benar kerja maksimal, tak ada waktu mengurusi hal-hal yang remeh temeh seperti Valentine," paparnya.
Sebab, bila Pemkot benar-benar bekerja, maka energi dan pikirannya akan terfokus pada berbagai kerja-kerja substansial.
Di mana jajaran Pemkot seharusnya memikirkan kotanya sebagai penyangga ibu kota yang berkonsekuensi pada arus migrasi penduduknya.
• GURU di Bekasi yang Pukuli Siswanya Terkenal Killer, Murid Pilih Menghindar Bila Berpapasan
Hal itu, tutur Paring, implikasinya banyak, seperti soal perumahan, infrastruktur kawasan, pelayanan dasar, hingga administrasi kota.
"Bahkan sampai urusan mitigasi dampak sosial, seperti gelandangan, kriminalitas, pengangguran, kemiskinan, sampai bencana lingkungan (banjir)," ulasnya.
Paring optimistis apabila effort Pemda diarahkan ke sana, urusan pemda akan jauh lebih punya makna.
• Rusia Cuma Pulangkan Anak Anggota ISIS di Bawah Usia 18 Tahun, Kemanusiaan Jadi Alasan Utama
Sementara, Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna mengimbau warganya, terutama para remaja, agar tak berlebihan dalam merayakan Hari Kasih Sayang pada Jumat (14/2/2020) besok.
Imbauan itu, kata pria berkacamata ini, disebabkan perayaan tersebut bukanlah budaya Indonesia.
Terlebih, kota yang dipimpinnya ini memiliki visi sebagai Kota Unggul, Nyaman, dan Religius.
• AYAH Rudapaksa Anak Kandung Sampai 4 Kali, Modusnya Tuduh Korban Tidak Perawan
Menurutnya, ungkapan perasaan kasih sayang tidak harus diungkapkan dalam waktu-waktu tertentu.
“Yang namanya kasih sayang kan setiap hari."
"Kasih sayang sama orang tua, keluarga, sama kakak, sama ibu, sama ayah, sama teman, sama rekan,” papar Pradi kepada wartawan di Sawangan, Depok, Rabu (12/2/2020).
• BACOK dan Coba Rebut Senjata Aparat, Polisi Tembak Mati Perampok Spesialis Motor Gede
Namun demikian, penggemar sepeda motor ini mengaku tak sepenuhnya melarang perayaan Valentine.
“Boleh-boleh saja, tetapi kembali lagi yang tadi, apakah memang yang demikian budaya kita atau bukan?” tuturnya.
Menanggapi hal ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok KH Ahmad Dimyati Badruzzaman menegaskan, pihaknya melarang perayaan Hari Valentine.
• KIAI NU Diusulkan Jadi Bapak Asuh Anak-anak ISIS Eks WNI Jika Jadi Dipulangkan Pemerintah
“MUI (Depok) tentu mengimbau generasi muda milenial untuk hati-hati."
"Jangan ikut-ikutan budaya barat."
"Karena Valentine ini bukan budaya islami dan bukan budaya orang Indonesia,” kata Dimyati saat dihubungi wartawan, Rabu (12/2/2020).
• RUTAN Kabanjahe Rusuh dan Dibakar, Napi Dirantai Diduga Jadi Pemicu
Dimyati mengatakan, perayaan Valentine mengarah kepada kebebasan berpacaran dan berhubungan bukan muhrim.
Itu sebabnya, perayaan tersebut bertentangan dengan ajaran Islam.
“Sebagai Bangsa Indonesia yang notabene bangsa religius dan menjunjung tinggi norma agama, norma asusila, jelas perayaan Valentine itu bertentangan,” tutur Dimyati. (*)