Virus Corona
Jelang Kepulangan Putrinya dari Observasi di Natuna, Orang Tua Husnia Tak Ada Persiapan Khusus
Rencana kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan yang menjalani observasi di Natuna dinantikan oleh sejumlah keluarga.
Penulis: Luthfi Khairul Fikri | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTA KOTA -- Rencana kepulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan yang menjalani observasi di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau begitu dinantikan oleh sejumlah keluarga.
Termasuk keluarga dari mahasiswi bernama Husnia yang diketahui berasal dari Desa Kalijaya, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Husnia mahasiswi beasiswa Bahasa Mandarin di Central China Normal University (CCNU).
Di Wuhan, dia bersama sembilan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) lainnya.
• Seluruh WNI di Natuna Dinyatakan Sehat, Bebas dari Virus Corona, Kini Dibahas Teknis Pemulangan
Husnia menjadi satu dari 238 WNI yang diobservasi Pemerintah RI di Natuna.
Berdasarkan ketetapan pemerintah, WNI yang dijemput dari Wuhan, diobservasi selama 14 hari di Hanggar Landasan Udara (Lanud) Raden Sadjad Ranai, Kabupaten Natuna.
Observasi itu dilakukan pemerintah guna mencegah virus corona mewabah di Indonesia.
Orang tua Husnia bernama Suja (67) mengaku tak melakukan persiapan apapun terkait rencana kepulangan putrinya tersebut.
"Kami nggak ada persiapan apa-apa.
Nggak ada penyambutan atau syukuran. Takutnya dianggap berlebihan," ujar Suja kepada Wartakotalive.com saat dikonfirmasi, Rabu (12/2/2020).
• Wabah Virus Corona, Okupansi Hotel di Kawasan Industri Bekasi Mengalami Penurunan
Kendati begitu, mereka tak tahu percis waktu kepulangan putrinya, lantaran hingga kini belum ada informasi dari pemerintah.
Pihaknya kini hanya menunggu kabar selanjutnya dari anaknya itu.
Mereka juga terus berkomunikasi guna mengetahui perkembangan kepulangan putrinya.
"Sudah 11 hari memang di Natuna, jadi tersisa 3 hari lagi mungkin hari Jumat seharusnya pulang tapi itu belum valid," jelasnya.
Mereka juga memastikan akan menjemput putrinya jika memang sudah diizinkan oleh pemerintah untuk pulang ke rumahnya masing-masing.