Banjir Jakarta
13 RW di Jaktim Masih Terkena Banjir Hingga 1 Meter, Gubernur Anies Bilang karena Cuaca Ekstrem
13 RW di Jaktim Masih Terkena Banjir Hingga 1 Meter, Gubernur Anies Bilang karena Cuaca Ekstrem
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat jumlah genangan dan banjir tinggal tersisa di 13 RW di wilayah Jakarta Timur pada Minggu (9/2/2020).
Mereka yang terkena bencana itu berdekatan dengan empat kali.
Jumlah titik banjir ini lebih rendah dibanding pada Sabtu (8/2/2020) dini hari lalu. Saat itu ada 99 RW di Jakarta yang diterjang air dengan ketinggian 20-100 sentimeter.
“Ketinggian air di 13 RW Jakarta Timur saat ini sekitar 10-30 sentimeter dan 60- 90 sentimeter Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi dan meluapnya Kali Ciliwung, Kali Sunter, Kali Buaran, dan Kali Jati Kramat,” kata Kepala BPBD DKI Jakarta Subejo kepada wartawan, Minggu (9/2/2020).

Diketahui sebelumnya, hingga Sabtu (8/2) pukul 18.00 WIB, wilayah yang terdampak genangan, yaitu Jakarta Pusat ada empat RW, Jakarta Utara ada 24 RW, Jakarta Barat ada sembilan RW, Jakarta Selatan ada 12 RW, dan Jakarta Timur ada 50 RW. Ketinggian genangan saat itu yakni sekitar 10 - 30 sentimeter hingga 70 - 100 sentimeter.
Menurut dia, penanganan yang telah dilakukan yaitu pengerahan pompa dari Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta dan dibantu oleh PPSU Kelurahan terkait.
Sementara dari BPBD, pihaknya menyiapkan bantuan kebutuhan pokok, seperti air mineral, tikar, terpal, matras, biskuit, selimut, peralatan mandi, hingga perlengkapan anak-anak.
• UPDATE Ada 23 Kecamatan di DKI Jakarta Terdampak Banjir karena Hujan Lebat
• VIDEO: Sampah Sisa Banjir yang Tersangkut Di Pintu Air Manggarai Sebanyak 40 Truk
Pemprov DKI Jakarta terus bersiaga selama musim penghujan.
Melalui Satgas Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Satgas Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, BPBD Provinsi DKI Jakarta, dan PPSU Kelurahan, Pemprov DKI Jakarta mengerahkan pompa mobile, membersihkan dan melancarkan tali air, membersihkan sampah maupun lumpur di saluran air.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan genangan air cepat surut, baik itu di ruas jalan hingga kawasan permukiman.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengerahkan sekitar 8.000 petugas di berbagai wilayah untuk mengantisipasi ancaman genangan dan banjir saat musim hujan.
• Kronologi Pahlawan Bulutangkis 1975 Tati Sumirah Masuk Rumah Sakit, Hari Ini Sudah Masuk Hari Kelima
Mereka bertugas mengeruk endapan lumpur dan sampah yang ada di saluran air maupun sungai dan kali, sehingga potensi genangan dan banjir dapat dihindari.
Juaini mengatakan, mereka juga harus memastikan semua mulut dan tali air di seluruh jalan tidak tersumbat.
Dia menilai salah satu penyebab genangan di lokasi rawan genangan yaitu tersumbatnya mulut dan tali air.
Mereka juga harus siap ketika langit sudah mulai mendung, sebagai tanda akan turun hujan.
Khususnya di jalan strategis yang menjadi fokus penanganan seperti di kawasan pemerintahan, perbelanjaan, bisnis atau objek vital lainnya.
• Perayaan Cap Go Meh, Jadi Ajang Silaturahmi Cina Benteng Tangerang
“Kami tidak ingin genangan itu masuk ke objek vital yang berimplikasi pada roda perekonomian dan pemerintahan,” jelasnya.
Untuk menangani genangan maupun banjir pada musim hujan, Dinas SDA Provinsi DKI Jakarta juga telah mempersiapkan beragam teknologi mutakhir, antara lain pompa mobile sejumlah 133 unit dengan kapasitas 28,512 m3/dt, pompa stationer sejumlah 457 unit di 165 lokasi dengan kapasitas 489,01 m3/dt, pintu air 231 unit, ekskavator amphibi untuk pengerukan waduk, mesin penyedot lumpur di saluran drainase, AWLR (Automatic Water Level Recorder) di 21 lokasi, serta CCTV Online sejumlah 103 unit.
“Mereka juga dibekali dengan 260 alat berat dan kendaraan dump truck sebanyak 461 unit,” katanya.
Tidak hanya dengan lima wilayah administrasi di Jakarta, lembaganya juga berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta dan instansi lain.
• Ditinggalkan Putri Semata Wayangnya, Begini Ungkapan Mengharukan Karen Pooroe Supaya Tetap Tabah
Pada percepatan akses informasi dan kedaruratan, BPBD membuka layanan kedaruratan di nomor 112 dan Aplikasi Siter (Sistem Informasi Terintegrasi) untuk sistem pelaporan terintegrasi setiap SKPD terkait dengan kebencanaan, Pembuatan Quality Assurance (QA) untuk pelayanan Call Center 112, serta Penyelenggaraan kegiatan Sekolah / Madrasah Aman Bencana.
“Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan ini dapat meminimalisir ancaman banjir dan genangan di DKI Jakarta,” katanya
Anies Sebut Karena Cuaca Ekstrem
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, curah hujan di Jakarta pada Sabtu (8/2/2020) lalu berkategori ekstrem. Hal ini mengacu pada prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diterimanya.
“Kemarin Sabtu (8/2/2020) sejak dini hari, Jakarta mengalami hujan yang sangat tinggi atau ekstrem dengan satuannya mencapai 244 milimeter,” kata Anies di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC) Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Minggu (9/2/2020).
• DPK PPNI Gelar Acara International Nursing Seminar And Workshop Stroke Rast Track
Menurut dia, hujan lebat memiliki satuan berkisar 50-100 milimeter, sedangkan hujan sangat lebat sekitar 100-150 milimeter. Sementara cuaca ekstrem memiliki satuan mencapai 150 milimeter.
“Jadi kemarin kita mengalami cuaca yang sangat ekstrem karena di atas 150 milimeter,” ujar Anies.
Dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrem ini, Anies telah menyiagakan seluruh jajarannya yang terkait pengendalian air hujan dan banjir.

Pihaknya juga menyediakan pompa di ratusan rumah pompa, dan pompa portable untuk memastikan semuanya dapat terkendali dengan baik.
“Jakarta merupakan kawasan pesisir sehingga curah hujan yang tinggi di kawasan hulu membawa air dengan volume yang cukup besar ke kawasan pesisir.
• Sebelum Meninggal, Almarhumah Yanti Noor Pernah Menyampaikan Pesan Ini ke Anak-anaknya, Apa Itu?
Kemarin di Jakarta mulai jam 10 malam sudah siaga, karena kami menyaksikan bahwa di Bendung Katulampa Bogor mengalami peningkatan status kesiagaan.
Dan alhamdulillah sudah mencapai puncaknya dan terkendali dengan baik,” ungkapnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Sabtu (8/2/2020) lalu menyatakan, hujan dengan intensitas tinggi memicu terjadinya banjir di 23 kecamatan di wilayah DKI Jakarta. Wilayah paling banyak terdampak berada di Kecamatan Jakarta Timur.
Rinciannya, ada 20 kelurahan dari delapan kecamatan yang terkena banjir di Jakarta Timur, sembilan kelurahan dari enam kecamatan di Jakarta Utara, lima kelurahan dari dua kecamatan di Jakarta Selatan dan tiga kelurahan dari dua kecamatan di Jakarta Pusat.
Ketinggian air beragam di beberapa titik di wilayah terdampak, seperti di wilayah Jakarta Timur ketinggian air dari 10 cm hingga 170 cm.
• Tati Sumirah Pahlawan Piala Uber Terbaring di ICU
Wilayah Jakarta Timur yang banjir diperparah dari luapan Sungai Ciliwung, Sungai Sunter, Sungai Buaran, dan Sungai Kali Jati Kramat. Organisasi perangkat daerah dan instantsi terkait telah melakukan upaya penanganan salah satunya dengan penggunaan pompa dari DSDA dan pompa kelurahan.
Data per Sabtu (8/2/2020) pukul 18.00 tercatat ada 891 KK (2.867 jiwa) yang terdampak akibat banjir. Jumlah jiwa terdampak paling tinggi berada di Jakarta Timur dengan 752 KK (2.476 jiwa), sedangkan Jakarta Selatan 139 KK (391 jiwa).
Warga mengungsi di Jakarta Timur mengungsi di 24 titik sedangkan Jakarta Selatan di dua titik. Sementara tidak ada warga yang mengungsi di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Barat