Berita Video
VIDEO: Fraksi PDIP DKI Sayangkan Sikap Anies Ubah RTH di Pluit Menjadi Kawasan Kuliner
Kedatangan mereka ke sana untuk mengecek kabar adanya pembangunan kawasan kuliner di Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lokasi tersebut.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Ahmad Sabran
Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke proyek pembangunan kawasan kuliner di Jalan Pluit Kali Karang Indah Timur, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (3/2/2020) siang.
Kedatangan mereka ke sana untuk mengecek kabar adanya pembangunan kawasan kuliner di Ruang Terbuka Hijau (RTH) di lokasi tersebut.
Dalam kesempatan itu hadir Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Gembong Warsono, dua Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DKI Pandapotan Sinaga dan Ima Mahdiah, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DKI Dwi Rio Sambodo serta anggota fraksi PDI Perjuangan lainnya.
Kepada wartawan Gembong menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang merubah RTH menjadi kawasan kuliner. Dia meminta agar RTH dipertahankan sebagai penyerap air dan polutan yang ada di lokasi.
Kata dia, pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, lahan yang awalnya lapak pedagang telah diubah menjadi RTH. Namun kini saat era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beralih fungsi menjadi kawasan kuliner.
“Zaman eranya pak Ahok, itu direlokasi karena ini akan dikembalikan pada fungsi sebagai jalur hijau RTH, karena beliau sudah berkomitmen untuk kembalikan RTH bagi masyarakat Jakarta maka kami dorong untuk masyarakat Jakarta,” kata Gembong di lokasi pada Senin (3/2/2020).
Karena itu Gembong menagih janji Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan untuk mengembalikan fungsi lahan itu sebagai RTH. Dia khawatir bila dijadikan sebagai kawasan kuliner, RTH di Jakarta khususnya wilayah Kecamatan Penjaringan dapat berkurang.
Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Pandapotan Sinaga menambahkan, sebetulnya proyek tersebut sudah pernah diberhentikan atas permintaan Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi pada 2019 lalu. Namun faktanya proyek tersebut kembali berjalan pada 2020 ini.
“Ternyata memang benar proyek dimulai lagi,” kata Pandapotan. (faf)