Pendidikan

Mengembangkan Social Emotional Learning di SD Ubah Paradigma Lama yang Membatasi Interaksi Sosial

Pembatasan interaksi sosial yang terjadi di sekolah yang menganut paradigma lama membuat interaksi sosial siswa lemah.

Istimewa
Social Emotional Learning merupakan sebuah pendekatan untuk meningkatkan keberhasilan siswa-siswa di sekolah dan kehidupannya. 

Pembatasan interaksi sosial yang terjadi di sekolah yang menganut paradigma lama membuat interaksi sosial siswa lemah.

"Siswa menjadi kurang mempunyai kompetensi secara sosial emosional, yang berakibat pada kinerja akademik mereka," kata ujar Muhammad Nur Rizal melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Padahal, kata penggagas Gerakan Sekolah Menyenangkan, yang juga menjadi dosen Universitas Gadjah Mada itu, penguasaan kompetensi sosial emosional sangat dibutuhkan.

"Penguasaan kemampuan sosial emosional itu erat hubungannya dengan kesejahteraan dan kinerja sekolah yang lebih baik."

"Sedangkan kegagalan untuk mencapai kompetensi di bidang ini dapat menyebabkan berbagai kesulitan pribadi, sosial, dan akademik di sekolah," katanya.

Menurut Muhammad Nur Rizal, sekolah itu seharusnya membangun kemandirian berpikir dan kemerdekaan moral.

"Pendidikan kita cenderung mematikan kreativitas anak."

"Seharusnya, sekolah justru membangun nalar dan mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitarnya,” katanya.

Menurut Muhammad Nur Rizal, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mewujudkan pendidikan ideal ini adalah dengan membangun ekosistem yang menghargai keberagaman dan empatik dalam keseharian.

"Dari sekolah yang fokus mengejar nilai, baiknya dialihkan menjadi pendidikan yang berorientasi pada pembiasaan berpikir reflektif untuk menguji pikiran kritis."

"Penyediaan ruang semacam ini akan memungkinkan anak untuk tidak hanya cerdas secara pikiran, namun cerdas dalam emosi dan sosial. Inilah yang dibutuhkan oleh pendidikan kita,” katanya.

Social Emotional Learning merupakan sebuah pendekatan untuk meningkatkan keberhasilan siswa-siswa di sekolah dan kehidupannya.

Gerakan Sekolah Menyenangkan menerapkan metode ini dalam tahap kegiatan pembelajarannya untuk mendorong pemahaman siswa akan kemampuan dirinya dan mengenali emosinya.

Keterampilan sosial emosional ini tidak dapat begitu saja terwujud tanpa proses panjang dan untuk mewujudkannya, maka seluruh elemen sekolah termasuk guru, murid, dan wali murid, mesti ikut berkontribusi membentuk sosial emosional di lingkungan sekolah. 

“Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa perlu melihat diri sendiri secara utuh dan jujur untuk meningkatkan diri menjadi pribadi pembelajar yang lebih baik."

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved