Imlek

Jelang Perayaan Imlek 2571, Kelenteng Hok Lay Kiong di Bekasi Timur Belum Maksimal untuk Persiapan

PERSIAPAN Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan kenari, Bekasi Timur, Kota Bekasi belum maksimal menjelang perayaan Tahun Baru Imlek

Penulis: Luthfi Khairul Fikri | Editor: Dian Anditya Mutiara
Wartakotalive/Luthfi Khairul Fikri
Kelenteng Hok Lay Kiong di Jalan kenari, Bekasi Timur, Kota Bekasi 

Tanlia saat itu langsung memborong 4 kaos merah bergambar tikus. Kaos itu akan dibagikannya kepada keponakannya.

 Video : Pernak Pernik Imlek Shio Tikus Logam

"Disini lebih murah ketimbang di Tangerang, jadi gak apa deh jauh sedikit belanjanya," kata Tanlia.

Selain Tanlia, Berta (35) juga tengah sibuk berburu kaos merah bergambar tikus. Kaos itu akan dibagikannya ke karyawan tokonya saat imlek 25 Januari mendatang.

"Biar meriah saja, jadi karyawan nanti kompakan pakai baju merah," kata Berta.

Pedagang kaos imlek Sumo (50) mengakui ada kenaikan omset jelang satu minggu menuju imlek. Kenaikan omset capai 85 persen.

"Sudah penuh ini lapak saya dari kemarin, sampai orang susah lewat," kata Sumo kepada Wartakotalive.com.

Pedagang meramaikan kawasan Glodok mulai dari Jalan Kemenangan III, Petak Sembilan dan Jalan Pancoran Raya dengan pernak-pernik Imlek menjelang perayaan tahun baru Cina (Imlek) 2571 yang bertepatan jatuh pada Sabtu (25/1).
Pedagang meramaikan kawasan Glodok mulai dari Jalan Kemenangan III, Petak Sembilan dan Jalan Pancoran Raya dengan pernak-pernik Imlek menjelang perayaan tahun baru Cina (Imlek) 2571 yang bertepatan jatuh pada Sabtu (25/1). (Wartakota/Henry lopulalan)

Sumo biasanya hanya berjualan nanas madu. Namun karena menjelang imlek ia melihat ada peluang dalam menjual kaos bergambar tikus.

"Ini harga termurah Rp 40.000 termahal Rp 60.000," kata Sumo.

Pantauan Wartakotalive.com seminggu menjelang imlek Pasar Petak 9 mulai menggeliat. Bukan hanya tukang kaos imlek, tukang pernak-pernik imlek dan kue diburu oleh warga.

Namun rezeki nomplok saat imlek tidak dialami pedagang amplop.

Ercik (40) mengaku kehilangan hampir 100 persen pelanggannya di Imlek tahun ini.

"Waduh turun drastis kalau sekarang, dulu pendapatan bisa sampai Rp40 juta jelang imlek, sekarang Rp10 juta saja sulit," kata Erick.

Erick tidak mengetahui persis mengapa pembeli amplop angpau semakin berkurang.

Kondisi ini kata Erick juga berlaku saat ia menjajakan dagangannya secara online.

"Mungkin karena krisis ekonomi, jadi orang kasih angpau semakin menurun," kata Erick.

Bukan hanya itu pasokan amplop angpau juga menurun drastis.

Ia mengaku kerap kesulitan mendapatkan stok amplop angpau di tahun ini.

"Banyak pabrik amplop angpau yang tutup, jadi sudah omset menurun, cari barang juga susah," kata Erick.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved