Pesawat Jatuh
Demontrans di Iran Tuding Pejabat Setempat 'Pembohong', Begini Pengakuan Iran Tembak Pesawat Ukraina
AKSI unjuk rasa mulai merebak di Ibu Kota Iran, Teheran, menyusul pengakuan pemerintah setempat yang telah sengaja menembak jatuh pesawat Ukraina.
Operator misil beraksi tanpa perintah dan menduga pesawat tersebut merupakan 'rudal' yang ditembakkan ke Iran sesuai rujukan beberapa laporan.
AKSI unjuk rasa mulai merebak di Ibu Kota Iran, Teheran, menyusul pengakuan pemerintah setempat yang telah sengaja menembak jatuh sebuah pesawat penumpang dari maskapai Ukraina.
Ratusan pengunjuk rasa itu turun ke jalanan Teheran untuk mengungkapkan kemarahan mereka terhadap pejabat setempat dan menuduh mereka sebagai 'pembohong' karena telah membantah tudingan bahwa pihaknya telah sengaja menembak jatuh sebuah pesawat Ukraina yang mengangkut 176 penumpang.
Unjuk rasa terpusat di setidaknya dua universitas dan petugas keamanan dilaporkan telah menembakkan gas air mata, seperti dilaporkan BBC Indonesia Minggu (12/1/2020).
• Akhirnya Iran Akui Tembak Jatuh Pesawat Ukraina Berpenumpang 176 Orang, Dianggap Pesawat Musuh
• RADAR Iran Mengira Pesawat Ukraina Rudal Jelajah, Minta Maaf tapi Tetap Salahkan Amerika
• Presiden Iran Bongkar Penyebab Pesawat Ukraina Ditembak Jatuh Akibatkan 176 Penumpangnya Tewas

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunggah dukungan bagi pengunjuk rasa yang 'menginspirasi' melalui akun Twitter pribadinya.
Pada Sabtu (11/1/2020), Iran mengakui 'tak sengaja' menembak jatuh sebuah pesawat, tiga hari setelah kecelakaan yang menewaskan 176 orang.
Pesawat dengan kode penerbangan PS752 yang akan menuju Kyiv, ditembak jatuh pada Rabu dekat Bandara Imam Khomeini Airport di Teheran tak lama setelah lepas landas, dan hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan misil ke dua markas udara tentara AS di Irak.
Serangan tersebut merupakan tanggapan Iran terhadap pembunuhan komandan Pasukan Quds Jenderal Qasem Soleimani dalam serangan udara yang dilancarkan AS di Baghdad pada 3 Januari.
Puluhan warga negara Iran dan Kanada, dan juga Ukraina, Inggris, Afghanistan, dan Jerman tewas dalam kecelakaan pesawat tersebut.

Bentuk ekspresi kemarahan
Awalnya, para pelajar berkumpul di luar dua universitas, Sharif dan Amir Kabir, untuk menghormati para korban, seperti dilaporkan media setempat.
Demonstrasi beranjak menjadi bentuk ekspresi kemarahan mereka menjelang malam.
Kantor berita semi-resmi Fars, tak seperti biasanya, melaporkan unjuk rasa tersebut dan menyebutkan 1.000 orang menyerukan yel-yel yang mengkritik para pejabat tinggi dan merobek gambar Soleimani.
Para pelajar menuntut mereka yang bertanggung jawab atas penembakan pesawat dan mereka yang menutupi aksi tersebut untuk diseret ke ranah hukum.
Yel-yel termasuk 'komandan tertinggi mundur' yang merujuk pada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan 'kematian untuk pembohong'.
Fars menyebutkan polisi telah 'membubarkan' pengunjuk rasa, yang menutup jalan.