Konflik Laut Natuna; Tidak Ada Utang-Neraca Transaksi Surplus, Jokowi : Dengan Siapapun Kita Berani

Konflik Laut Natuna tidak kunjung selesai. Jika tidak ada utang kepada China dan neraca transaksi surplus, Jokowi : dengan siapapun kita berani

Editor: Dwi Rizki
SETPRES/AGUS SUPARTO
Presiden Joko Widodo meninjau kesiapan kapal perang KRI Usman Harun di Puslabuh TNI AL d Selat Lampa, Natuna, Rabu (8/1/2020). Jokowi juga mengadakan silaturahmi dengan para nelayan di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Selat Lampa Natuna. 

Tidak adanya tindakan tegas dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) atas pencurian ikan yang dilakukan oleh kapal nelayan asal China di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Natuna diungkap Presiden RI, Joko WIdodo.

Menurutnya, apabila Indonesia tidak memiliki utang dan neraca ekonomi surplus, Indonesia akan berani menghadapi siapa pun.

Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi-sapaan Joko Widodo; lewat akun instagramnya @jokowi; pada Kamis (9/1/2020).

Dalam postingannya, Jokowi menegaskan peran duta besar Indonesia saat ini.

Ditegaskan Jokowi, para duta besar Indonesia yang bertugas di seluruh negara tidak hanya membawa misi perdamaian.

Tugas para duta besar tersebuit katanya juga sebafai duta investasi.

Oleh karena itu, Jokowi menginstruksikan kepada sebanyak 131 duta besar Indonesia yang bertugas agar dapat membidik peluang investasi.

Para duta besar yang disebutnya juga sebagai duta investasi itu diharapkannya dapat melakukan diplomasi ekonomi.

Sehingga peluang investasi ataupun kerjasama dapat terbuka dari seluruh negara yang diwakilkan mereka.

"Sebanyak 131 Kepala Perwakilan Republik Indonesia mengikuti rapat kerja di Jakarta, yang acaranya saya buka pagi ini. Mereka adalah para duta besar yang bertugas di berbagai negara, yang oleh konstitusi diamanatkan sebagai duta perdamaian," jelas Jokowi.

"Meski begitu, saya ingin mereka juga menjadi duta investasi dengan mengupayakan diplomasi ekonomi," tegasnya.

Ajak Debat Soal Utang Negara, Rizal Ramli: Ternyata Sri Mulyani Enggak Punya Nyali

Jokowi Bilang Tidak Apa Utang Negara Meningkat untuk Membangun Infrastruktur

Sebagai duta investasi, lanjutnya, para duta besar harus mampu mengidentifikasi jenis investasi di bidang yang diperlukan dan diprioritaskan oleh Indonesia.

Investasi tersebut disebutkannya seperti produk petrokimia dan energi dalam bidang substitusi impor.

Lewat kerjasama yang terjalin, Jokowi berharap adanya perubahan positif pada neraca transaksi berjalan yang berdampak pada surplus neraca perdagangan.

Sebab, perbaikan neraca perdagangan secara langsung merubah posisi keuangan negara yang sebagian kini masih ditopang utang luar negeri.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved