Kabar Duka

Cerita Mien Sugandhi Ungkap Pesan Terakhir Tien Soeharto Sebelum Wafat,Panglima ABRI pun Tak Tahu

Cerita Mien Sugandhi Ungkap Pesan Terakhir Tien Soeharto Sebelum Wafat,Panglima ABRI pun Tak Tahu

Antara via Kompas.com/ Tribun Timur
Mien Sugandhi Pernah Ungkap Pesan Terakhir Tien Soeharto Sebelum Wafat, Awalnya Tak Digubris Orang 

Mantan Menteri Urusan Peranan Wanita yang juga politisi Partai Golkar, Mien Sugandhi, meninggal dunia pada Minggu (5/1/2020) malam.

Mien Sugandhi mengembuskan napas terakhir pada pukul 21.50 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Saat Soeharto masih memerintah, Mien Sugandhi dikenal memiliki hubungan yang erat dengan istri Soeharto, Siti Hartinah atau Tien.

Demi Balas Dendam ke AS, Pemeritah Iran Janjikan Hadiah Rp 1,1 Trilun untuk Kepala Donald Trump

Pemimpin Terkuat Kedua Iran Qasem Soleimani Tewas, Parlemen Irak Serukan Agar Pasukan AS Diusir

Bahkan, Mien Sugandhi juga pernah menyampaikan pesan Tien Soeharto sebelum wafat.

Pada suatu hari, di sebuah upacara Golkar tahun 1996, Mien Sugandhi kala itu sedang menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Peranan Wanita duduk bersama dengan Tien Soeharto.

"Tolong katakan kepada ... (ia menyebut salah seorang petinggi Golkar), agar Pak Harto jangan menjadi presiden lagi. Sudah cukup, sudah cukup. Beliau sudah tua,” ujar Ibu Tien Soeharto.

"Lo, kalau begitu siapa yang mumpuni untuk menggantikan beliau?" Mien Sugandhi terkejut dan bertanya.

"Biarlah itu diserahkan dan ditentukan oleh Pemilu saja. Aku sudah tidak mau lagi. Aku mau pergi, aku lungo (pergi). Pokoke aku lungo," kata Tien.

KORBAN Meninggal Akibat Banjir di Jabodetabek Bertambah Jadi 66 Orang, 2 Korban Hilang

Lantas Mien Sugandhi menyampaikan pesan dari Ibu Tien Soeharto kepada orang yang dituju, tetapi orang itu tidak mengindahkan perintah dari Mien Sugandhi dan Tien Soeharto.

Benar apa yang diungkapkan oleh Tien Soeharto.

Tepat pada Bulan April 1996, Tien benar-benar pergi untuk selama-lamanya.

Namun, pada Maret 1998 Pak Harto tetap dipilih menjadi presiden.

Perubahan memaksa Soeharto berhenti.

"Seandainya orang-orang yang dulu diberi pesan oleh Ibu Tien mendengarnya," batin Ny. Mien Sugandhi.

ANAK Pertama Ahok Puput Lahir di RS Menteng, Nama Abimanyu Purnama Diinfokan mantan Pejabat Jokowi

Menurut Mien Sugandhi tak pernah Tien seserius ini.

Adapun Brigjen Eddie M Nalapraya, mantan wagub DKI, menceritakan pengalamannya saat menemani Pak Soeharto memancing di Pelabuhan Ratu.

Ketika mobil hendak berangkat, sang nyonya mengetuk kaca persis di posisi Eddie duduk.

"Siap! Saya Bu," kata Eddie setelah kaca diturunkan.

"Jangan memancing ikan yang rambutnya panjang ya!" pesan Tien.

Berikut Doa Rasulullah Agar Hujan Reda, Lengkap Versi Panjang-Pendek, Hingga Hadits dan Fiqih Hadits

Memang kala itu, hubungan Eddie dan keluarga Soeharto boleh dikata sangat dekat.

Terlihat dari anak-anak Soeharto yang mudah merajuk kepadanya untuk memintakan izin bepergian kepada ayahnya.

Ketika Eddie melaporkan kenaikan pangkatnya, Tien Soeharto langsung mengambil sapu tangan dan mengelap bintang di pundak Eddie.

"Sungguh, saya terharu. Tidak ada pengawal lain yang diperlakukan seperti itu."

TOTAL 11 Orang Terluka Akibat Gedung Runtuh di Slipi, 3 Driver Ojol Ikut Jadi Korban

Lain kisah bersumber dari Des Alwi, tokoh pergerakan asal Bandaneira, Maluku.

Des mengenal Soeharto ketika ditugasi oleh ayah angkatnya, Sutan Syahrir, untuk melakukan konsolidasi dengan sesama pemuda perjuangan setelah Indonesia merdeka.

Tahun 1949, saat di Yogyakarta, ia sering berdiskusi dengan para pemuda yang bermarkas di Pathuk. Di situlah ia mengenal Soeharto.

"Soeharto cukup akrab dengan pemuda setempat, Faisal Abdaoe, yang kala itu berusia 15 tahun. Saya mendengar suatu saat Soeharto mengajak Faisal naik mobil dan memarkirnya untuk mengamati gerak-gerik tentara Jepang di markas mereka di Malioboro."

Mahfud MD Tegaskan Indonesia Takkan Perang Melawan Cina, tapi Juga Ogah Negosiasi Soal Natuna

"Tiba-tiba mendekat tentara Jepang yang mencurigai mereka. Segera Soeharto melilitkan kain scarf yang dibawanya, lantas memeluknya seperti orang pacaran. "Ha, ona aremaska (Hah, ada perempuan ya)?!' teriak serdadu itu sambil berlalu dari tempat itu," cerita Des Alwi.

Soal bahasa, Maftuh Basyuni menceritakan bahwa Pak Harto memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus. "Jangan salah. Memang kalau di PBB berbahasa Indonesia demi kebanggaan bangsa."

Hal yang sama dikatakan oleh Amoroso Katamsi saat mengikuti aktivitas Pesiden Soeharto untuk melakukan pengamatan sebelum memerankan tokoh itu dalam Pengkhianatan G30S/PKI (Arifin C. Noer, 1984).

"Saat menjelaskan soal peternakan sapi di Tapos kepada tamu-tamu dari Australia, ternyata Pak harto berbicara sangat lancar dalam bahasa Inggris," kata Laksamana Pertama TNI ini.

Warga Antusias Perbaiki Dokumen Terendam Banjir di Gedung ANRI, Begini Cara Mengajukan

Ternyata, Pak harto memiliki kebiasaan mencatat. Tampak dari tiap kunjungannya ke daerah ia melengkapi diri dengan buku catatan.

Seperti yang pernah diceritakan oleh Try Sutrisno saat melakukan kunjungan incognito selama dua pekan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Tak banyak yang tahu. Bahkan Panglima ABRI pun tidak. Hanya Komandan Paspampres, Komandan Pengawal, dr. Mardjono, dan seorang mekanik."

Rombongan tidak menginap di rumah kepala desa atau rumah penduduk. Namun tidur seadanya dan tidak ingin diketahui orang.

"Sangat prihatin tapi saya melihat Pak harto sangat menikmati perjalanan keluar masuk desa itu," cerita Try. Seluruh hasil kunjungan dicatat di buku yang selalu dibawa Pak Harto. (Sumber: Pak Harto The Untold Stories terbitan Gramedia Pustaka)

 Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Mien Sugandhi Pernah Ungkap Pesan Terakhir Tien Soeharto Sebelum Wafat, Awalnya Tak Digubris Orang, 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved