Banjir Jakarta
Isak Tangis Pecah Saat Pemakaman Remaja yang Tewas Terbawa Arus Kali Sentiong
Tewasnya seorang remaja bernama Muhammad Fauzan (16) akibat terbawa arus Kali Sentiong, Jakarta Pusat, membuat duka mendalam bagi pihak keluarga.
Penulis: Joko Supriyanto |
Tewasnya seorang remaja bernama Muhammad Fauzan (16) akibat terbawa arus Kali Sentiong, Jakarta Pusat, membuat duka mendalam bagi pihak keluarga.
Bahkan, tangis harus menyelimuti saat jenazah akan dimakamkan.
Fauzan tewas setelah berenang bersama rekannya di Kali Sentiong pada Kamis (2/1) pukul 10.00 WIB. Jenazah baru ditemukan 2 kilometer dari lokasi kejadian pada Sabtu (4/1) pagi tadi.
Kepergian almarhum pun membuat para keluarga dan kramat korban terus berdatangan ke rumah duka yang terletak di Jalan Kramat Kwitang Ujung RT. 013/006, Kramat, Jakarta Pusat.
• TNI Siaga Tempur di Natuna, Mahfud Sebut China Tak Punya Hak, Prabowo Malah Singgung Investasi China
• VIRAL Video Korban Banjir Nyanyi di Genteng Rumah, BNPB: Tingkatkan Kesiapsiagaan Masuki Musim Hujan
• Cuaca Sabtu 4 Januari 2020 Hujan Guyur Jakarta, BMKG: Waspada Hujan Petir di Jaksel dan Jaktim
• Ketua Fraksi PDIP: Terbelenggu Janji Kampanye, Anies Baswedan Dua Tahun Enggak Ngapa-ngapain
Bahkan selama di rumah duka, keluarga tak hentinya menangis dihadapan jenazah, begitu pun juga rekannya yang ikut serta berenang dalam peristiwa itu.
Tangis semakin pecah ketika jenazah dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan, ibu dari Fauzan pun sempat menangis saat anaknya akan dimasukan kedalam liang lahan.
Aan (20) salah satu rekan Fauzan yang paling terpukul atas meninggalnya almarhum, ia pun berulang kali meneteskan air mata saat melihat temannya untuk yang terakhir kalinya, ia pun seakan tak percaya jika peristiwa itu merengut nyawa Fauzan.
"Kejadian sih pas lagi banjir kemarin. Kita lagi berenang, nah kebetulan mau minggir, dia bilang kakinya kram, pasa saya tolongin, dia masuk ke air," kata Aan saat ditemui setelah pemakaman berlangsung, Sabtu (4/1/2020).
• KISAH Kakek Sulaeman Rumahnya Kebanjiran Enam Meter, Terjebak di Atap Berjam-jam Belum Dievakuasi
Sempat berusaha menolong korban, Aan juga nyaris terbawa arus, hanya saja ia ditolong oleh rekannya saat berusaha menarik almarhum dari derasnya air kala itu.
Hanya saja genggaman Aan lepas dan korban hilang terbawa arus.
"Kita sempat nolongin lagi cuma karena air kenceng, langsung terbawa arus," ujarnya.
Aan, sesungguhnya tak percaya, jika Fauzan akan terseret arus, saat itu memang kondisi arus sangat deres, kendati demikian, itu bukan kali pertama ia berenang di lokasi tersebut, bahkan sudah beberulang kali dilakukan di hari itu.
Saat mencoba menceritakan peristiwa itu, Aan seolah merasa bersalah karena tak dapat menolong rekannya, ia pun juga merasa trauma setelah berenang di kali itu dan merengut nyawan rekan mainnya.
• TERDAMPAK Banjir 30 Outlet Kuliner Geprek Bensu Tutup, Ruben Onsu Pikirkan Karyawannya
"Saya juga nyesel, makannya ngak mau lagi berenang di situ," kata Aan.
Terpisah, Dini salah satu anggota keluarga korban mengaku sudah mengikhlaskan kepergian almarhum.
Ia pun juga bersyukur almarhum dapat ditemukan dan segera dimakamkan.
"Kami keluarga sudah ikhlas. Yang penting sudah ketemu dan dimakamkan hari ini. Itu saja," ucapnya. (JOS)