Gunung Anak Krakatau
SEMBURKAN Kolom Abu Setinggi 1.000 Meter, Gunung Anak Krakatau Erupsi
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, mengalami erupsi dan menyemburkan kolom abu setinggi 1.000 meter, Selasa (31/12/2019).
Nelayan dan wisatawan dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer.
Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api baru yang muncul ke permukaan laut pada tahun 1927.
Gunung ini muncul di lokasi kaldera induknya yang meletus dahsyat pada 1883 silam.
Letusan ini tercatat menjadi salah satu letusan gunung api terdahsyat di dunia.
Pada tahun 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mulai terpantau aktif pada bulan Juni.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau terus mengalami pasang surut.
Pada Oktober 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau sempat cukup tinggi.
Pada Desember 2018, aktivitas Gunung Anak Krakatau menunjukkan peningkatan, hampir setiap hari mengeluarkan lava pijar.
Sabtu, 22 Desember 2018 sekitar pukul 20.30 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi besar.
Sebagian badan gunung longsor ke laut Selat Sunda.
Longsoran ini memicu terjadinya tsunami yang menghantam kawasan pesisir Kabupaten Lampung Selatan dan Banten.
Gelombang tsunami yang diperkirakan mencapai 6-8 meter ini merenggut 437 korban jiwa.
Korban jiwa berasal dari lima kabupaten. Rinciannya, Kabupaten Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus di Lampung.
Perubahan Fisik Gunung
Pasca mengalami erupsi besar pada akhir 2018 lalu, Gunung Anak Krakatau mengalami perubahan fisik.