Lalu Lintas
Sejumlah 268000 Kendaraan Meniinggalkan Jakarta Via GT Cikampek Utama Selama Arus Mudik Natal 2019
Jasa Marga mencatat ada 268.514 kendaraan meninggalkan Jakarta melalui Gerbang Tol Cikampek Utama.
Penulis: Muhammad Azzam |
Sebagaimana dilihat dari bawah ruas jalan yang bergelombang seperti ombak tersebut memang akan membuat kendaraan melaju dengan bergelombang.
• Nyawa Sosok Bayi yang Dilahirkan Tidak Tertolong karena Ibu Mendorong Terlalu Kuat Saat Melahirkan
Sebagaimana diungkap sebelum ini, Kompas.com mengungkap bahwa foto kondisi Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek atau Tol Jakarta-Cikampek II Elevated makin ramai diperbincangkan publik dan menjadi viral dalam beberapa hari terakhir.
Foto drone hasil karya pewarta foto Kantor Berita Antara, Risky Andrianto tersebut menampilkan konstruksi jalan bebas hambatan yang bergelombang.
Terdapat perbedaan elevasi ekstrem di beberapa titik, sehingga menimbulkan dugaan akan faktor keselamatan dan keamanan ketika menggunakan jalan tol dengan struktur layang terpanjang di Indonesia.
Kepada Kompas.com, Senin (16/12/2019), Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Endra S Atmawidjaja menjelaskan, pembangunan tol sepanjang 36,4 kilometer ini termasuk proyek tol yang paling kompleks.

Hal ini karena proyek tersebut terletak di jalur paling vital nadi ekonomi Indonesia yang melayani kawasan permukiman dan industri yang padat.
Menurut catatan Endra, proyek tol yang konsesinya dimiliki PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) ini dikerjakan dalam waktu 34 bulan dengan windows time yang sempit.
"Selain itu, dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan infrastruktur lain, yaitu Kereta Ringan atau Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung," kata Endra.
Posisi struktur Tol Layang Jakarta-Cikampek ini didesain seoptimum mungkin, tetapi tetap memenuhi standar geometrik.
Hal ini bertujuan agar dimensi fondasi dan pier atau tiang tidak terlalu besar, mengingat ruang yang tersedia di median jalan tol eksisting di bawahnya terbatas.
Ketinggian rata-rata jalan tol layang ini mencapai 7 sampai 8 meter dari elevasi Jalan Tol Jakarta-Cikampek eksisting, tetapi terdapat penyesuaian ketinggian di beberapa titik pada perlintasan dengan jalan lokal dan jalan tol eksisting.
"Demikian halnya dengan alinyemen vertikal jalan tol ini telah didesain memenuhi persyaratan geometrik dan keselamatan jalan dengan desain kecepatan rencana 60-80 kilometer per jam," urai Endra.
Sementara itu, peneliti Laboratorium Transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengatakan, untuk alinyemen vertikal memang tidak dibuat lurus, agak bergelombang bila dilihat dari kejauhan.
Hal ini dirancang untuk menghemat biaya konstruksi, tetapi masih mematuhi norma atau aturan pedoman membangun jalan yang berkeselamatan.
Di area jembatan penyeberangan orang (JPO) atau overpass, maka elevated naik lebih tinggi.