Ujian Nasional

Pengamat Pendidikan Ini Sebut Ide Nadiem Hapus UN Ide Sesaat, Sudah Ada Kajian Mendalam Belum?

Ide penghapusan Ujian Nasional atau UN oleh Nadiem Makarim dianggap ide sesaat karena tak melalui kajian mendalam. Kok bsa/

Editor: Wito Karyono
Twitter@Kemdikbud_RI
Mendikbud Nadiem Makarim memimpin rapat pimpinan tingkat kementerian untuk pertama kalinya pada Kamis (24/10/2019). 

Pengamat pendidikan Prof Edy Suandi Hamid menyayangkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang akan menghapus Ujian Nasional (UN) di tahun 2021.

Rektor Universitas Widya Mataram Yogyakarta ini menilai, pendidikan di Indonesia akan berjalan mundur dengan keputusan Nadiem menghapus UN.

"Pendidikan kita akan berjalan mundur, kalau setiap menteri bisa buat kebijakan substantif yang merombak semua yang terdahulu," tegas mantan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) ini kepada Tribunnews.com, Rabu (11/12/2019).

Nadiem Makarim Hapus Ujian Nasional karena Bikin Stres Murid, Guru, dan Orang Tua

MENDIKBUD Nadiem Akan Buat Perubahan Fundamental untuk Realisasikan Instruksi Presiden Jokowi

"Menghapus UN? Variasi atau kesenjangan sekolah-sekolah kita sangat tinggi dan kita perlu punya standar yang diupayakan sama," ujar Edy.

Mantan Rektor UII, Proffesor Edy Suandi Hamid
Mantan Rektor UII, Proffesor Edy Suandi Hamid (istimewa)

Dia menjelaskan, UN dirancang agar variasi yang ada antarsekolah mendekati sama.

Karena itu, tegas dia, jika UN hilang maka potensi variasi atau kesenjangan antarsekolah akan berlanjut.

"UN itu sebagai standarnya. Tapi, jika UN hilang maka potensi variasi beda besar antarsekolah akan lanjut. Ini tentu tidak diinginkan," jelasnya.

Kasus Jasad Bocah SD Tanpa Kepala Berawal Minta Rokok, Lalu Pelaku Sodomi dan Penggal Kepala Korban

Untuk itu pula ia mempertanyakan, apakah keputusan penghapusan UN ini sudah melalui kajian yang mendalam dan menyeluruh?

"Apakah sudah ada kajian? Jangan kebijakan sebesar ini hanya ide seorang dan diputus tanpa kajian mendalam," tegasnya.

Ia juga meminta pemerintah juga melakukan kajian mendalam atas pengganti UN.

Kajian itu imbuh dia, harus dipublikasi ke publik. Dengan demikian semua pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan, termasuk guru dan orang tua bisa memahami benar tujuan penggantian UN ke standar pendidikan yang baru.

"Sebelum diganti kaji dulu dan penggantinya juga harus dikaji mendalam. Jangan ide sesaat. Bahaya kalau ide yang tanpa kajian mendalam jadi kebijakan nasional," tegasnya.

Serahterima Jabatan Komandan Puslatjabsus Dan Komandan Puslatpurmar 6 Antralina

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem akhirnya mengungkapkan program pengganti Ujian Nasional (UN).

Nadiem memastikan program UN akan tetap dilaksanakan pada 2020.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved