Aksi OPM
Jelang HUT OPM 1 Desember, TNI Sudah Tahu Lokasi Pemimpin KKB Papua Egianus Kagoya
Menjelang HUT Organisasi Papua Merdeka 1 Desember, aparat keamanan meningkatkan pengamanan di Papua.
Melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Kapolda Papua: Kepala Kampung Jangan Beri Dana ke KKB', Paulus Waterpauw mengimbau kepada kepala kampung untuk tidak memberikan bantuan dana kepada KKB Papua.
Menurut Paulus Waterapauw, selama ini diduga kelompok bersenjata ini meminta dana kepada kepala kampung.
• 6 Fakta Pimpinan KKB Papua Iris Murib Terkenal Sadis Sampai Bunuh 3 Polisi
Dana tersebut kemudian digunakan untuk membeli senjata api dan amunisi.
"Apapun alasannya, saya tekankan kepada kepala kampung tidak memberikan dana sedikitpun kepada kelompok-kelompok tersebut," kata Paulus, Jumat (22/11/2019) malam.
Paulus mengingatkan, apabila ada kepala kampung yang terbukti memberikan bantuan dana kepada KKB, maka akan ditindak tegas.
Mengingat, selama ini kelompok bersenjata tersebut kerap melakukan aksi teror penembakan maupun pembunuhan, baik terhadap aparat keamanan maupun warga sipil di pedalaman Papua.
"Kami akan tindak tegas kepala kampung yang terbukti berikan dana kepada KKB Papua," ujar Paulus.
Diberitakan sebelumnya, TNI juga sempat membongkar dugaan sumber senjata yang dipakai oleh KKB Papua
• TERUNGKAP Dugaan Sumber Dana KKB Papua untuk Beli Senjata dan Amunisi, Pelakunya Akan Ditindak Tegas
Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Ini Beberapa Dugaan Sumber Senjata Kelompok Separatis Papua', Aidi menyebut sumber senjata dan amunisi yang dimiliki KKB Papua berasal dari berbagai pihak.
Menurut Aidi, beberapa bulan lalu berhasil ditangkap warga Polandia di Wamena yang sedang bertransaksi amunisi dengan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Barang bukti yang berhasil diamakan saat itu berupa ratusan amusi.
Namun, diduga sudah banyak yang lolos, sebelum ditangkap.
"Kemungkinan sudah lolos ribuan butir yang lain sebelum tertangkap," kata Aidi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (26/7/2019).
Selain itu, garis perbatasan negara yang sangat luas dan garis pantai Papua yang demikian panjang dan tidak mungkin bisa dijaga selama 24 jam, dinilai memungkinkan menjadi peluang pasokan amunisi dari luar.
Menurut Aidi, pasca kerusuhan Ambon dan Poso juga menjadi salah satu faktor tersebar senjata dan amunisi ke KKB Papua.