Start Up
Menyajikan Aneka Buah Segar ke Konsumen dengan Mudah Melalui Aplikasi
Sayangnya, konsumsi buah orang Indonesia per kapita masih jauh dibawah standar yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
WARTA KOTA, PALMERAH--- Semua orang sudah mahfum bahwa buah merupakan salah satu asupan sehat yang direkomendasikan oleh banyak pihak, termasuk oleh ahli medis.
Maklum, di dalam buah banyak terkandung vitamin, mineral hingga lemak yang baik yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Sayangnya, konsumsi buah orang Indonesia per kapita masih jauh dibawah standar yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yakni minimal sekitar 70 kilogram per tahunnya.
"Saya dengar data terbaru hanya 40 kilogram per kapita per tahun," kata Martin Widjaja, Chief Executive Officer Go Fruit, baru-baru ini.
• Membuat Sepatu Keren Berbahan Kulit Ceker Ayam
Ada beberapa penyebab konsumsi buah rendah.
Mulai dari sulit mendapat pasokan buah bagus, hingga rantai distribusi yang panjang dari petani buah ke konsumen.
Fakta inilah yang membuat Martin mendirikan aplikasi Go Fruit pada tahun ini.
Tujuannya adalah menyajikan aneka buah segar ke konsumen dengan mudah.
Lewat aplikasi ini, konsumen bisa memesan secara online dan mendapatkan buah pesanan dengan diantar langsung atau di tempat pengambilan (pick up point).
Atau bisa membeli di toko Go Fruit.
• Tren Minuman Kekinian, Berikut Ada Tawaran dari Cafe Anti Baper: Berapa Modalnya?
Saat ini Go Fruit punya dua toko yang baru dibuka April 2019, yakni di Pasar Modern BSD, Tangerang serta Pasar Puri Indah, Jakarta Barat.
Perusahaan rintisan atau start up ini juga sudah mempunyai dua contoh gerai penjualan yang ada di Taman Tekno, BSD dan yang kedua di daerah Karawang, Jawa Barat.
Kelak, dua gerai Go Fruit itu bakal menjadi cikal bakal ekspansi gerai buah ke depannya.
Meski tergolong baru, hingga kini Go Fruit sudah menggandeng 200 pelapak buah.
Tak cuma menjadi kepanjangan tangan Go Fruit dalam menjajakan ragam buah ke konsumen, pelapak buah ini juga diberi ragam pelatihan, terutama dari sisi manajemen.
• Mengapa Warren Buffett dan Miliareder Lainnya Enggan Diversifikasi Aset? Berikut Penjelasannya