Diduga Tak Mampu Bayar Utang, Karyawan Minimarket Gantung Diri di Kamar Kos

Pemuda yang masih berusia 21 tahun itu ditemukan teman kerjanya tewas tergantung tali tambang dan kabel listrik.

Penulis: Desy Selviany |
Istimewa
ILUSTRASI 

KARYAWAN minimarket di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, ditemukan tewas gantung diri menggunakan seutas tali tambang plastik di rumah kontrakannya.

Pria bernisial SK itu nekat mengakhiri hidupnya karena dililit utang.

Kanit Reskrim Polsek Cengkareng AKP Antonius mengatakan, korban ditemukan tewas gantung diri di kamar indekosnya pada Selasa (26/11/2019) sore.

Mendagri Sebut Jakarta Seperti Kampung Jika Dibandingkan Shanghai, Begini Respons Anies Baswedan

Pemuda yang masih berusia 21 tahun itu ditemukan teman kerjanya tewas tergantung tali tambang dan kabel listrik.

"Teman kerja korban mendatangi kos korban karena sudah tidak masuk kerja dua hari, dan HP-nya tidak bisa dihubungi," kata Antonius melalui keterangan tertulis, Rabu (27/11/2019).

Setiba di indekos korban, saksi mendapati pintu kamarnya tertutup. Saksi kemudian memanggil korban dari luar namun tidak ada jawaban.

Takut Dicuri, Pemasangan Traffic Cone di Jalur Sepeda Tomang Raya pada Malam Hari Lihat Kondisi

"Selanjutnya saksi membuka pintu yang tidak terkunci, dan didapati korban dalam kondisi meninggal dunia dengan posisi tergantung tali tambang plastik," tutur Antonius.

Polisi saat itu juga langsung mendatangi TKP dan mengecek jenazah korban, agar memastikan tidak ada tanda-tanda penganiayaan.

Saat ini polisi tengah mencari dan mengumpulkan saksi-saksi.

Mendagri Tito Karnavian: Politik Indonesia Stabil Sejak 01 dan 02 Gabung, Tinggal Urusan 212 Saja

Dugaan sementara korban nekat mengakhiri hidup karena dililit utang.

"Dugaan sementaranya karena yang bersangkutan punya utang dan tak mampu membayar."

"Namun untuk kepentingan lebih lanjut, jenazah korban kami bawa ke RS Polri untuk dilakukan visum," kata Kapolsek Cengkareng Kompol Khoiri, saat dikonfirmasi, Rabu (27/11/2019).

Dikutip dari hellosehat.com, berikut ini beberapa penyebab seseorang ingin bunuh diri:

1. Depresi

Depresi adalah salah satu penyakit mental, namun gejalanya agak sulit dikenali atau disadari.

Seringnya, seseorang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan dirinya, namun ia tidak tahu cara keluar dari masalah.

Begitu juga, ketika seseorang murung dan selalu menutup diri, kadang orang-orang mengira itu adalah kepribadiannya, “mungkin ia pemalas”, misalnya, atau muncul asumsi bahwa mungkin ia sedang sedih saja.

 DPRD Tak Suka Cara Wali Kota Cilegon Mau Minta Bantuan Pemerintah Pusat tapi Jelekkan Kota Bekasi

Depresi membuat seseorang berpikir tidak rasional, seperti ‘tidak ada lagi yang menyayangi dirinya’, ‘hidup selalu seperti ini’, atau bahkan ‘hidup ini tidak akan terpengaruh jika tidak ada aku’.

Pemikiran-pemikiran keliru seperti itu yang membuat orang depresi enggan melakukan sesuatu, bahkan tidak lagi ingin hidup.

Orang yang mengalami depresi akan menjadi tertutup, sehingga jika seseorang memiliki gejala ingin bunuh diri, orang sekitarnya pun akan kesulitan menyadarinya. Kita tidak tahu seberapa berat masalah yang sedang ia hadapi, apa yang ada dalam pikirannya.

 DPRD Minta Wali Kota Cilegon Minta Maaf karena Sindir Bekasi Macet, Rahmat Effendi Tak Tersinggung

2. Impulsif

Ini berarti melakukan sesuatu berdasarkan dorongan hati (impulse). Impulsif memang tidak sepenuhnya buruk, selalu ada sisi baiknya.

Orang-orang impulsif dapat melakukan kemajuan dengan cepat, dan spontanitasnya baik. Tetapi orang yang impulsif biasanya menjadi ceroboh dan cenderung nekat.

Yang terburuk adalah ketika pikiran negatif datang, ia bisa saja spontan melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, seperti mabuk-mabukan yang tidak bertanggung jawab, atau menyayat tangannya secara tiba-tiba. Begitu juga dengan keinginan bunuh diri yang tiba-tiba muncul karena dorongan hati.

 Din Syamsudin: Cintailah Capresmu Sedang-sedang Saja, karena Boleh Jadi Dia akan Engkau Benci

3. Masalah sosial

Ada beberapa orang yang berniat tidak ingin bunuh diri, tapi akhirnya ia meninggal secara tidak sengaja karena ulahnya sendiri.

Contohnya, ketika seorang remaja memiliki masalah dengan keluarga atau hubungan pertemanannya bahkan menjadi korban bullying, lalu untuk mendapatkan perhatian atau menyerang balik orang yang membuatnya sedih, ia akhirnya meminum alkohol yang dicampur obat tidur Valium dengan dosis yang banyak, sehingga mengakibatkan kematian.

Orang-orang yang tidak memiliki dorongan bunuh diri, sebenarnya hanya butuh pertolongan, tetapi ia tidak mampu menahannya. Ia berpikir dengan berbuat hal sembrono dapat menyadarkan orang-orang yang menyakitinya.

 Empat Fakta Pria Mengamuk di Musala Sambil Teriak Takbir, Mengaku Sebagai Titisan Syekh Siti Jenar

Selain itu, tidak mendapat pekerjaan juga menjadi faktor orang melakukan bunuh diri. Mendapat pekerjaan memang menjadi beban sosial saat ini, di mana semua orang hidup dalam dunia kompetisi, bersantai-santai di rumah malah bisa memicu stres.

Ini karena kita akan membandingkan kehidupan kita dengan orang lain, ditambah membeli kebutuhan hidup yang tak mudah.

Orang yang baru ke luar dari penjara juga berisiko, karena ketidakmampuan untuk kembali ke kehidupan sosial. Adaptasi yang tidak mudah membuat seseorang memiliki ketahanan mental yang rendah.

 Jadwal Lengkap Pertandingan Kualifikasi Piala AFC U-23 2020

4. Filosofi tentang kematian

Beberapa orang memiliki filosofi berbeda tentang kematian. Bahkan muncul istilah “orang yang bunuh diri, bukan ingin mengakhiri hidupnya, tetapi ingin mengakhiri rasa sakit yang dirasakan.”

Rasa sakit di sini bisa mengacu pada rasa sakit yang disebabkan oleh penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Orang-orang seperti ini tidak dalam keadaan depresi. Mereka melihat tidak adanya peluang untuk hidup, sehingga memilih takdirnya sendiri dengan mempercepat rasa sakit tersebut.

5. Sakit mental lainnya

Studi Psychological Autopsy menemukan bahwa dalam kasus bunuh diri ditemukan adanya satu atau lebih diagnosis sakit mental pada 90 persen orang yang bunuh diri.

Juga ditemukan satu dari dua puluh orang yang menderita skizofrenia mengakhiri hidupnya. Kasus bunuh diri juga ditemukan pada kelainan kepribadian seperti antisosial, borderline, dan narcissistic personality disorder.

Faktor lainnya yang harus diwaspadai adalah:

 Galeri Foto Indonesia Juara Piala AFF U-22 2019, Indra Sjafri: Tuhan Jawab Doa Kita Semua

- Pengalaman buruk

Trauma yang terjadi pada masa kecil dapat terkonsep pada alam bawah sadar kita, sehingga ada kesulitan untuk keluar dari ketakutan tersebut.

Trauma tersebut akan menghambat seseorang, bahkan jika seseorang tidak sanggup memaafkan diri sendiri atas hal buruk yang terjadi padanya. Dampak fatalnya, ia berisiko bunuh diri.

Faktor keturunan juga bisa menyebabkan seseorang melakukan bunuh diri. Jika ada keluarga Anda yang memiliki riwayat bunuh diri, Anda perlu melatih afirmasi positif ketika memiliki masalah berat atau dalam keadaan apa pun, tetaplah berpikir positif.

 LIVE STREAMING Arsenal Vs Bournemouth: Misi Pertahankan Posisi Empat Besar

Tanda seseorang yang ingin bunuh diri bisa diamati jika ada perubahan prilaku yang terjadi pada keluarga atau kerabat Anda. Bisa jadi ia tak mampu menghadapi permasalahannya dan sedang membutuhkan pertolongan.

Ada beberapa tanda seseorang ingin bunuh diri, seperti:

- Selalu berbicara dan berpikir tentang kematian

 Nenek Berumur 90 Tahun Ini Sempat Viral karena Suka Tidur di Pinggir Jalan, Ternyata Ini Alasannya

Melakukan tindakan yang mengantar pada kematian, seperti menyetir ugal-ugalan, melakukan olahraga ekstrem tanpa berhati-hati, atau mengonsumsi dosis obat berlebihan.

- Kehilangan minat pada hal yang ia sukai

- Berbicara atau memposting sesuatu dengan kata-kata yang kelam, seperti tidak ada harapan dan merasa tidak berharga.

 Tiba di Bandara Soekarno-Hatta Malam Nanti, Timnas Indonesia U-22 Bakal Diguyur Bonus Rp 2,1 Miliar

- Mengatakan sesuatu yang menyalahkan dirinya seperti ‘ini semua tidak akan terjadi jika aku tidak ada di sini’ atau ‘mereka akan lebih baik tanpa diriku’.

- Perubahan suasana hati yang drastis, dari sedih bisa tiba-tiba merasa bahagia.

- Berbicara tentang kematian dan bunuh diri.

- Mengucapkan selamat tinggal pada seseorang, padahal ia tak ada rencana pergi ke mana-mana.

- Depresi berat yang membuatnya memiliki gangguan tidur.

Bagaimana cara menanganinya?

Setiap masalah pasti ada solusinya, seberat apa pun itu, permasalahan juga pasti akan berakhir.

Yang perlu Anda lakukan jika Anda atau kerabat Anda mengalami tanda-tanda ingin bunuh diri, adalah mencari bantuan profesional, kunjungi terapis, dan berkumpul dengan orang-orang yang positif dan suportif.

Selalu ingat, bahwa hidup memang sementara, permasalahan Anda pun hanya sementara tanpa harus mengakhiri hidup Anda. Setiap individu di muka bumi ini berharga dan bisa memiliki peran yang baik, yang terpenting jangan pernah menyerah.

 Timnas U-22 Juara, Mahfud MD Sebut Seperti Embun Pagi di Tengah Panasnya PSSI yang Banyak Setan

Jika kerabat Anda yang mengalaminya, Anda harus menjadi pendengar yang baik, coba bujuk untuk pergi ke terapis, tetapi jangan beradu argumen tentang kematian atau bunuh diri. Orang yang sedang memiliki masalah berat, cenderung tidak berpikir rasional. Terus berikan semangat.

Obat yang dipakai sebagai pengobatan adalah antidepresan, namun Anda harus berkonsultasi dahulu ke dokter sebelum menggunakannya. Beberapa studi menunjukan bahwa neurobiologi bunuh diri disebabkan oleh neurotransmitter serotin, yang memainkan peran sentral pada setiap keinginan bunuh diri(*)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved